Warga Dusun Todang, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT menghibahkan lahan dan merelakan tanaman komoditi mereka digusur demi membuka jalan.
Martinus Masar, (50), warga Todang di Desa Hokor ini mengatakan akses jalan adalah kerinduan warga sejak lama. Adanya jalan akan memudahkan petani menjual hasil pertanian dan perkebunan ke kota.
“Sudah lama kami merindukan jalan. Karena itu jangankan tanah untuk buka jalan, tanaman kami digusur juga tidak apa apa,” kata Martinus kepada KatongNTT, Kamis, 26 Agustus 2021 pagi
” Yang penting kami menikmati jalan,” ujarnya .
Ratusan tanaman komoditi, seperti kopi, kemiri, mangga, asam, kelapa, kakai, mente, pinang dan tanaman bambu milik warga digusur.
Penggusuran tanaman komiditi warga untuk membuka jalan sepanjang 3 kilometer dari Hokor menuju Todang.
Marieta Magdalena,(58), warga Todang juga mengiklaskan tanaman komoditi miliknya yang sudah berusia puluhan tahun digusur.
“Selama ini kalau kami jual hasil komoditi ke kota, harus pikul sambil menyusuri bukit yang terjal berbatu dan berliku sejauh 8 kilometer baru sampai di jalan rabat,” kata Marieta.
Tidak hanya itu, apabila ada warga Todang yang sakit atau melahirkan harus ditandu sambil menyusuri jalan setapak yang terjal.
Kondisi jalan setapak itu sangat memprihatinkan terutama saat musim hujan.
“Kalau ada yang sakit berat, atau melahirkan terpaksa harus dipikul, sambil menyusuri jalan yang terjal,” ujarnya .
“Apalagi kalau musim hujan, kami sengsara sekali.”
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Sikka, Riyan Luasa mengatakan, pembukaan jalan Hokor Todang sepanjang 1,5 kilometer dengan sumber dana DID tahun 2021.
Selanjutnya, akan dibuka ruas jalan Todang – Nele dengan sumber dana dari pinjaman daerah. Jalan itu dibuka mengingat wilayah Dusun Todang, pertanian dan perkebunan sangat potensial.
“Dari dana DID sepanjang 1,5 kilometer. Kendati demikian antara rekanan dan Dinas PU disepakati akan dikerjakan sepanjang 3 kilometer,” kata Riyan.
“Nanti rekanan tanggung BBM dan alat berat dari Dinas PU,” ujarnya.
Pembukaan ruas jalan Hokor Todang, didahului ritual adat pemotongan seekor babi lalu darahnya digosok pada alat berat serta peralatan kerja.
Kemudian ritual adat dilanjutkan dengan pemberian makan kepada leluhur oleh tua adat setempat.
Acara itu dihadiri ratusan masyarakat Desa Hokor untuk menyaksikan pembukaan jalan di wilayah itu. Warga antusias membersihkan lokasi yang akan digusur.
Aparat pemerintah desa ataupun dari pemerintah kecamatan tidak hadir. Hanya ketua BPD Desa Hokor serta kepala Dusun Todang bersama wargannya hadir di lokasi. (Sun)