Potret Keseharian Penjual Peti Mati di Kota Kupang - Katong NTT    
Selasa, Mei 24, 2022
No Result
View All Result
  • Login
Katong NTT
  • Fokus
  • Liputan Khusus
  • Budaya
  • Nasional
    • Cerita Puan
  • Inspirasi
  • Ekonomi Bisnis
    • Dekranasda NTT
  • Opini
  • Kesehatan
  • Lingkungan
  • Fokus
  • Liputan Khusus
  • Budaya
  • Nasional
    • Cerita Puan
  • Inspirasi
  • Ekonomi Bisnis
    • Dekranasda NTT
  • Opini
  • Kesehatan
  • Lingkungan
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Ekonomi dan Bisnis

Potret Keseharian Penjual Peti Mati di Kota Kupang

KatongNTT Editor: KatongNTT
25 Juli 2021
Melki-Banab-penjual-peti-mati-di-Kota-Kupang-NTT. (Ra)

Melki-Banab-penjual-peti-mati-di-Kota-Kupang-NTT. (Ra)

Share on FacebookShare on TwitterWhatsapp

Ruangan itu penuh sesak dengan beragam peti mati. Pintunya tidak pernah tertutup. Sudah berlangsung begitu sejak Melki Banab tinggal di situ empat bulan lalu. Tidak dia tinggalkan ruangan itu seharipun.

BacaJuga:

KADIN NTT bertemu KADIN Timor Leste bahas rencana bisnis (dok. KADIN NTT)

KADIN NTT Siap Ekspor Perdana Produk UMKM ke Timor Leste

23 Mei 2022
Karyawan sedang membungkus Cokelat Ghaura di pabrik yang berlokasi di Oepura, Kota Kupang, NTT , Kamis, 19 Mei 2022. (Ruth-KatongNTT.com)

7 Fakta Menarik tentang Cokelat Ghaura

22 Mei 2022

Memang benar, soal kematian tidak seorang pun tahu termasuk lelaki asal Oinlasi ini. Rolling door atau pintu gulung tempat penjualan peti mati itu selalu terbuka. Tamu yang berkabung sewaktu-waktu bisa muncul mencari peti mati. Mereka yang datang akan masuk membangunkannya jika ia terlelap.

Pada Jumat malam 16 Juli 2021 saat KatongNTT berkunjung, satu peti mati putih tergeletak tepat di bagian depan bangunan minimalis tersebut. Empat peti mati lainnya berupa dua peti untuk ukuran jenazah dewasa dan dua lainnya untuk bayi.

Bagaimanapun orang-orang yang lalu lalang di Jalan Soverdi, Kota Kupang, NTT bisa memperhatikan peti-peti mati itu.

Di ruangan sekecil itu, Melki berbagi tempat tidur dengan peti-peti mati itu. Kamarnya kecil dari hasil sekatan triplek di bagian belakang toko. Dalam kamar itu terdapat dua peti mati dari kayu jati coklat tanpa ukiran atau berhias apapun. Dua peti itu ditumpuk.

Di kamar itu tersedia kamar mandi, sebuah kompor dengan panci kecil di atasnya, dan kasur lusuh yang terbentang di lantai.

Melki yang sedang berbaring bergegas menemui KatongNTT. Malam semakin dingin dan waktu menunjukkan pukul 22.30 Wita saat itu. Barus saja ada yang membeli peti mati lantas membuat pria ini tetap terjaga.

“Karena tadi ada satu yang baru saja ambil satu peti terus bawa ke Rumah Sakit Umum,” jawab Melki.

Rosario biru menjuntai hingga ke bagian perutnya. Tak ada tempat mencuci tangan. Tak ada hand sanitizer. Ia hanya tersenyum saat ditanyakan soal takut atau tidaknya dirinya terhadap COVID-19. Menurut dia tidak ada perubahan. Tingkat kematian dan pemesanan peti mati di tempatnya tidak begitu hebat.

Kemudian Melki menunjukkan berbagai perbedaan harga peti mati yang ada di ruangan itu, Peti mati putih paling depan seharga Rp. 2,5 juta dengan ukiran salib berwarna emas.

Sementara yang paling mahal dengan harga Rp. 5 juta. Peti ini berlapis bahan khusus, berat, ada berbagai hiasan dan ukiran. Peti itu telah tiga bulan ini berada di sana. Ada peti mati lainnya dengan tipe yang kurang lebih sama seharga Rp. 4,5 juta.

