Kupang – Penanganan sampah di Kota Kupang menjadi persoalan yang seolah tak berujung. Penjabat Wali Kota Kupang, George Hadjoh berfokus menyelesaikan masalah tersebut
Masalah sampah di Kota Kupang perlu diurus dari hulu hingga ke hilir. Sampah berserakan di mana-mana, mulai dari pinggir-pinggir jalan, lahan-lahan kosong hingga ke pesisir pantai.
Usai dilantik Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat pada Senin (23/8/2022) George mendatangi beberapa lokasi seperti pasar tradisional untuk melihat pengelolaan sampah di sana. George meminta kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Kupang untuk menempatkan petugas kebersihan di setiap pasar tradisional.
George bahkan menargetkan masalah sampah di Kota Kupang teratasi dalam 2 bulan pertama kepemimpinannya. Menurutnya, gerakan tersebut harus dimulai dari lingkungan Pemerintah.
“Tunjukkan kepada masyarakat bahwa kebersihan adalah bagian dari peradaban,” kata George saat memimpin apel perdana pada Selasa (24/8/2022) lalu.
Ia menginginkan respon yang cepat dalam penanganan sampah di Kota Kupang. Ia mengatakan penanganan sampah yang baik perlu segera dilakukan mengingat masalah ini menjadi sorotan warga Kota Kupang.
George mengatakan akan melibatkan aparat pemerintah hingga tingkat RT dan RW dalam penanganan sampah. Sehingga ke depan tidak lagi ada sampah yang terbuang di sembarang tempat.
Pihaknya pun sedang mengkaji penambahan armada pengangkut sampah. Penambahan tersebut bisa memanfaatkan kredit kendaraan dari Bank NTT. Rencananya, setiap RT disediakan kendaraan roda tiga untuk mengangkut sampah dari rumah warga.
Untuk saat ini, pemerintah berfokus mengangkut sampah-sampah yang berserakan. George membuka ruang bagi warga untuk melaporkan jika ada sampah-sampah yang berserakan atau yang belum terangkut.
“Nanti kita cek, suruh tindak lanjuti,” jelasnya.

Sampah juga banyak berserakan di pesisir pantai. Salah satunya di dekat area ekowisata mangrove Oesapa Barat. Tumpukan sampah ini sangat mengkhawatirkan.
Deddy Holo, Kepala Divisi Perubahan Iklim dan Kebencanaan WALHI NTT mengatakan, penanganan sampah di pesisir pantai Kota Kupang belum efektif. Deddy melihat pemerintah masih absen dalam penanganan sampah dari sumbernya.
Di pesisir pantai, sampah yang berasal dari rumah tangga banyak dijumpai. Sampah ini dibawa oleh arus air saat musim hujan.
“Sampah yang berada di pesisir pantai Kota Kupang saat ini semakin tidak terkendali. Ada kecenderungan sampah dibuang ke laut,” kata Deddy kepada KatongNTT, Jumat (26/8/2022).
Menurutnya, penanganan sampah di Kota Kupang harus dimulai dari hulu. Persoalan ini tidak bisa terselesaikan bila hanya diurus dari hilir saja.
Pengelolaan sampah dengan metode reduce, reuse dan recycle. Deddy melihat pemerintah Kota Kupang belum menggunakan metode ini secara efektif.
“Pemerintah masih menggunakan metode lama yakni kumpul, angkut dan buang,” jelasnya.
Pengelolaan sampah bisa memanfaatkan Bank Sampah atau pun melalui para pengepul yang menerima sampah-sampah yang masih bernilai ekonomis.
Penjabat Wali Kota Kupang George Hadjoh mengatakan, untuk masalah sampah di pesisir pantai, pihaknya akan melakukan gerakan membersihkan pantai dan laut. Melalui para RT dan RW yang ada akan digerakkan untuk bersama-sama membersihkan area pantai dari sampah.
Ia mengatakan, Kota Kupang harusnya memiliki wisata pantai yang indah dan bebas dari masalah sampah. Bila itu terjadi, potensi ekonomi warga pun bisa dikembangkan.(Joe)
Baca juga: Sampah di Laut NTT Kian Mengkhawatirkan