Tes PCR Rp 1,7 Juta di RS Siloam, Sanksi Tak Berlaku? - Katong NTT    
No Result
View All Result
Kamis, Juli 7, 2022
  • Login
Katong NTT
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi
Home Peristiwa Lingkungan

Tes PCR Rp 1,7 Juta di RS Siloam, Sanksi Tak Berlaku?

KatongNTT Editor: KatongNTT
24 Mei 2022
A A
Warga-menunggu-tes-PCR-di-RS-Siloam-di-Kota-Kupang-NTT (Ra-KatongNTT.com)

Warga-menunggu-tes-PCR-di-RS-Siloam-di-Kota-Kupang-NTT (Ra-KatongNTT.com)

1
SHARES
Share on FacebookShare on TwitterWhatsapp

Novi Soviana Mau berasal dari Atambua, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur melakukan tes PCR di RS Siloam di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur kemarin.

Dia akan berangkat ke Makassar, Sulawesi Selatan untuk melanjutkan perkuliahan. Novi mengambil paket tes PCR regular atau silver seharga Rp 525 ribu.

BacaJuga:

Peserta pelatihan Biomolekuler dan Bioinformatika seri 1 tentang Gene-cloning sedang melakukan praktek. Pelatihan ini merupakan upaya Lab Biokesmas Provinsi NTT mendorong kemandirian riset di NTT (doc. Lab Biokesmas NTT)

Lab Biokesmas Dorong NTT Miliki Kemandirian Riset

7 Juli 2022
Abdul Aziz Ismail, consultan LSM Tanaganita Malaysia (kiri) bersama Kristo Kolimo (tengah) di rumah orang tua Adelina Sau (Joe-KatongNTT)

Tangis Haru Pecah di Rumah Orang Tua Adelina Sau

6 Juli 2022

Mahasiswa jurusan manajemen di satu perguruan tinggi di Makassar menginap di rumah keluarganya di Kota Kupang untuk mengikuti tes PCR.

“Ini pertama kali saya test PCR di Siloam,” kata Novi kepada KatongNTT, Minggu, 22 Agustus 2021.

Dia lalu menjelaskan alur pendaftaran untuk test PCR. Diawali dari menemui petugas RS Siloam.

Novi diarahkan untuk mendaftarkan diri melalui aplikasi MySiloam yang diunduh di handphone miliknya.

Ada tiga paket PCR yang ditawarkan di aplikasi MySiloam yaitu paket gold seharga Rp. 1,7 juta, paket silver atau reguler seharga Rp. 525 ribu, dan paket gold home care Rp 2 juta.

“Itu yang Rp 525 ribu yang saya ambil,” tutur Novi.

Novi kemudian mengantri dan menunggu namanya dipanggil dengan membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan nomor antrian yang diterima. Pada jam 12.45 Wita dia selesai menjalani test PCR.

Mulai dari pendataan, pemeriksaan hingga dengan pengambilan test PCR, kata dia, memerlukan waktu paling lama 10 sampai 15 menit. Hasil test PCR dijanjikan keesokan harinya keluar.

“Kalau mau print out bisa besok malam kesini jam 9 saat hasilnya sudah keluar. Nanti datang kesini untuk rumah sakit print hasilnya,”kata Novi.

Di ruang PCR RS Siloam tertera aturan sebagai berikut, untuk hari Sabtu hanya melayani pemeriksaan PCR Gold seharga Rp 1,7 juta. Rumah sakit melayani PCR Silver seharga Rp. 525 ribu untuk hari Minggu.

KatongNTT menerima kuitansi pembayaran tes PCR seorang warga NTT bertanggal 21 Agustus 2021 jam 09 pagi. Kuitansi RS Siloam di Kota Kupang tertulis PCR Swab Test-Hasil Same Day seharga Rp 1,7 juta.

Dalam Surat Edaran Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.02/I/2845/2021 mengenai batas tarif tertinggi atau HET untuk tes PCR disebut pemeriksaan RT-PCR di luar Pulau Jawa dan Bali sebesar Rp. 525 ribu.

Dikutip dari Detik.com, 21 Agustus 2021, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Prof Abdul Kadir, mengatakan seluruh fasilitas Kesehaan yang melayani tes PCR harus sudah mengikuti HET yang telah ditetapkan. Apabila masih ada yang belum patuh, akan ada sanksi tegas dan izin operasi klinik bisa dicabut. (https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5691401/hasil-tes-pcr-lebih-cepat-lebih-mahal-kemenkes-ingatkan-izin-bisa-dicabut)

“Sejak berlakunya per tanggal 17 itu tentunya sudah harus dapat sanksi kalau dia masih melakukan hal itu,” kata Kadir.

Menurut Kadir, tidak dibenarkanan fasilitas kesehatan menaikkan harga tes PCR karena menawarkan hasil tes keluar lebih cepat 1×24 jam atau lebih cepat. Sebab HET itu mengatur hasil tes PCR keluar maksimal 1×24 jam.

