• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Selasa, Oktober 14, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Kolaborasi Dekranasda Provinsi NTT

Tinggalkan Konsultan Teknik, Icha Djawas Fokus Berbisnis Aneka Sambal

Tim Redaksi by Tim Redaksi
3 tahun ago
in Dekranasda Provinsi NTT
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Ichas Djawas dengan produk sambal hasil buatannya yang diminati pembeli di dalam dan luar NTT bahkan hingga ke Timor Leste (Ruth-KatongNTT.com)

Ichas Djawas dengan produk sambal hasil buatannya yang diminati pembeli di dalam dan luar NTT bahkan hingga ke Timor Leste (Ruth-KatongNTT.com)

0
SHARES
212
VIEWS

Kupang – Memiliki tiga anak perempuan membuat Icha Djawas rela meninggalkan pekerjaannya sebagai konsultan teknik untuk fokus berbisnis menjual aneka sambal.

Menjadi konsultan teknik sudah menjadi mimpinya sejak kecil. Namun dengan kehadiran ketiga putrinya, Icha lebih memilih mendampingi sepenuhnya masa tumbuh kembang mereka.

BacaJuga

Produk 'Dosa', yang adalah cuka tradisional dari Rote, NTT (Ruth-KatongNTT)

Mengenal ‘Dosa’, Cuka Tradisional dari Rote, NTT

27 Mei 2023
Proses produksi garam di CV. Raja Baru milik Ferdinand Latuharu (Dok. CV. Raja Baru)

Pabrik Garam Ferdinand Latuheru Kesulitan Bahan Baku

21 Mei 2023

Untuk itu, perempuan berusia 46 tahun itu mencari cara untuk tetap menghasilkan uang dari rumah.

“Saya lulusan teknik sipil. Pernah jadi konsultan teknik. Tapi saya berhenti, saya fokus untuk jalankan bisnis rumahan saja,” kata Icha  saat ditemui di rumahnya pekan lalu.  

“Karena kalau jadi itu (konsultan teknis), maka harus ke luar daerah. Jadi saya kasihan anak-anak nanti terlantar. Waktu itu kan anak-anak masih kecil,” ujarnya.

Setelah memilih keluar dari pekerjaannya pada tahun 2015, Icha kemudian membuka usaha menerima orderan makanan maupun minuman apa saja. Akhirnya ide untuk menjual sambal muncul ketika olahan sambalnya dipuji sanak saudara.

Aneka sambal buatan Icha Djawas yang disukai para pembelinya. (Ruth-KatongNTT.com)

“Saya suka bikin sambal, dan banyak yang suka. Jadi saya punya ide kenapa saya tidak bikin sambal menggunakan bahan lokal NTT seperti daging se’i,” ujar perempuan asal Ende itu.

Dengan modal awal Rp 500 ribu dan memanfaatkan media sosial, Icha mencoba peruntungan dengan menjual sambal se’i (daging asap) sapi pada September 2021.

Baru beberapa bulan berjalan, sambal buatan Icha mendapat respon yang baik dari para konsumen. Pembeli bukan hanya di Kupang, namun sambalnya telah diminati dari orang-orang di luar NTT. Bahkan sambalnya tembus ke luar negeri.

“Kalau di luar (NTT), ada yang dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Denpasar. Bukan reseller. Tapi ada permintaan dari konsumennya langsung. Tahun lalu juga bahkan sebelum (program) Kadin yang sekarang, produk saya sudah lebih dulu dikirim ke Timor Leste,” ungkap Icha.

Sambalnya khas karena menggunakan se’i. Jika biasanya se’i menggunakan daging babi, Icha lebih memilih daging sapi karena halal bagi Muslim. Sehingga memungkinkan semua orang bisa menikmati.

Bagi Icha, selain cita rasa yang diutamakan, kualitas dari bahan kemasannya pun sangat ia perhatikan. Hal ini semakin memberi waktu panjang kadaluarsa produknya.

Kualitas dari botol kaca yang dipakai untuk mengemas sambalnya melewati proses sterilisasi sebanyak dua kali. Ini upaya membunuh mikroorganisme yang biasanya mencemari produk dan sambal jadi cepat basi. Sambal dapat bertahan di luar kulkas sampai enam bulan.

Selain botol kemasannya yang benar-benar steril, olahan sambalnya pun cenderung lebih berminyak. Ini rahasianya mengapa sambal bisa bertahan hingga enam bulan. 

Icha kemudian memproduksi sambal dengan sejumlah varian untuk menggaet lebih banyak penikmat sambal.

“Ada sambal cumi, ikan Roa, ini ikannya khas dari Gorontalo. Terus ada sambal Bajak,” jelas Icha.

Pengolahan sambalnya yang tanpa MSG dan bahan pengawet, membuat produk olahannya ini semakin punya daya jual.

Sambal Triple Girl (nama merek yang dipakai dalam produk Icha yang diilhami oleh tiga putrinya) dihargai Rp40-60 ribu per botol dengan berat 350 gram.

Produknya di Kupang dapat ditemui di Dekranasda NTT dan Positive NTT. Atau dapat dihubungi lewat Instagram @Aisyahdjawwas99.

Walaua UMKM lain juga menjual sambal, bagi Icha berkat setiap orang telah ditentukan, sehingga yang perlu dilakukan ialah terus berusaha.

Dengan modal setengah juta di awal, kini Icha bisa meraup keuntungan bersih Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per bulan.

Walau penghasilan dari menjual sambal tak sebesar saat menjadi konsultan, Icha merasa cukup karena batinnya tak tersiksa jika terpisah dengan tiga buah hatinya.

“Kita cari uang banyak-banyak, kalau anak tidak bahagia buat apa? Mereka jadi keteter, tidak terarah, tidak ada perhatian dari orang tua. Kasihan,” tutur Icha. *****

 

Silakan hubungi nomor +6281339745645 jika berminat untuk membeli produk UMKM ini. Ayo kita dukung kemajuan UMKM NTT!

 

Tags: #DekranasdaNTT#IchaDjawas#Sambal
Tim Redaksi

Tim Redaksi

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Baca Juga

Produk 'Dosa', yang adalah cuka tradisional dari Rote, NTT (Ruth-KatongNTT)

Mengenal ‘Dosa’, Cuka Tradisional dari Rote, NTT

by Tim Redaksi
27 Mei 2023
0

Produknya ia beri nama Dosa, yang berasal dari bahasa Rote, yang artinya Cuka. “Tujuannya hanya untuk memperkenalkan saja kalau kami...

Proses produksi garam di CV. Raja Baru milik Ferdinand Latuharu (Dok. CV. Raja Baru)

Pabrik Garam Ferdinand Latuheru Kesulitan Bahan Baku

by Tim Redaksi
21 Mei 2023
0

“Sebelumnya itu bahan baku dari tahun lalu bisa bertahan sampai sekarang,” ujar laki-laki yang pernah mengikuti pendidikan di PT. Garam...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati