Potensi yang Terabaikan (Catatan Perjalanan) - Katong NTT    
Sabtu, 28 Januari , 2023
  • Login
NEWSLETTER
Katong NTT
No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Peristiwa

Potensi yang Terabaikan (Catatan Perjalanan)

Editor: KatongNTT
19 Maret 2022
in Peristiwa
0
Pantai Kolbano, salah satu potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten TTS (katongNTT)
Pantai Kolbano, salah satu potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten TTS (katongNTT)

Pantai Kolbano, salah satu potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten TTS (katongNTT)

0
SHARES
331
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Saya sebenarnya tidak terlalu suka untuk difoto. Tapi dalam kunjungan ke Kecamatan Kot’olin beberapa hari lalu, saya terdorong untuk mengabadikan gambar ini.

Sebenarnya yang menjadi dorong itu adalah pemandangan ke arah lepas pantai Kolbano yang begitu menakjubkan.

RekomendasiUntukmu

Elisabet Ninef, warga Kabupaten TTS, korban perdagangan orang dari NTT ke Malaysia (Rita Hasugian - KatongNTT.com)

Kisah Elisabet Ninef Lepas dari Jeratan Jejaring Perdagangan Orang NTT ke Malaysia

27 Januari 2023
Penampungan air kotor dari parit di desa Wolowea Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT (Dok.Dobo Deu )

Krisis Air Bersih, Warga Desa Wolowea di Nagekeo Sudah 2 Tahun Konsumsi Air Kotor dari Parit

26 Januari 2023

Bisa dilihat dalam foto ini (jangan lihat wajah saya, hehehe), ada hamparan seperti pasir putih yang begitu indah. Namun sebenarnya itu adalah batuan berwarna-warni yang menjadi keunikan pantai Kolbano.

Sangat eksotis memang. Pantai dengan batuan berwarna-warni, yang bukan hanya sekedar jadi tempat refreshing, namun menjadi lahan bagi masyarakat setempat mengais rezeki.

Untuk sampai ke lokasi ini, harus melalui perjalanan yang cukup melelahkan bila Anda berangkat dari Kota Kupang, Ibu Kota Provinsi NTT.

Saya search di google, jarak Kota Kupang ke pantai Kolbano itu 149, 6 km. Waktu tempuh dengan mobil (dalam catatan google maps) 3 jam 32 menit. Bila menggunakan kendaraan roda dua, waktu tempuhnya 3 jam 27 menit. Tentu waktu tempuh ini akan ditentukan oleh laju kecepatan kendaraan Anda, bisa lebih cepat bisa lebih lambat dari yang saya dapatkan di google maps.

Saya ditemani seorang teman, namanya Daud. Kami menempuh perjalanan dari Kota Soe, Ibu Kota Kabupaten TTS, melalui jalur Oinlasi menuju Kecamatan Kot’olin. Dari Kecamatan Kot’olin, saya melanjutkan perjalanan kembali ke Soe melalui jalur Kolbano.

Dari SoE ke Oinlasi, jalannya masih aspal meski di beberapa titik terdapat jalan berlubang. Sampai ke Belle 2, jalannya masih aspal dan mulus. Kami harus lebih berhati-hati saat memasuki Belle 1. Kondisi jalanan banyak batu-batu lepas dan bekas-bekas jalan aspal yang terkelupas dan sedikit saja yang tersisa.

Kondisi salah satu ruas jalan menuju ke Desa O’obibi dari arah Desa Belle yang sudah terkikis oleh arus air hujan (Joe-KatongNTT)

Perlu perjuangan untuk bisa sampai ke Kot’olin. Harus mendaki dan menurun dengan kondisi jalan rusak. Bila belum lincah mengendarai sepeda motor atau baru pertama kali melalui jalan seperti ini harus ekstra hati-hati.

Sepanjang perjalanan, saya mengamati kekayaan alam yang dimiliki beberapa tempat seperti Belle 1 dan Belle 2, kemudian beberapa Desa lainnya sampai Desa O’obibi. Tempat-tempat yang saya sebutkan di atas adalah daerah-daerah yang subur, dengan potensi air yang melimpah.

Warga tidak kesulitan air bersih. Bak Pamsimas di mana-mana. Saya melihat tanaman pisang dengan daun-daun yang subur, kelapa dan pinang tumbuh berdampingan.

Meski sepintas, namun saya bisa menyimpulkan, daerah ini sangat subur. Sayangnya, akses jalan belum sebagus daerah-daerah lain. Akibatnya, hasil pertanian masyarakat pastinya dijual murah karena biaya transportasi yang cukup besar untuk mencapai daerah-daerah itu.

