• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Minggu, Oktober 19, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Kolaborasi Dekranasda Provinsi NTT

Memotret Ketekunan Ina Koro dari Kampung Tenun di Manutapen

Tim Redaksi by Tim Redaksi
3 tahun ago
in Dekranasda Provinsi NTT
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Ina Koro sedang menggulang benang atau lolo di ruang menenun di rumahnya di Kelurahan Manutapen, Kota Kupang, Provinsi NTT pada Sabtu, 7 Mei 2022. (KatongNTT.com)

Ina Koro sedang menggulang benang atau lolo di ruang menenun di rumahnya di Kelurahan Manutapen, Kota Kupang, Provinsi NTT pada Sabtu, 7 Mei 2022. (KatongNTT.com)

0
SHARES
450
VIEWS

Kupang– Panas terik siang itu mengantarkan kami ke satu pengrajin tenun ikat di jalan Cek Dam II, Kelurahan Manutapen, Kota Kupang, Provinsi NTT. Melewati jalanan terjal dan berbatu, kami akhirnya tiba di rumah Marselina Here, atau biasa disapa Ina Koro.

Perempuan berusia 48 tahun itu sudah sejak kelas 2 SD berlatih menenun dari ibunya.  Keturunan dan lingkungan di kampung halamannya, Sabu Raijua, yang memang rata-rata mencari nafkah dari menenun. Ini membuat Ina Koro melanjutkan warisan tersebut.  

BacaJuga

Produk 'Dosa', yang adalah cuka tradisional dari Rote, NTT (Ruth-KatongNTT)

Mengenal ‘Dosa’, Cuka Tradisional dari Rote, NTT

27 Mei 2023
Proses produksi garam di CV. Raja Baru milik Ferdinand Latuharu (Dok. CV. Raja Baru)

Pabrik Garam Ferdinand Latuheru Kesulitan Bahan Baku

21 Mei 2023

Ketika pindah ke Kota Kupang pada 1998, Ina Koro mulai menyambung hidup dengan menjual tenunannya ke toko-toko di kota karang ini.  Tenun ikat yang halus dengan motif bervariatif dibandrol dengan harga Rp 600 ribu per lembar kain sarung. Tenun ikat buatan tangan Ina Koro disukai para pembeli karena halus dengan motif bervariasi.

Kain tenun dengan motif dari Timor, Flores, Sumba, Sabu, Rote, hingga motif etnis Helong, yang sudah jarang ditemui itu, dia kerjakan semua. Hingga pada 2019, Ina Koro masuk ke Dekranasda NTT sebagai pemasok tetap kain tenun hingga kini.

“Karena kata bunda Julie (Julie Sutrisno Laiskodat, Ketua Dekranasda NTT-Red), tenunan saya ini rapi, padat, jadi mereka suka. Kan kalau tidak rapat, motifnya bengkok, tidak jelas.” kata Ina Koro pada Sabtu, 7 Mei 2022 .

Ina Koro bercerita tentang hidupnya sambil menggulung benang atau disebut lolo. Sang suami ikut membantunya menggulung benang.

Hasil tenunan yang berkualitas inilah yang membuat Ina Koro menjadi satu-satunya  penenun di kawasan tempat tinggalnya yang masih bekerja sama dengan Dekranasda NTT.

“Di sini ini kampung tenun. Jadi semua di sini kerjanya tenun. Awalnya kami sekitar ada lima orang yang dipanggil Dekra, tapi hanya saya saja yang masih tetap jual di Dekra” jelas perempuan berlesung pipi ini.

Tenun ikat etnis Helong hasil karya tangan pengrajin tenun ikat NTT Ina Koro (KatongNTT.com)

Hal tersebut membuat jumlah pesanan Ina Koro melonjak. Durasi kerja pun harus ditambah serta kreativitas dan multitasking perlu diterapkan dalam dirinya guna menjaga kepercayaan pelanggan. Menenun dua selendang sekaligus, serta mengolaborasi motif dari dua daerah yang berbeda ke dalam satu kain sarung atau selendang menjadi hal yang dilakukan Ina Koro untuk tetap mempertahankan kualitas dan kuantitas tenunannya.

Ina Koro pernah menerima bayaran Rp 38 juta dari penjualan tenun ikatnya di Dekranasda NTT.  Dia pun semakin bersemangat menjalankan bisnis tenun ikat tersebut.

Di ruang tengah rumah, terdapat etalase display puluhan tenun ikat yang disusun rapi.Tampak beberapa gulungan benang kapas putih untuk tenun di rak bawah etalase. Barcode QRIS diletakkan di atas etalase. “Untuk memudahkan pembayaran kalau nga bawa uang tunai,” tuturnya seraya tersenyum. 

Ina Koro berusaha memudahkan pembeli tenun ikat yang datang ke rumahnya. Era digital perbankan saat ini menawarkan berbagai kemudahan transaksi bisnis. Dia memanfaatkan kemudahan transaksi bisnis.   

Begitupun, Ina Koro tetaplah manusia biasa yang juga masih menanggung beban sebagai ibu rumah tangga. Ada rumah beserta isi dalam rumah yang perlu diurus. Sehingga untuk mempermudah dan mempercepat kerjanya, ia dibantu oleh suami dan keempat orang putranya. Hebatnya, suami dan ketiga putranya kini malah jatuh cinta untuk menenun! *****

 

Silakan hubungi nomor +6282146220554 jika berminat untuk membeli produk UMKM ini. Ayo kita dukung kemajuan UMKM NTT!

 

Tags: #DekranasdaNTT#Inakoro#Tenunhelong#TenunikatNTT
Tim Redaksi

Tim Redaksi

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Baca Juga

Produk 'Dosa', yang adalah cuka tradisional dari Rote, NTT (Ruth-KatongNTT)

Mengenal ‘Dosa’, Cuka Tradisional dari Rote, NTT

by Tim Redaksi
27 Mei 2023
0

Produknya ia beri nama Dosa, yang berasal dari bahasa Rote, yang artinya Cuka. “Tujuannya hanya untuk memperkenalkan saja kalau kami...

Proses produksi garam di CV. Raja Baru milik Ferdinand Latuharu (Dok. CV. Raja Baru)

Pabrik Garam Ferdinand Latuheru Kesulitan Bahan Baku

by Tim Redaksi
21 Mei 2023
0

“Sebelumnya itu bahan baku dari tahun lalu bisa bertahan sampai sekarang,” ujar laki-laki yang pernah mengikuti pendidikan di PT. Garam...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati