PPKM Berlanjut, Pedagang UMKM Libatkan Anak Bekerja Demi Hidup - Katong NTT    
No Result
View All Result
Kamis, Juli 7, 2022
  • Login
Katong NTT
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi
Home Ekonomi dan Bisnis

PPKM Berlanjut, Pedagang UMKM Libatkan Anak Bekerja Demi Hidup

KatongNTT Editor: KatongNTT
31 Mei 2022
A A
Omzet-Pedagang-UMKM-di-Sumba-Timur-Yunita-Bani-turun-drastis-akibat-pandemi-Covid-19-Kamis-5-Agustus-2021-02ALH-KatongNTT.com_

Omzet-Pedagang-UMKM-di-Sumba-Timur-Yunita-Bani-turun-drastis-akibat-pandemi-Covid-19-Kamis-5-Agustus-2021-02ALH-KatongNTT.com_

1
SHARES
Share on FacebookShare on TwitterWhatsapp

Pandemi Covid-19 di Kabupaten Sumba Timur telah mengubah kehidupan pedagang UMKM. Mereka harus berjuang untuk bertahan hidup dari hasil usaha mereka setiap hari.

Sementara bantuan pemerintah sehubungan dampak dari pandemi Covid-19 tidak dapat menjangkau masyarakat yang membutuhkan.

BacaJuga:

(Dari kiri) Siska, Epi, dan adik Epi Ria yang memegang produk ublin (KatongNTT.com)

Kisah Orang Muda NTT Bisnis Camilan Jadul Ublin

2 Juli 2022
Rumah warga di Desa Hadakamali, Kecamatan Wulla Waijelu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur terendam banjir akibat meluapnya kali Lainjanji saat hujan lebat melanda daerah itu pada Rabu, (29/6/2022) (FOTO ANTARA/HO-Pemerintah Kecamatan Wulla Waijelu.)

Gelombang Rossby Ekuator Picu Banjir di Sumba Timur

30 Juni 2022

Seperti dialami para pedagang UMKM di Pasar Matawai, Kelurahan Matawai, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.

Pembatasan yang dilakukan pemerintah sejak Covid-19 merebak di Sumba Timur membuat omset pedagang UMKM, Yunita Bani menurun drastis. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan makan-minum di rumah setiap hari semakin sulit.

Kepada KatongNTT di lapak jualannya pada Kamis (5/8), Yunita menuturkan sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk Sumba Timur, keluarganya termasuk keluarga yang hidup berkecukupan setiap hari. Omset pendapatan harian berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta.

“Tidak cerita sombong, tapi kami berkecukupan dan lauk-pauk yang kami konsumsi dalam sehari saja bisa ganti-ganti,” jelasnya.

Namun kondisi ini berubah drastis setelah Covid-19 merebak sejak akhir April 2020 lalu hingga saat ini. Pemerintah mengeluarkan Surat Edaran Bupati Sumba Timur tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sudah 12 kali diperpanjang masa berlakunya.

Karena makin meningkatnya jumlah kasus aktif, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit yang sudah diatas 75 persen dan persentase masyarakat menerima vaksin masih rendah, pemerintah pusat menetapkan Kabupaten Sumba Timur sebagai satu dari 45 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali yang harus ikut memberlakukan PPKM level IV.

“PPKM kan ada batasan buka pasar, sehingga pembeli juga datang sesuai jam buka pasar sehingga pendapatan kami sehari kalau bisa laku Rp 500 ribu sudah sangat bersyukur,” kata Yunita.

Kondisi ini memaksa Yunita dan suaminya bekerja lebih keras agar tetap dapat memenuhi kebutuhan hidup termasuk kebutuhan pendidikan anak-anak mereka.

Mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan tiga anak kandungnya, tapi juga dua keponakannya yang selama ini menjadi tanggung jawab mereka.

Pedagang UMKM, Yunita Bani bersama anak dan keponakannya berjualan di Pasar di Sumba Timur, Kamis, 5 Agustus 2021. (02ALH-KatongNTT.com)

Kondisi berat ini memaksa Yunita meminta anak-anaknya dan keponakannya yang berusia tujuh tahun ikut berjualan keliling di pasar.

“Itu membuat saya menangis setiap hari karena mereka yang masih sekecil itu harus ikut menanggung beban keluarga,” ujarnya.

“Saya kadang sampai kasih target mereka harus bisa laku Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu setiap hari. Namun setiap menerima hasil jualan mereka saya menangis.”

Namun dari hasil perjuangan anak dan keponakannya itu, Yunita menyisihkan sebagian uang tersebut agar bisa membayar biaya kursys anak dan keponakannya agar tidak tertinggal dalam pendidikan mereka.

“Saya kasih les mereka (anak dan ponakannya) di luar, karena mereka harus tetap belajar dan tidak boleh tertinggal,” tegasnya.