Tanaman pertanian di Desa Belle, Kecamatan Kie, Kabupaten TTS (Joe-KatongNTT)

Seorang Lelaki berusia sekitar 60-an tahun di Dusun Bes’ao, Desa O’obibi membenarkan dugaan saya. Lelaki itu bernama Osias Missa. Rumahnya tidak jauh dari gunung Bes’ao dan berbatasan dengan SDN Bes’ao.

Osias bercerita, hasil pertanian mereka biasanya dijual murah kepada orang-orang yang membeli langsung di kampung mereka. Dengan berat hati, mereka harus menjual dengan harga murah. Tidak ada pilihan lain.

Saya bertanya pada Osias, harga jual alpukat di Desa itu berapa. Dengan nada yang berat, Lelaki tua itu menjawab hanya Rp. 25.000,-.

Jika memaksa untuk menjual di pasar Oinlasi misalnya, mereka akan rugi karena biaya transportasi yang terbilang mahal.

“Kalau kami ojek ke pasar Oinlasi itu lima puluh ribu. Kalau pergi pulang seratus ribu. Kalau dengan pickup kadang empat puluh ribu atau tiga puluh lima ribu. Itu belum lagi kembali ke rumah,” kisah Osias menggunakan bahasa Dawan.

Cerita Osias itu tidak bisa dipungkiri. Saya merasakan perjuangan melewati setiap tanjakan yang berkelok-kelok. Dengan kondisi jalan sirtu yang sudah terkikis aliran air hujan.

Dari Bes’ao kami ke Kot’olin. Masih dengan suasana yang sama. Jalan yang rusak, tapi potensi sumber daya alam melimpah. Sungguh miris.

Dari Kot’olin kami kembali ke SoE melalui jalur Kolbano. Sebelum sampai ke Kolbano, saya minta untuk mengambil beberapa gambar. Salah satunya yang adalah foto di atas.

Saya sangat takjub dengan potensi alam di TTS. Bukan sesuatu yang rahasia lagi, TTS memang dikenal punya banyak spot wisata. Dan pantai Kolbano salah satunya.

Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, tidak ada salahnya bila berhenti sejenak melepas penat. Sambil menghisap rokok, perlahan saya menatap sekeliling, menikmati lukisan Sang Khalik yang begitu indah.

Maria Kase dan ponakannya Citra Kase memilih batu warna-warni di pantai Kolbano untuk dijual (Joe-KatongNTT)

Saya menghampiri Mama Maria Kase bersama ponakannya, Citra Kase yang sedang memilih batuan berwarna-warni untuk dijual. Proses memilih batu warna-warni ini membutuhkan ketekunan dan kesabaran.

Untuk mendapatkan sekarung batu, perlu waktu berjam-jam karena harus dipilih sesuai warna dan ukuran. Namun, kata Mama Maria, harga jualnya tak sebanding dengan usaha mereka.

Setelah cukup beristirahat dan bercerita dengan warga yang memilih batu warna-warni, saya mencoba mencari apa yang masih kurang dari pengelolaan wisata pantai Kolbano. Hal pertama yang saya temui adalah sampah yang berserakan.

Memang di lokasi pantai Kolbano tidak ada satu pun tempat pembuangan sampah. Banyak gelas air mineral, bekas bungkusan nasi, bungkus rokok dan sampah lain dibiarkan begitu saja.

Pesona Pantai Kolbano dengan batuan berwarna-warni ternodai oleh sampah yang berserakan (Joe-KatongNTT)
Tampak gelas air mineral berserakan diatas batuan berwarna-warni di pantai Kolbano (Joe-KatongNTT)

Di pintu masuk pantai Kolbano, tidak terlihat seorang pengelola. Atau memang lokasi itu dibiarkan tanpa pengelola, saya juga belum tahu.

Dari sampah, saya mencari toilet di sekitar lokasi. Tidak ada satu pun toilet. Saya berpikir, mungkin pengunjung yang butuh ke toilet harus meminjam atau menyewa di rumah warga.

