Manokwari – Pemerintah daerah diharapkan mengalokasikan anggaran pendidikan afirmasi untuk memberdayakan sekolah di Tanah Papua. Biaya afirmasi pendidikan ke luar daerah cukup besar namun kualitas belajar dinilai sama dengan yang ada di Papua dan Papua Barat.
Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Katolik Villanova Manokwari, Papua Barat, Pastor Stevanus Alo OSA, menjelaskan pemanfaatan biaya afirmasi pendidikan harus lebih dioptimalkan. Apalagi, biaya yang sudah dikeluarkan dan sedang dialokasikan cukup besar.
“Salah satunya dengan memberdayakan tenaga kependidikan, sistem manajemen sekolah dan fasilitas. Daripada biayanya digunakan untuk afirmasi tetapi hasilnya kita tidak pernah tahu seperti apa,” ucap Stevanus di Manokwari, seperti ditulis Antara.
Seperti diketahui biaya afirmasi merupakan salah satu program beasiswa yang mengirimkan pelajar/mahasiswa sekolah/kuliah di luar Papua dan Papua Barat. Informasi yang diperoleh KatongNTT.com pada Sabtu (30/7/2022) menyebukan kuota Program Afirmasi Pendidikan Papua 2022 sebesar 850 orang. Kuota itu terdiri dari Dana Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK) sebesar 500 orang dan Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) sebesar 350 orang. Kuota dana afirmasi itu meningkat tajam dibanding tahun 2021 sebesar 450 orang.
Stevanus menilai, biaya afirmasi pendidikan ke luar daerah cukup besar namun kualitas belajar sama dengan di Papua. “Saya harapkan setiap pemerintah kabupaten bisa memperhatikan itu. Saya adalah salah satu orang yang kurang setuju dengan afirmasi,” ujarnya.
Dia menjelaskan, afirmasi boleh dilakukan jika menyangkut dengan perguruan tinggi sebab masih banyak jurusan yang tidak ada di universitas-universitas yang ada di Tanah Papua. Tetapi, menurutnya, afirmasi untuk SMP dan SMA tidak perlu dilakukan.
“Seharusnya di Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat) saja yang diberdayakan karena pendidikannya juga bagus. Apalagi kemarin anak-anak kita bisa buktikan juarai kompetisi internasional dan mengharumkan nama daerah. Itu harus jadi refleksi pemerintah,” jelasnya.
Dikatakan, semua anak sudah punya dasar yang bagus dan mampu berkembang lebih baik. Hanya saja para guru yang mengajar dan mendidik harus mampu mengembangkannya ke arah lebih baik. Misalnya anak-anak mau meneliti biologi, maka sekolah dibantu dengan pengadaan mikroskop atau alat lain termasuk laboratorium dan perpustakaan. Itu yang lebih diperlukan.
“Soal anak itu dia mau lebih baik itu urusan kami sebagai guru. Tapi kalau mereka membutuhkan fasilitas, itu (jadi urusan) pemerintah,” kata Stevanus.
Secara terpisah, sekolah di wilayah Distrik Mayamuk dan Aimas Kabupaten Sorong, Papua Barat, memberi apresiasi kepada perusahaan gas Petrogas (Basin) Ltd dan SKK Migas yang mendukung peningkatan kualitas dan mutu pendidikan daerah tersebut.
Kepala Sekolah SMP Negeri 20 Distrik Mayamuk, Siska Safisa belum lama ini mengatakan perusahaan gas Petrogas (Basin) Ltd yang beroperasi di daerah tersebut serta SKK Migas membantu peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA) berupa mikroskop, model tengkorak manusia, neraca badan, papan bedah, gelas ukur, gelas kimia, tabung elemeyer, dan kaca pembesar. Apresiasi juga diberikan oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 26 Distrik Aimas, David Maniburi terkait peralatan laboratorium tersebut. [K-02]