Direktur Rumah Sakit Siloam Kupang, Hans Lie mengatakan paket PCR yang berkisar antara Rp. 1,7 juta hingga Rp 2 juta telah ditiadakan. Yang kini berlaku adalah paket PCR senilai Rp. 525 ribu.

“Tidak ada paket lagi yang Rp 1,7 juta atau Rp 2 juta,” kata Hans Lie via pesan Whatsapp, Senin, 23 Agustus 2021 .

Namun dia tidak menjelaskan sejak kapan paket tes PCR seharga Rp 1,7 juta bahkan Rp 2 juta ditiadakan. Juga tidak dijelaskan, apakah RS Siloam berinisiatif mengembalikan dana masyarakat yang telah diambil melebihi HET. (Ra/Rita Hasugian)

ShareTweetSend
Previous Post

10 Desa Belum Dialiri Listrik di Kabupaten TTS

Next Post

Penjual Sayur dan Pedagang Bakso di Ambang Terpuruk

KatongNTT

KatongNTT

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

RelatedPosts

Peserta pelatihan Biomolekuler dan Bioinformatika seri 1 tentang Gene-cloning sedang melakukan praktek. Pelatihan ini merupakan upaya Lab Biokesmas Provinsi NTT mendorong kemandirian riset di NTT (doc. Lab Biokesmas NTT)
Peristiwa

Lab Biokesmas Dorong NTT Miliki Kemandirian Riset

7 Juli 2022
Abdul Aziz Ismail, consultan LSM Tanaganita Malaysia (kiri) bersama Kristo Kolimo (tengah) di rumah orang tua Adelina Sau (Joe-KatongNTT)
Pekerja Migran

Tangis Haru Pecah di Rumah Orang Tua Adelina Sau

6 Juli 2022
Ilustrasi Komodo (Ist)
Ekonomi dan Bisnis

Tarif Masuk Pulau Komodo Rp 3,75 Juta Mulai 1 Agustus 2022

5 Juli 2022
Bupati Kaimana Freddy Thie
Ekonomi dan Bisnis

Kaimana-Papua Barat Siapkan Master Plan Pertanian dan Perikanan

4 Juli 2022
Next Post
-Ros-Tefa-Penjual-sayur-di-Pasar-Oebobo-Kota-Kupang-melayani-pelanggannya (Joe-KatongNTT.com)

Penjual Sayur dan Pedagang Bakso di Ambang Terpuruk

Discussion about this post

Iklan KatongNTT

Kerupuk Gendhar Jawi Kerupuk2A oke lagi

Video

KatongNTT com

KatongNTT com
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjl3TDVlXzhULVFF Berawal dari tugas kuliah, Epi dan Siska kemudian memutuskan untuk fokus berjualan camilan Ublin. Keduanya merupakan mahasiswa pertanian Universitas Nusa Cendana yang pada tahun 2015 ditugaskan untuk membuat makanan dari pangan lokal dan memasarkannya.

Ublin ini adalah camilan tempo dulu. “Anak muda sekarang tidak tahu ini makanan apa. Yang tahu hanya orang-orang tua saja, jadi yang pesan itu kebanyakan orang tua. Jadi mereka seperti mengenang kembali masa lalu dengan Ublin ini," kata Epi.. Yuk, simak tayangan videonya. *****
Berawal dari tugas kuliah, Epi dan Siska kemudian memutuskan untuk fokus berjualan camilan Ublin. Keduanya merupakan mahasiswa pertanian Universitas Nusa Cendana yang pada tahun 2015 ditugaskan untuk membuat makanan dari pangan lokal dan memasarkannya.

Ublin ini adalah camilan tempo dulu. “Anak muda sekarang tidak tahu ini makanan apa. Yang tahu hanya orang-orang tua saja, jadi yang pesan itu kebanyakan orang tua. Jadi mereka seperti mengenang kembali masa lalu dengan Ublin ini," kata Epi.. Yuk, simak tayangan videonya. *****
Kisah Orang Muda NTT Bisnis Camilan Jadul Ublin
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjl3TDVlXzhULVFF
Aisha Djawas atau disapa Icha Djawas sejak kecil memimpikan bekerja sebagai konsultan teknik.  Dia fokus untuk mewujudkan impiannya dengan mengambil studi teknik sipil. Namun dengan kehadiran ketiga putrinya, Icha memutuskan bekerja dari rumah sambil mendampingi sepenuhnya masa tumbuh kembang mereka. Hobi lamanya meracik dan memasak sambal menjadi sumber mata pencarian baru. Icha kini menjadi pengusaha UMKM di NTT yang dikenal dengan sambal se'i sapi dan aneka sambal lainnya. Setiap bulan dia meraup penghasilan antara Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. *****
Tinggalkan Konsultan Teknik, Aisyah Djawas Fokus Berbisnis Aneka Sambal
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjhrb1ZFTzNNblJZ
Jublina Juliana Kule, 67 tahun memanfaatkan daun dan serat pohon lontar untuk membuat anyaman. Meski awalnya ragu tentang minat pembelinya dan pasar, Julia, sapaan akrabnya, boleh tersenyum karena anyamannya diminati banyak orang. Dekranasda NTT membuka jalan bagi Julia untuk mendapat pembeli dan pasar. Yuk... silakan menontonnya. *****
Julia Manfaatkan Daun & Serat Pohon Lontar Membuat Anyaman Unik
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjBCZnB4VTk2YXNR
Pandemi Covid-19 membuat dunia bisnis terpuruk. Begitupun Meli Kurniawan, penjualan produk abon sapi, abon ikan dan bumbu siap saji sempat anjlok. Namun Meli tak menyerah, dia beralih dengan memanfaatkan media sosial atau medsos. Alhasil produk UMKM buatan Meli banjir pesanan. Yuk tonton bagaimana Meli mengelola bisnis ini. *****
Manfaatkan Medsos, Abon Sapi & Ikan Buatan Meli Banjir Pesanan
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLldON3hhUHQ3bkpF
Duta Besar Republik Indonesia untuk Rumania & Republik Moldova, M. Amhar Azeth dan istrinya Martiyas Indriastuti berkunjung ke gedung Dekranasda NTT pada 6 Juni 2022. Dubes Amhar mengatakan, produk NTT berpeluang untuk diekspor ke Rumania.  
"Ada beberapa komunitas di Eropa yang menyukai produk-produk yang bersifat budaya. Nah itu yang jadi pasar kita,” kata Amhar. Silakan menontonnya...
Dubes RI Jajaki Peluang Ekspor Produk NTT di Rumania
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLnVHRjRsSFVKRF9F
Epa Lomi Ga, 43 tahun, pengusaha UMKM produk hasil laut kota Kupang terinsiprasi dengan kekayaan laut Provinsi NTT. Dia pun memproduksi se'i ikan sebagai oleh-oleh khas NTT. Jika selama ini kuliner terkenal NTT berupa se'i babi dan se'i sapi, maka Epa mencoba memperkenalkan se'i ikan yang bahan bakunya adalah ikan Marlin. Tak disangka produk se'i ikan buatan pria asal Amarasi ini mendapat sambutan dari masyarakat. Mencermati potensi pasar yang besar, Epa ingin mengembangkan sayap bisnisnya. Hanya saja dia terkendala modal dan akses pasar di luar NTT. Yuk, simak videonya untuk mendapatkan informasi lebih rinci dan lengkap. (Kerjasama KatongNTT.com-Dekranasda NTT)
Terinspirasi Kekayaan Laut NTT, Epa Gagas Se’i Ikan
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLi1jY0w1LWdzNUdB
Tak disangka di tangan Gladys Matthew,  resep kecap manis tanpa kedelai warisan mertuanya mulai mendapat tempat di hati masyarakat NTT bahkan hingga di luar NTT. Kecap yang bahan bakunya berupa nira pohon lontar dan rempah-rempah dikemas dalam dua wadah berbeda, botol dan standing pouch. Harganya terjangkau semua kalangan.  
Gladys menuturkan, kecap manis Letodae cap Malada berbahan organik sehingga ini menambah nilai jual dari produknya itu. Pemasaran kecap pertama kali di Surabaya. Dia kemudian memasarkannya ke beberapa toko penjual produk kecap di Kota Kupang. Di Dekranasda NTT, kecap tanpa kedelai ini  laris manis. Dan dalam waktu dekat, Gladys akan memasarkannya ke Labuan Bajo dan mengekspornya ke Timor Leste. *****
Kecap Tanpa Kedelai dari Nira Lontar Jadi Icon NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLm54NHpJcHZSbU9F
Boleh jadi banyak masyarakat Indonesia belum tahu bahwa NTT punya cokelat yang bahan bakunya yakni kakao yang terbaik di dunia. Cokelat Ghaura, begitu nama yang diberikan pemiliknya. Cokelat ini diproduksi pertama kali tahun 2019 dan dalam tempo tiga tahun sudah dipasarkan ke beberapa kota termasuk ke luar negeri seperti Australia, Amerika, Inggris, Prancis, dan Belanda. Yuk simak tayangan KatongNTT.com menyusuri sejarah lahirnya cokelat Ghaura yang dkilaim berkualitas premium.
Menyusuri Sejarah Cokelat Ghaura Hadir di NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLlY3YjBleXlpVy04
Ketua Dekranasda NTT: SLB Fokus ke Talenta dan Kebutuhan Pasar
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLi1uNXpBUlotLU0w
Load More... Subscribe

Podcast

Poling

Recent News

Peserta pelatihan Biomolekuler dan Bioinformatika seri 1 tentang Gene-cloning sedang melakukan praktek. Pelatihan ini merupakan upaya Lab Biokesmas Provinsi NTT mendorong kemandirian riset di NTT (doc. Lab Biokesmas NTT)

Lab Biokesmas Dorong NTT Miliki Kemandirian Riset

7 Juli 2022
Abdul Aziz Ismail, consultan LSM Tanaganita Malaysia (kiri) bersama Kristo Kolimo (tengah) di rumah orang tua Adelina Sau (Joe-KatongNTT)

Tangis Haru Pecah di Rumah Orang Tua Adelina Sau

6 Juli 2022

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
Sign Up with Linked In
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In