Kupang – Banyak cara dilakukan untuk mencegah persoalan stunting di Indonesia. Berbagai komoditas pertanian dan inovasi pun terus dilakukan, seperti padi varietas Inpari IR Nutri Zinc.
Di Nusa Tenggara Timur (NTT), varietas tersebut mulai digalakkan sejak akhir Desember 2021 lalu dengan membuat perbenihan di Kabupaten Flores Timur (Flotim).
Dalam laman resmi https://ntt.litbang.pertanian.go.id, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT bersama jajarannya dan Pemkab Flotim melakukan tanam perdana perbenihan padi Inpari IR Nutri Zinc tersebut.
Pemilihan varietas itu karena diharapkan bisa berkontribusi dalam berbagai upaya pencegahan stunting dengan lokasi pembibitan di lahan Poktan Nyora Dona, Desa Konga, Kecamatan Titehena.
“Kegiatan penanaman ini dihadiri oleh BPTP NTT, Dinas Pertanian Flotim, Koordinator BPP Titehena beserta tim, Pengawas Benih Tanaman Kab Flotim dan petani pelaksana kegiatan perbenihan padi,” demikian info resmi dari laman BPTP.
Kegiatan perbenihan padi varietas Inpari IR Nutri zinc label putih dilaksanakan pada lahan seluas 10 hektare dan hasilnya akan didistribusikan kembali ke petani lain dengan harapan percepatan penyebaran benih sumber.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong upaya penanggulangan kekurangan gizi Zn yang berakibat stunting. Upaya itu antara lain dengan suplementasi, fortifikasi, dan biofortifikasi yaitu perakitan varietas yang memiliki kandungan gizi target khususnya Zn yang tinggi, sesuai dengan tingkat yang dibutuhkan.
Kementan sejak akhir 2020 lalu telah menghasilkan varietas unggul baru (VUB) padi biofortifikasi Inpari IR Nutri Zinc. Varietas ini sebagai salah satu sumber pangan dengan kandungan gizi zinc 6 persen. Persentasinya lebih tinggi daripada varietas padi Ciherang.
Berdasarkan data deskriptif Keputusan Menteri Pertanian tahun 2019, kandungan Zn pada varietas ini adalah 34,51 ppm. Sedangkan varietas lain seperti Ciherang hanya mengandung 24,06 ppm.
Varietas yang akan membantu penanganan stunting ini juga tahan hama. Dan dengan umur tanaman padi 115 hari dan potensi produktivitas rata-rata 6,21 ton per hektar. (Guche Montero)