
Krisis Air Bersih, Warga Desa Wolowea di Nagekeo Sudah 2 Tahun Konsumsi Air Kotor dari Parit
Kupang – Warga desa Wolowea Timur, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo , Provinsi NTT mengalami krisis air bersih. Sudah dua tahun lamanya. Ketiadaan air bersih membuat warga terpaksa mengonsumsi air kotor dari rembesan parit dan resapan embun.
Selain dikonsumsi, air rembesan parit tersebut digunakan untuk mencuci, mandi, dan mengairi sawah.
“Demi bertahan hidup warga desa Wolowea mau tidak mau terpaksa mengonsumsi air yang tidak layak itu,” kata Ludgardis Azi Deze, warga desa Wolowea pada Kamis, 26 Januari 2023.
Baca juga: Wapres Soroti Air Bersih dan Stunting, 2025 Separuh Populasi Dunia Kesulitan Air
Warga yang butuh air bersih harus ke sungai yang jaraknya sekitar 600 meter dari rumah mereka. Selain jauh, mereka harus melintasi lereng bukit. Air kali yang jernih terletak di bawah lereng.
“Terkadang kami turun mengambil air bersih di kali. Namun hanya membawa jerigen, itu pun sudah ngos-ngosan,” kata Ludgardis.
Selama dua tahun warga desa Wolowea menggunakan air keruh rembesan dari parit telah berdampak pada kesehatan mereka.

Baca juga: Warga Dusun di Labuan Bajo Hidup Tanpa Listrik dan Beli Air Bersih
“Air Keruh itu ketika dikonsumsi sering terjadi gatal-gatal, batuk pilek, dan demam,” kata Florida Bunge, warga Wolowea.
Sebanyak 120 KK penduduk desa Wolowea sebelumnya memanfaatkan mata air Pu’u Dika untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Air disedot dengan menggunakan mesin panel surya yang dipasang oleh Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).
Mesin panesl surya rusak karena tersedot batu-batu kecil selain air. Akibatnya mesin jebol.
“Mata air Pu’u Dika ini sangat jernih,” ujar Remi Dopo, warga Desa Wolowea .
Kepala Desa Wolowea , Serilius Lako belum merespons permintaan penjelasaan atas kerusakan mesin panel surya untuk menyedot air bersih. Pesan yang dikirim ke nomor Whatsapp belum direspons Serilius. Begitu juga upaya meneleponnya tidak ada jawaban. (Gega Making)