Peti mati seharga Rp. 1,7 juta menjadi favorit. Peti jenis ini yang sama dengan yang terdapat di kamar tidur Melki. Hari itu baru saja satu peti kayu coklat polos itu terjual. Sedangkan peti ukuran bayi yang baru didatangkan sebulan lalu itu masing-masing seharga Rp. 750 ribu.

Sudah banyak peti yang terjual selama ini. Ia tidak dapat memastikan berapa banyak yang telah dibeli. Tempatnya itu memang tidak jauh dari Rumah Sakit Leona di kota Kupang. Bahkan juga dari daerah lainnya ada yang memesan. Ada layanan antar ke rumah yang disiapkan. Melki perlu menelpon ke pemilik usaha itu untuk difasilitasi kendaraan untuk mengantar peti mati ke pembelinya.

Pemilik usaha itu, kata dia, tinggal di Sikumana. Untuk peti-peti ini dipesannya dari meubel di bilangan Kolhua. Beberapa perlengkapan seperti sarung tangan untuk jenazah juga dijual Melki.

Pria yang sebelumnya juga bekerja di sebuah meubel di Kelapa Lima ini mengaku tidak mempunyai hal khusus yang membuatnya dapat bertahan menjaga semua peti mati itu selama ini.

“Kerja saja. Jadi tidak tutup pintu, terbuka 24 jam di sini,” ujar Melki di dalam ruangan merah pucat itu.

Kepala Dinas Sosial Kota Kupang, Lodiwyk Djungu Lape, menjelaskan soal urusan peti mati bagi korban Covid-19 telah diurus dinasnya. Tugas ini dilimpahkan dari Dinas Kesehatan Kota Kupang kepada dinasnya. Namun pelimpahan ini tidak diikuti dengan penganggaran sehingga sejak April lalu pihaknya terpaksa mengutang.

“April itu serahkan ke dinas tapi ada utang, bon, karena anggarannya di Dinas Kesehatan,” jawab dia saat dihubungi Sabtu (17/7).

Keluarga korban Covid-19 yang meninggal, kata dia, tidak boleh membeli peti mati lagi karena pihaknya yang memesan peti mati dan ini sesuai petunjuk teknis dan anggaran penanganan Covid-19.

Total kematian di Kota Kupang hingga Minggu, 18 Juli 2021 sebanyak 272 orang setelah bertambah satu orang yang meninggal hari itu. Untuk kasus kematian kategori terkonfirmasi Covid-19 yaitu 220 orang, yang probable 38 orang dan suspek 14 orang. (Ra)

ShareTweetSend
Previous Post

Kanisius Bas Berhasil Budidaya Bawang Merah dari Biji

Next Post

Kiat Pemilik Kios di Sumba Bertahan dari Pandemi

KatongNTT

KatongNTT

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

RelatedPosts

KADIN NTT bertemu KADIN Timor Leste bahas rencana bisnis (dok. KADIN NTT)
Ekonomi dan Bisnis

KADIN NTT Siap Ekspor Perdana Produk UMKM ke Timor Leste

23 Mei 2022
Karyawan sedang membungkus Cokelat Ghaura di pabrik yang berlokasi di Oepura, Kota Kupang, NTT , Kamis, 19 Mei 2022. (Ruth-KatongNTT.com)
Dekranasda NTT

7 Fakta Menarik tentang Cokelat Ghaura

22 Mei 2022
Konsulat Australia Bali, Anthea Griffin bersama Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore meninjau pembuatan pupuk di Naioni (pkp)
Fokus

Australia Latih Petani Sayur di Kota Kupang Membuat Pupuk

21 Mei 2022
Menyusuri Sejarah Cokelat Ghaura Hadir di NTT
Dekranasda NTT

Menyusuri Sejarah Cokelat Ghaura Hadir di NTT

22 Mei 2022
Next Post
Pebisnis-UKM-Nelci-Anggriani-Manu-melayani-pembeli-dengan-mematuhi-protokol-kesehatan-pada-Senin-19-Juli-2021. (Al)

