Lembata – Warga Desa Ileboli Kabupaten Lembata mendapat pemahaman soal dampak buruk politik identitas oleh Bawaslu Lembata dan mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang.
Edukasi dampak politik identitas pilkada serentak 2024 ini berlangsung di Kantor Desa Ileboli, Kamis 1 Agustus 2024. Kegiatan ini bagian dari program kerja individu mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) UNWIRA Kupang, Arsen Setiawan.
Baca juga: Bawaslu NTT Larang Mutasi ASN Jelang Pilkada
Tujuannya, kata Arsen, demi memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keberagaman dan persatuan saat masa pilkada.
Politik identitas bisa mengakibatkan pemisahan antar kelompok, radikalisasi, eksploitasi politik, polarisasi dan konflik yang mengancam kesatuan sosial. Politik identitas cenderung mengedepankan kepentingan yang berbasis pada SARA (suku, agama, budaya, ras dan antar golongan).
Baca juga: Bawaslu NTT Minta Warga Melapor Begitu Dapat Serangan Fajar
“Politik identitas dapat memecah belah masyarakat apalagi kita di NTT kental sekali SARA,” tukas dia.
Ia harap hal tersebut tak terjadi hingga pemilihan berlangsung pada 27 November 2024 agar pesta demokrasi ini dapat berlangsung dengan baik.
Ketua Bawaslu Kabupaten Lembata, Thomas Febri Bayo Ala, pada saat yang sama mengingatkan warga Desa Ileboli untuk proaktif mencari kebenaran jika ada informasi negatif beredar, menyebarkan informasi yang positif, serta melaporkan jika ada pelanggaran pemilu.
Baca juga: Bawaslu Bentuk Satgas Atasi Caleg Rangkap Wartawan
“Isu politik identitas sekarang lebih mencuat serangannya lewat kampanye di media online baik berupa, Facebook, Instagram, dan lain-lain,” kata dia.
Selain itu ada peran buzzer selama pilkada, ungkap Thomas, dapat merusak hubungan sosial masyarakat dengan isu-isu negatif dan berbau SARA. ***