Maumere – Ketupat biasanya didentikan dengan Lebaran yang dilakoni sebagian besar masyarakat Indonesia. Beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) juga mengenal ketupat tersebut, meskipun sebenarnya tidak terkait langsung dengan Lebaran. Dalam beberapa tradisi (adat) masyarakat NTT, ketupat juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Ini bisa dimaklumi karena keragaman sub-suku, budaya dan agama yang sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Bentuk ketupat dalam sebagian tradisi di NTT pun tidak persegi seperti ketupat yang dikenal selama ini. Umumnya lonjong (panjang) dan tanpa menganyam daun kelapa (janur). Biasanya dalam bentuk 3-4 lipatan lalu diikat. Sebutannya umumnya adalah ketupat, namun beberapa daerah memiliki sebutan sendiri.

Di Alor lebih dikenal dengan nama kaleso yang sering dijumpai sebagai jajanan pasar. Meskipun pemeluk Islam cukup banyak di Alor, ketupat kaleso ini sudah sangat merakyat.
Di Adonara, Flores Timur, ketupat ini dikenal dengan sebutan keleso. Untuk beberapa desa atau kampung dengan pemeluk Islam yang cukup besar, tradisi membuat keleso ramai ketika jelang Lebaran. Tradisi ini juga dilakukan beberapa kampung di Kabupaten Lembata dengan makan ketupat bersama sebagai kegiatan tahunan tiap Ramadan.
Tonton : Cara Membuat dan Mengikat Kaleso ala Orang Alor
Seperti halnya ketupat, kaleso maupun keleso juga dibuat dengan janur kelapa namun berbentuk lonjong. Sebagai pendamping keleso, juga dihidangkan ayam dengan aneka bumbu/rempah yang khas, lalu ditambah parutan kelapa.
Sebutan keleso, kaleso atau juga kleso lebih sebenarnya identik dengan dialek yang beragam di NTT. Di Kabupaten Sikka, ketupat ini lebih dikenal sebagai lepa yang selalu hadir dalam setiap hajatan atau pesat dari masyarakat. Lepa sendiri mempunyai arti daun kelapa (janur).
“Kami sebutnya lepa yang mirip ketupat tetapi tidak khusus untuk Lebaran. Hampir setiap kegiatan adat dari masyarakat Sikka dan juga beberapa wilayah lain harus disertai dengan lepa,” ujar Alberta, warga Maumere, Sikka kepada KatongNTT.com belum lama ini.

Mirip seperti ketupat, lepa dibuat dari beras yang setelah dicuci bersih ditiriskan airnya hingga kering. Bumbunya menggunakan bawang putih, jahe yang sudah ditumis serta rempah lainnya lalu dimasak di tungku yang menggunakan kayu bakar. Bila bumbunya tidak ditumis, biasanya beras dan bumbu tersebut dicampur dengan santan dan diaduk hingga merata lalu direbus. [Anto]