Situasi berat akibat pandemi Covid-19 juga berdampak pada barang dagangan yang mereka jual.

“Sebelumnya kami jual semua jenis bama (makanan ternak ayam dan babi), tetapi sekarang kami hanya bisa jual dua jenis dan lainnya kami perbanyak di pa’u (dedak padi) agar lapak kami tidak kelihatan kosong,” tandasnya. (Al)

ShareTweetSend
Previous Post

PLN Operasikan 3 Tower SUTT, Pemulihan Pasca Badai Seroja Rampung

Next Post

Laboratorium Klinik ASA Langgar Berbagai Aturan Terkait Tes PCR

KatongNTT

KatongNTT

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

RelatedPosts

(Dari kiri) Siska, Epi, dan adik Epi Ria yang memegang produk ublin (KatongNTT.com)
Dekranasda NTT

Kisah Orang Muda NTT Bisnis Camilan Jadul Ublin

2 Juli 2022
Rumah warga di Desa Hadakamali, Kecamatan Wulla Waijelu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur terendam banjir akibat meluapnya kali Lainjanji saat hujan lebat melanda daerah itu pada Rabu, (29/6/2022) (FOTO ANTARA/HO-Pemerintah Kecamatan Wulla Waijelu.)
Lingkungan

Gelombang Rossby Ekuator Picu Banjir di Sumba Timur

30 Juni 2022
KADIN NTT bertemu KADIN Timor Leste bahas rencana bisnis (dok. KADIN NTT)
Ekonomi dan Bisnis

KADIN NTT Siap Ekspor Perdana Produk UMKM ke Timor Leste

24 Mei 2022
Ilustrasi Petugas memeriksa sampel tes rapid sehubungan pandemi Covid-19 di Kota Kupang, NTT. (KatongNTT.com)
Opini

Dilema Kemanusiaan dari Pandemi Covid-19

1 April 2022
Next Post
-Laboratorium-Klinik-ASA-Ditutup-Sementara karena tidak memiliki izin tes PCR. (Ra-KatongNTT.com)

Laboratorium Klinik ASA Langgar Berbagai Aturan Terkait Tes PCR

Discussion about this post

Iklan KatongNTT

Kerupuk Gendhar Jawi Kerupuk2A oke lagi

Video

KatongNTT com

KatongNTT com
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjl3TDVlXzhULVFF Berawal dari tugas kuliah, Epi dan Siska kemudian memutuskan untuk fokus berjualan camilan Ublin. Keduanya merupakan mahasiswa pertanian Universitas Nusa Cendana yang pada tahun 2015 ditugaskan untuk membuat makanan dari pangan lokal dan memasarkannya.

Ublin ini adalah camilan tempo dulu. “Anak muda sekarang tidak tahu ini makanan apa. Yang tahu hanya orang-orang tua saja, jadi yang pesan itu kebanyakan orang tua. Jadi mereka seperti mengenang kembali masa lalu dengan Ublin ini," kata Epi.. Yuk, simak tayangan videonya. *****
Berawal dari tugas kuliah, Epi dan Siska kemudian memutuskan untuk fokus berjualan camilan Ublin. Keduanya merupakan mahasiswa pertanian Universitas Nusa Cendana yang pada tahun 2015 ditugaskan untuk membuat makanan dari pangan lokal dan memasarkannya.

Ublin ini adalah camilan tempo dulu. “Anak muda sekarang tidak tahu ini makanan apa. Yang tahu hanya orang-orang tua saja, jadi yang pesan itu kebanyakan orang tua. Jadi mereka seperti mengenang kembali masa lalu dengan Ublin ini," kata Epi.. Yuk, simak tayangan videonya. *****
Kisah Orang Muda NTT Bisnis Camilan Jadul Ublin
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjl3TDVlXzhULVFF
Aisha Djawas atau disapa Icha Djawas sejak kecil memimpikan bekerja sebagai konsultan teknik.  Dia fokus untuk mewujudkan impiannya dengan mengambil studi teknik sipil. Namun dengan kehadiran ketiga putrinya, Icha memutuskan bekerja dari rumah sambil mendampingi sepenuhnya masa tumbuh kembang mereka. Hobi lamanya meracik dan memasak sambal menjadi sumber mata pencarian baru. Icha kini menjadi pengusaha UMKM di NTT yang dikenal dengan sambal se'i sapi dan aneka sambal lainnya. Setiap bulan dia meraup penghasilan antara Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. *****
Tinggalkan Konsultan Teknik, Aisyah Djawas Fokus Berbisnis Aneka Sambal
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjhrb1ZFTzNNblJZ
Jublina Juliana Kule, 67 tahun memanfaatkan daun dan serat pohon lontar untuk membuat anyaman. Meski awalnya ragu tentang minat pembelinya dan pasar, Julia, sapaan akrabnya, boleh tersenyum karena anyamannya diminati banyak orang. Dekranasda NTT membuka jalan bagi Julia untuk mendapat pembeli dan pasar. Yuk... silakan menontonnya. *****
Julia Manfaatkan Daun & Serat Pohon Lontar Membuat Anyaman Unik
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjBCZnB4VTk2YXNR
Pandemi Covid-19 membuat dunia bisnis terpuruk. Begitupun Meli Kurniawan, penjualan produk abon sapi, abon ikan dan bumbu siap saji sempat anjlok. Namun Meli tak menyerah, dia beralih dengan memanfaatkan media sosial atau medsos. Alhasil produk UMKM buatan Meli banjir pesanan. Yuk tonton bagaimana Meli mengelola bisnis ini. *****
Manfaatkan Medsos, Abon Sapi & Ikan Buatan Meli Banjir Pesanan
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLldON3hhUHQ3bkpF
Duta Besar Republik Indonesia untuk Rumania & Republik Moldova, M. Amhar Azeth dan istrinya Martiyas Indriastuti berkunjung ke gedung Dekranasda NTT pada 6 Juni 2022. Dubes Amhar mengatakan, produk NTT berpeluang untuk diekspor ke Rumania.  
"Ada beberapa komunitas di Eropa yang menyukai produk-produk yang bersifat budaya. Nah itu yang jadi pasar kita,” kata Amhar. Silakan menontonnya...
Dubes RI Jajaki Peluang Ekspor Produk NTT di Rumania
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLnVHRjRsSFVKRF9F
Epa Lomi Ga, 43 tahun, pengusaha UMKM produk hasil laut kota Kupang terinsiprasi dengan kekayaan laut Provinsi NTT. Dia pun memproduksi se'i ikan sebagai oleh-oleh khas NTT. Jika selama ini kuliner terkenal NTT berupa se'i babi dan se'i sapi, maka Epa mencoba memperkenalkan se'i ikan yang bahan bakunya adalah ikan Marlin. Tak disangka produk se'i ikan buatan pria asal Amarasi ini mendapat sambutan dari masyarakat. Mencermati potensi pasar yang besar, Epa ingin mengembangkan sayap bisnisnya. Hanya saja dia terkendala modal dan akses pasar di luar NTT. Yuk, simak videonya untuk mendapatkan informasi lebih rinci dan lengkap. (Kerjasama KatongNTT.com-Dekranasda NTT)
Terinspirasi Kekayaan Laut NTT, Epa Gagas Se’i Ikan
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLi1jY0w1LWdzNUdB
Tak disangka di tangan Gladys Matthew,  resep kecap manis tanpa kedelai warisan mertuanya mulai mendapat tempat di hati masyarakat NTT bahkan hingga di luar NTT. Kecap yang bahan bakunya berupa nira pohon lontar dan rempah-rempah dikemas dalam dua wadah berbeda, botol dan standing pouch. Harganya terjangkau semua kalangan.  
Gladys menuturkan, kecap manis Letodae cap Malada berbahan organik sehingga ini menambah nilai jual dari produknya itu. Pemasaran kecap pertama kali di Surabaya. Dia kemudian memasarkannya ke beberapa toko penjual produk kecap di Kota Kupang. Di Dekranasda NTT, kecap tanpa kedelai ini  laris manis. Dan dalam waktu dekat, Gladys akan memasarkannya ke Labuan Bajo dan mengekspornya ke Timor Leste. *****
Kecap Tanpa Kedelai dari Nira Lontar Jadi Icon NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLm54NHpJcHZSbU9F
Boleh jadi banyak masyarakat Indonesia belum tahu bahwa NTT punya cokelat yang bahan bakunya yakni kakao yang terbaik di dunia. Cokelat Ghaura, begitu nama yang diberikan pemiliknya. Cokelat ini diproduksi pertama kali tahun 2019 dan dalam tempo tiga tahun sudah dipasarkan ke beberapa kota termasuk ke luar negeri seperti Australia, Amerika, Inggris, Prancis, dan Belanda. Yuk simak tayangan KatongNTT.com menyusuri sejarah lahirnya cokelat Ghaura yang dkilaim berkualitas premium.
Menyusuri Sejarah Cokelat Ghaura Hadir di NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLlY3YjBleXlpVy04
Ketua Dekranasda NTT: SLB Fokus ke Talenta dan Kebutuhan Pasar
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLi1uNXpBUlotLU0w
Load More... Subscribe

Podcast

Poling

Recent News

Abdul Aziz Ismail, consultan LSM Tanaganita Malaysia (kiri) bersama Kristo Kolimo (tengah) di rumah orang tua Adelina Sau (Joe-KatongNTT)

Tangis Haru Pecah di Rumah Orang Tua Adelina Sau

6 Juli 2022
Ilustrasi Komodo (Ist)

Tarif Masuk Pulau Komodo Rp 3,75 Juta Mulai 1 Agustus 2022

5 Juli 2022

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
Sign Up with Linked In
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In