Kekaguman yang semula menggebu-gebu dalam dada, mulai bercampur dengan berbagai pikiran tentang potensi yang terabaikan ini. Meski itu tidak sepenuhnya menghilangkan rasa kagum saya pada indahnya alam Kolbano, namun pikiran itu selalu terbayang. Apakah tidak mungkin dikelola dan dimanfaatkan dengan baik potensi yang sangat besar ini? (K-04)

SendShareTweetShare
Previous Post

Arab Saudi Eksekusi Mati 2 Warga Indonesia

Next Post

Sampah, Stunting NTT, dan Diplomasi Laut (Bagian Kedua dari Tiga Tulisan)

KatongNTT

KatongNTT

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Rekomendasi Untukmu

Pekerja Migran

Kisah Elisabet Ninef Lepas dari Jeratan Jejaring Perdagangan Orang NTT ke Malaysia

27 Januari 2023
Elisabet Ninef, warga Kabupaten TTS, korban perdagangan orang dari NTT ke Malaysia (Rita Hasugian - KatongNTT.com)

Rista yang hadir dalam pesta pernikahan kakaknya pada Juni tahun 2022, meminta bantuan Elisabet Ninef menyebarkan informasi ada lowongan kerja...

Read more
by Rita Hasugian
0 Comments
Lingkungan

Krisis Air Bersih, Warga Desa Wolowea di Nagekeo Sudah 2 Tahun Konsumsi Air Kotor dari Parit

26 Januari 2023
Penampungan air kotor dari parit di desa Wolowea Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT (Dok.Dobo Deu )

"Demi bertahan hidup warga desa Wolowea mau tidak mau terpaksa mengonsumsi air yang tidak layak itu,” kata Ludgardis Azi Deze,...

Read more
by Rita Hasugian
0 Comments
Peristiwa

Semua Puskesmas dan Posyandu di NTT Terima Alat USG dan Antropometri Tahun 2023

26 Januari 2023
Presiden Jokowi berkunjung ke rumah keluarga yang memiliki anak stunting, di Desa Kesetnana, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten TTS (Twitter Jokowi)

Menteri Muhadjir menargetkan pada 2023 semua puskesmas dan posyandu di Provinsi NTT sudah menerima alat USG dan antropometri.

Read more
by Rita Hasugian
0 Comments
Peristiwa

Penduduk Miskin NTT Bertambah Jadi 1,15 Juta Orang, Dipicu Harga BBM Naik

26 Januari 2023
Pemulung dan sapi mengais sampah di TPA Alak, Kota Kupang demi bertahan hidup. (Putra Bali Mula - KatongNTT.com)

Selain karena BBM, bertambahnya penduduk miskin di NTT juga disebabkan inflasi sebesar 3,88 persen periode Maret sampai September 2022.

Read more
by Rita Hasugian
0 Comments
Kekerasan Berbasis Gender

Satu Polisi Jadi Tersangka Kasus Pengeroyokan ODGJ di Lembata

23 Januari 2023
Yosef Lejap, korban dugaan penganiayaan oleh aparat kepolisian di Lembata (Dok. Andreas Lejap)

Lembata - Polres Lembata telah menetapkan satu tersangka kasus pengeroyokan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Polisi bernama Stefanus Lia Bayo...

Read more
by Ruth Botha
0 Comments
Peristiwa

Perayaan Imlek di Gedung Tua Warisan Marga Lay di Kota Kupang

22 Januari 2023
Nuansa Imlek yang nampak di gedung tua Rumah Abu milik keluarga Lay di Kupang (Ruth-KatongNTT)

Suasana perayaan Imlek pada Sabtu kemarin terasa di dalam ruangan Rumah Abu Siang (keluarga) Lay, di Kupang, NTT

Read more
by Ruth Botha
0 Comments
Next Post
Ilustrasi kabel Laut Timor (Ist)

Sampah, Stunting NTT, dan Diplomasi Laut (Bagian Kedua dari Tiga Tulisan)

Siswa SDN Bes'ao mengikuti apel di depan gedung sekolah yang reot (Joe-KatongNTT)

Di Balik Gedung Reot Pelajar SDN Bes'ao Merajut Cita

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular News

  • Yosef Lejap, korban dugaan penganiayaan oleh aparat kepolisian di Lembata (Dok. Andreas Lejap)

    Penganiayaan ODGJ, Satu Polisi Disebut Minta Maaf atas Ulah Rekannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aparat Polisi Diduga Aniaya ODGJ di Lembata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komnas Disabilitas: Penganiaya ODGJ di Lembata Rendahkan Martabat Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potret Kesederhanaan Nono, Juara Matematika Dunia dan Kagumi Elon Musk

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Budaya Politik Baru Berkearifan Lamaholot untuk Memajukan Peradaban (Bagian Pertama)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Silahkan klik tombol di bawah untuk berlangganan berita KatongNTT.
SUBSCRIBE

Anggota dari :

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2022 KatongNTT

No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024

© 2022 KatongNTT

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
Sign Up with Linked In
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist