• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Jumat, Mei 23, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Inspirator

Ironi Eliasar, Penyandang Disabilitas Berjualan Buah di Tepi Jalan

Rita Hasugian by Rita Hasugian
4 tahun ago
in Inspirator
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Eliasar-Seo-Penyandang-Disabilitas-berjualan-buah-di-Pasar-Inpres-Naikoten-I-Kota-Kupang, NTT (Ra-KatongNTT.com)

Eliasar-Seo-Penyandang-Disabilitas-berjualan-buah-di-Pasar-Inpres-Naikoten-I-Kota-Kupang, NTT (Ra-KatongNTT.com)

0
SHARES
180
VIEWS

Eliasar Seo, penyandang disabilitas yang berjualan buah di Pasar Inpres Naikoten I Kota Kupang sejak 2011 resah.Pendapatannya anjlok dipicu pandemi Covid-19 yang menerjang ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.

Eliasar berasal dari Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Lantaran menjadi penjual tetap di Pasar Inpres Naikoten I, dia menjadi warga Kelurahan Nunleu, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.

BacaJuga

Mariangle Hungria, warga Brasil meraih peraih Nobel Pangan dan Pertanian Dunia 2025 karena menemukan bakteri tanah dapat digunakan sebagai pupuk yang ramah lingkungan dan murah . (Luciano Pascoal)

Mariangela Hungria, llmuwan Brasil Buktikan Bakteri Bisa Selamatkan Bumi

15 Mei 2025
Disabilitas di Manggarai Bertahan Hidup di Tengah Minimnya Perhatian Pemerintah

Disabilitas di Manggarai Bertahan Hidup di Tengah Minimnya Perhatian Pemerintah

18 Oktober 2024

Sehari-hari pria beranak satu ini sebelum pandemi berjualan berbagai jenis buah-buahan tentu saja sesuai musimnya. Saat ini Eliasar hanya menjual jeruk yang dipesannya dari Kabupaten TTS.

“Jadi kalau musim mangga saya jual mangga,” kata Eliasar saat dijumpai pintu masuk pasar pada Sabtu, 28 Agustus 2021.

COVID-19 adalah masalah baru baginya selain masalah lain sehubungan dengan kedua kakinya yang tidak dapat berfungsi baik sejak usia remaja.

Pandemi Covid-19, ujar Eliasar telah mengurangi penghasilannya . Saat ini dia hanya membawa pulang penghasilan Rp 400 ribu per bulan setelah dipotong kebutuhan makan minum sehari-hari.. Sedangkan saat tidak terjadi pandemi keuntungan yang ia peroleh per bulannya bisa lebih dari Rp. 500 ribu.

Sejak 2021 ini, Eliasar melanjutkan, harga 14 kilogram atau per dus jeruk meningkat sekitar Rp. 600 ribu hingga Rp. 700 ribu. Sedangkan tahun sebelumnya berkisar Rp. 300 ribu per dus.

Dengan situasi ini ia terpaksa Eliasar menjual jeruknya seharga Rp. 55 ribu per kilogram. Parahnya lagi, dua dus jeruk baru habis terjual sepekan lamanya.

“Satu hari itu paling tinggi laku 2 kilo, kalau ramai laku 4 kilo,” ujarnya.

Peningkatan kasus COVID-19 di Kota Kupang bahkan hingga dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV sangat terasa baginya.

“Corona semakin meningkat kita semakin susah,”kata Eliasar mengeluhkan.

Setelah berjualan Eliasar biasanya membeli kebutuhan sehari-hari dengan uang hasil jualan hari itu. Istri dan anaknya lebih banyak mengkonsumsi sayuran yang dia beli dari pasar sebelum pulang.

Pria berusia 46 tahun ini mengaku mau tidak mau ia harus bertahan dan tak ingin banyak mengeluarkan. Istrinya bekerja sebagai ibu rumah tangga. .

Dari pagi hingga matahari terbenam, Eliasar bertahan. Lapaknya berada di tepi jalan, berhimpitan dengan pagar toko.

Eliasar mengenang masa remaja ketika bersekolah sambil berdagang. Pada umur 15 tahun, dia mengambil hasil bumi di tempat asalnya di TTS untuk memasoknya kepada pedagang pasar di Kota Kupang. Dia lakukan itu sambil bersekolah.

Dengan kedua kakiknya lumpuh dan tanpa tongkat penopang tubuh, Eliasar memasok tomat, lombok, ayam dan lainnya termasuk ubi kayu. Hasil bumi bawaannya ia gantungkan ke leher dan menggendongnya di punggung. Dia memasoknya ke penjual-penjual di pasar dengan transportasi umum dari TTS.

“Saya sambil merayap pakai tangan saja. Saya sakit itu mulai umur 10 tahun,” ujarnya.

Ayah Eliasar sudah meninggal saat dia berumur 3 tahun. Tidak ada pengobatan ke rumah sakit saat dia diserang sakit hingga akhirnya lumpuh. Sepanjang hidupnya hanya dukun kampung yang memeriksa kondisi kakinya. Ini semata-mata karena situasi perekonomian ibunya yang tak mampu ke dokter.

Eliasar berusia 15 tahun saat ibunya meninggal.

“Ibu tidak sanggup karena kebutuhan dalam rumah tidak mencukupi apalagi anak delapan orang, jadi ibu hanya berusaha kasih makan, kasih sekolah,” ceritanya.

Untuk itulah ia terus berjualan meskipun dalam kondisi serba sulit agar dapat makan, bisa sekolah, mampu bertahan hidup. Hingga dengan kondisi Pandemi Covid-19 saat ini, Eliasar, penyandang disabilitas ini harus berjualan bermodalkan masker kain untuk mencegah tertular virus. (Ra)

Tags: #berjualanbuah#Kotakupang#pandemicovid-19#PasarNaikoten1#penyandangdisabilitas
Rita Hasugian

Rita Hasugian

Baca Juga

Mariangle Hungria, warga Brasil meraih peraih Nobel Pangan dan Pertanian Dunia 2025 karena menemukan bakteri tanah dapat digunakan sebagai pupuk yang ramah lingkungan dan murah . (Luciano Pascoal)

Mariangela Hungria, llmuwan Brasil Buktikan Bakteri Bisa Selamatkan Bumi

by PriyaHusada
15 Mei 2025
0

Dari laboratorium sunyi di Brasil, Hungria memimpin revolusi pertanian yang tak hanya menyelamatkan petani, tapi juga membuka jalan bagi cara...

Disabilitas di Manggarai Bertahan Hidup di Tengah Minimnya Perhatian Pemerintah

Disabilitas di Manggarai Bertahan Hidup di Tengah Minimnya Perhatian Pemerintah

by KatongNTT
18 Oktober 2024
0

Ruteng – Berbagai suku cadang sepeda motor terpajang apik di rak kayu di bengkel yang terletak persis di sisi barat...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati