Produsen Tempe Milenial di Manggarai-NTT Kesulitan Modal - Katong NTT    
Selasa, Mei 24, 2022
No Result
View All Result
  • Login
Katong NTT
  • Fokus
  • Liputan Khusus
  • Budaya
  • Nasional
    • Cerita Puan
  • Inspirasi
  • Ekonomi Bisnis
    • Dekranasda NTT
  • Opini
  • Kesehatan
  • Lingkungan
  • Fokus
  • Liputan Khusus
  • Budaya
  • Nasional
    • Cerita Puan
  • Inspirasi
  • Ekonomi Bisnis
    • Dekranasda NTT
  • Opini
  • Kesehatan
  • Lingkungan
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Ekonomi dan Bisnis

Produsen Tempe Milenial di Manggarai-NTT Kesulitan Modal

KatongNTT Editor: KatongNTT
16 September 2021
Share on FacebookShare on TwitterWhatsapp

Setelah kenaikan harga kedelai impor, produsen tempe milenial di wilayah Cancar, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kesulitan untuk mengembangkan usahanya.

Pasokan kedelai lokal yang terbatas dan minimnya modal usaha juga menjadi kendala usaha tempe yang dirintis alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.

BacaJuga:

Pekerja-membuat-tempe-dan-tahu-di-Kabupaten-Manggarai-NTT (agrefood)

Minat Tempe dan Tahu Meningkat, Manggarai Kesulitan Kedelai

25 Juli 2021

Demikian disampaikan Yohanes Mbot, salah satu produsen tempe milenial di Cancar yang sudah beroperasi sejak 3 tahun lalu. Dia memilih membangun usaha tersebut dan harus meninggalkan pekerjaannya di Ubud, Bali.

Namun, usahanya berhenti sementara sejak 4 bulan lalu karena kesulitan pasokan kedelai dan modal pengembangan usaha.

“Harga kedelai impor masih cukup tinggi, kami beli sekitar Rp 12.000 per kilogram (kg). Pernah naik hingga Rp 16.000 per kg,” jelas Yohanes yang biasa disapa Jo.

“Kedelai lokal lebih murah tapi pasokannya terbatas,” kata Jo.

Dia menjelaskan, persoalan lainnya adalah modal pengembangan usaha yang masih minim. Padahal, sudah dua bulan dia mengajukan pinjaman ke salah satu bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetapi belum ada tanggapan.

“Setiap saya tanyakan, dijawab mohon tunggu kabar saja. Saya mengajukan dana untuk pengembangan usaha dan penambahan karyawan,” kata mantan Ketua PMKRI Cabang Bogor-Jawa Barat ini.

Jo menjelaskan, dia harus segera menjalankan usahanya agar dua karyawannya bisa bekerja lagi. Sekalipun tergolong dalam usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), Jo bangga bisa memberdayakan warga lokal sebagai tenaga kerja.

Dalam kondisi normal, usahanya membutuhkan 50 kg kedelai per hari. Jika ada penambahan modal, dia berharap bisa mengolah kedelai hingga 150 kg per hari.

“Kedelai impor bisa diolah tempe dan tahu, kalau kedelai lokal hanya untuk tempe saja. Itupun masih sulit diperoleh,” jelasnya, belum lama ini.

Selain mengembangkan usaha tempe, Jo juga sedang mengajak sejumlah anak-anak muda di wilayah Cancar agar gemar bertani.

Saat ini sudah ada lahan yang dipinjamkan sebagai demplot dari seorang alumni IPB juga.

“Cuma saya masih benahi dulu usaha saya kembali normal, lalu mengajak anak-anak muda mengisi kegiatan dengan bertani. Kebutuhan produk pangan masih sangat besar, apalagi di tengah pandemi,” jelasnya.

Seperti diketahui, tempe dan tahu semakin diminati masyarakat lokal dan perlahan-lahan dianggap identik dengan kesejahteraan.

Pengembangan usaha tersebut didahului dengan survei terbatas di wilayah Manggarai dan sekitarnya. Apalagi, dengan bekal ilmu yang diperolehnya selama kuliah, proses fermentasi pada tempe juga bisa menggunakan sejumlah komoditas lokal lainnya.

Sejumlah rancangan program pemberdayaan sudah disiapkan jika usahanya sudah beroperasi dengan baik. [AF-02] agrifood.id@gmail.com

ShareTweetSend
Previous Post

Semi Ndolu Bawa SMKN 4 Kupang Raih Center of Excellence

Next Post

Petani Jagung NTT Kesulitan Pemasaran

KatongNTT

KatongNTT

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

RelatedPosts

Pekerja-membuat-tempe-dan-tahu-di-Kabupaten-Manggarai-NTT (agrefood)
Ekonomi dan Bisnis

Minat Tempe dan Tahu Meningkat, Manggarai Kesulitan Kedelai

25 Juli 2021
Next Post
Heri-Soba-kiri-bersama-Joel-Tukan-Founder-NTT-Cerdas-saat-Webinar-Sehari-yang-digelar-DPD-HA-IPB-NTT. (Joe-KatongNTT.com)

Petani Jagung NTT Kesulitan Pemasaran

Discussion about this post

Iklan KatongNTT

Kerupuk Gendhar Jawi Kerupuk2A oke lagi

Video

KatongNTT com

KatongNTT com
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLlY3YjBleXlpVy04 Boleh jadi banyak masyarakat Indonesia belum tahu bahwa NTT punya cokelat yang bahan bakunya yakni kakao yang terbaik di dunia. Cokelat Ghaura, begitu nama yang diberikan pemiliknya. Cokelat ini diproduksi pertama kali tahun 2019 dan dalam tempo tiga tahun sudah dipasarkan ke beberapa kota termasuk ke luar negeri seperti Australia, Amerika, Inggris, Prancis, dan Belanda. Yuk simak tayangan KatongNTT.com menyusuri sejarah lahirnya cokelat Ghaura yang dkilaim berkualitas premium.
Boleh jadi banyak masyarakat Indonesia belum tahu bahwa NTT punya cokelat yang bahan bakunya yakni kakao yang terbaik di dunia. Cokelat Ghaura, begitu nama yang diberikan pemiliknya. Cokelat ini diproduksi pertama kali tahun 2019 dan dalam tempo tiga tahun sudah dipasarkan ke beberapa kota termasuk ke luar negeri seperti Australia, Amerika, Inggris, Prancis, dan Belanda. Yuk simak tayangan KatongNTT.com menyusuri sejarah lahirnya cokelat Ghaura yang dkilaim berkualitas premium.
Menyusuri Sejarah Cokelat Ghaura Hadir di NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLlY3YjBleXlpVy04
Ketua Dekranasda NTT: SLB Fokus ke Talenta dan Kebutuhan Pasar
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLi1uNXpBUlotLU0w
Memotret Ketekunan Ina Koro Dari Kampung Tenun di Manutapen
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLmdsYTFreGlWbWlJ
Ketika Bunda Julie Bertemu Siswa SLB Negeri di Kupang dan TTS
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjNVcEZhZnlsd1dZ
Warga Minta Pemerintah Hentikan Pembangunan Bendungan Kolhua (Part 2)
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLmFKOEx2SlJtb0s4
Katarina Kedo Pa, 48 tahun, selama lebih dari 20 tahun mendedikasikan dirinya sebagai pengrajin tenun ikat NTT secara tradisional. KatongNTT.com memotret proses pembuatan tenun ikat NTT yang dilakukan Katarina di rumahnya di Kelurahan Belo, Kota Kupang, pekan lalu. Ternyata proses pembuatannya tidak mudah,  memakan waktu minimal 10 hari untuk selembar kain, harus sabar dan hati-hati agar tidak rusak, dan hebatnya Katarina masih menggunakan alat tenun tua warisan neneknya dan tungku api saat merebus benang sebelum ditenun. Yuk, simak tayangan video ini. *****
Buah Ketekunan Katarina Kedo Pa, Pengrajin Tenun Ikat NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLnZFMGhIUEFsRUcw
Jurnalis Fabianus Latuan: Penyerangan Ini Sudah Diatur
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLndVU2xaTHlfZFpr
Etnis Helong di Kolhua, Kota Kupang, NTT menolak rencana pembangunan bendungan Kolhua
Masyarakat Dibelenggu Isu Pembangunan Bendungan Kolhua Lebih dari 25 Tahun (Part 1)
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLmVzNl8tMkRoOHVF
Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku, Pr memaparkan sejumlah program kerja Keuskupan untuk memberdayakan perekonomian masyarakat dan meningkatkan produktivitas mereka. Uskup juga melarang umatnya menerima semua bentuk bantuan yang disebutnya membentuk karakter masyarakat jadi pengemis, pemalas dan tidak produktif. Dalam wawancara KatongNTT.com pada 19 Maret 2022, Uskup secara detil menjelaskan capaian-capaian dari hasil pemberdayaan ekonomi umat yang menggambarkan sosoknya menggantikan peran pemerintah daerah yang kurang responsif atas kebutuhan masyarakatnya. (Redaksi)
Gebrakan Uskup Atambua untuk Berdayakan Ekonomi dan Produktivitas Masyarakat NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLnM0S2MwVHZROWRn
Load More... Subscribe

Podcast

Poling

Recent News

KADIN NTT bertemu KADIN Timor Leste bahas rencana bisnis (dok. KADIN NTT)

KADIN NTT Siap Ekspor Perdana Produk UMKM ke Timor Leste

23 Mei 2022
Karyawan sedang membungkus Cokelat Ghaura di pabrik yang berlokasi di Oepura, Kota Kupang, NTT , Kamis, 19 Mei 2022. (Ruth-KatongNTT.com)

7 Fakta Menarik tentang Cokelat Ghaura

22 Mei 2022

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Fokus
  • Liputan Khusus
  • Budaya
  • Nasional
    • Cerita Puan
  • Inspirasi
  • Ekonomi Bisnis
    • Dekranasda NTT
  • Opini
  • Kesehatan
  • Lingkungan

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
Sign Up with Linked In
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In