Kiat Pemilik Kios di Sumba Bertahan dari Pandemi

Discussion about this post

Iklan KatongNTT

Kerupuk Gendhar Jawi Kerupuk2A oke lagi

Video

KatongNTT com

KatongNTT com
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLlY3YjBleXlpVy04 Boleh jadi banyak masyarakat Indonesia belum tahu bahwa NTT punya cokelat yang bahan bakunya yakni kakao yang terbaik di dunia. Cokelat Ghaura, begitu nama yang diberikan pemiliknya. Cokelat ini diproduksi pertama kali tahun 2019 dan dalam tempo tiga tahun sudah dipasarkan ke beberapa kota termasuk ke luar negeri seperti Australia, Amerika, Inggris, Prancis, dan Belanda. Yuk simak tayangan KatongNTT.com menyusuri sejarah lahirnya cokelat Ghaura yang dkilaim berkualitas premium.
Boleh jadi banyak masyarakat Indonesia belum tahu bahwa NTT punya cokelat yang bahan bakunya yakni kakao yang terbaik di dunia. Cokelat Ghaura, begitu nama yang diberikan pemiliknya. Cokelat ini diproduksi pertama kali tahun 2019 dan dalam tempo tiga tahun sudah dipasarkan ke beberapa kota termasuk ke luar negeri seperti Australia, Amerika, Inggris, Prancis, dan Belanda. Yuk simak tayangan KatongNTT.com menyusuri sejarah lahirnya cokelat Ghaura yang dkilaim berkualitas premium.
Menyusuri Sejarah Cokelat Ghaura Hadir di NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLlY3YjBleXlpVy04
Ketua Dekranasda NTT: SLB Fokus ke Talenta dan Kebutuhan Pasar
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLi1uNXpBUlotLU0w
Memotret Ketekunan Ina Koro Dari Kampung Tenun di Manutapen
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLmdsYTFreGlWbWlJ
Ketika Bunda Julie Bertemu Siswa SLB Negeri di Kupang dan TTS
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjNVcEZhZnlsd1dZ
Warga Minta Pemerintah Hentikan Pembangunan Bendungan Kolhua (Part 2)
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLmFKOEx2SlJtb0s4
Katarina Kedo Pa, 48 tahun, selama lebih dari 20 tahun mendedikasikan dirinya sebagai pengrajin tenun ikat NTT secara tradisional. KatongNTT.com memotret proses pembuatan tenun ikat NTT yang dilakukan Katarina di rumahnya di Kelurahan Belo, Kota Kupang, pekan lalu. Ternyata proses pembuatannya tidak mudah,  memakan waktu minimal 10 hari untuk selembar kain, harus sabar dan hati-hati agar tidak rusak, dan hebatnya Katarina masih menggunakan alat tenun tua warisan neneknya dan tungku api saat merebus benang sebelum ditenun. Yuk, simak tayangan video ini. *****
Buah Ketekunan Katarina Kedo Pa, Pengrajin Tenun Ikat NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLnZFMGhIUEFsRUcw
Jurnalis Fabianus Latuan: Penyerangan Ini Sudah Diatur
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLndVU2xaTHlfZFpr
Etnis Helong di Kolhua, Kota Kupang, NTT menolak rencana pembangunan bendungan Kolhua
Masyarakat Dibelenggu Isu Pembangunan Bendungan Kolhua Lebih dari 25 Tahun (Part 1)
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLmVzNl8tMkRoOHVF
Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku, Pr memaparkan sejumlah program kerja Keuskupan untuk memberdayakan perekonomian masyarakat dan meningkatkan produktivitas mereka. Uskup juga melarang umatnya menerima semua bentuk bantuan yang disebutnya membentuk karakter masyarakat jadi pengemis, pemalas dan tidak produktif. Dalam wawancara KatongNTT.com pada 19 Maret 2022, Uskup secara detil menjelaskan capaian-capaian dari hasil pemberdayaan ekonomi umat yang menggambarkan sosoknya menggantikan peran pemerintah daerah yang kurang responsif atas kebutuhan masyarakatnya. (Redaksi)
Gebrakan Uskup Atambua untuk Berdayakan Ekonomi dan Produktivitas Masyarakat NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLnM0S2MwVHZROWRn
Load More... Subscribe

Podcast

Poling

Recent News

KADIN NTT bertemu KADIN Timor Leste bahas rencana bisnis (dok. KADIN NTT)

KADIN NTT Siap Ekspor Perdana Produk UMKM ke Timor Leste

23 Mei 2022
Karyawan sedang membungkus Cokelat Ghaura di pabrik yang berlokasi di Oepura, Kota Kupang, NTT , Kamis, 19 Mei 2022. (Ruth-KatongNTT.com)

7 Fakta Menarik tentang Cokelat Ghaura

22 Mei 2022

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Fokus
  • Liputan Khusus
  • Budaya
  • Nasional
    • Cerita Puan
  • Inspirasi
  • Ekonomi Bisnis
    • Dekranasda NTT
  • Opini
  • Kesehatan
  • Lingkungan

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
Sign Up with Linked In
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In