Ironi Eliasar, Penyandang Disabilitas Berjualan Buah di Tepi Jalan - Katong NTT    
Sabtu, 28 Januari , 2023
  • Login
NEWSLETTER
Katong NTT
No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Peristiwa

Ironi Eliasar, Penyandang Disabilitas Berjualan Buah di Tepi Jalan

Editor: KatongNTT
29 Agustus 2021
in Peristiwa
0
Eliasar-Seo-Penyandang-Disabilitas-berjualan-buah-di-Pasar-Inpres-Naikoten-I-Kota-Kupang, NTT (Ra-KatongNTT.com)
Eliasar-Seo-Penyandang-Disabilitas-berjualan-buah-di-Pasar-Inpres-Naikoten-I-Kota-Kupang, NTT (Ra-KatongNTT.com)

Eliasar-Seo-Penyandang-Disabilitas-berjualan-buah-di-Pasar-Inpres-Naikoten-I-Kota-Kupang, NTT (Ra-KatongNTT.com)

0
SHARES
111
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Eliasar Seo, penyandang disabilitas yang berjualan buah di Pasar Inpres Naikoten I Kota Kupang sejak 2011 resah.Pendapatannya anjlok dipicu pandemi Covid-19 yang menerjang ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.

Eliasar berasal dari Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Lantaran menjadi penjual tetap di Pasar Inpres Naikoten I, dia menjadi warga Kelurahan Nunleu, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.

RekomendasiUntukmu

Elisabet Ninef, warga Kabupaten TTS, korban perdagangan orang dari NTT ke Malaysia (Rita Hasugian - KatongNTT.com)

Kisah Elisabet Ninef Lepas dari Jeratan Jejaring Perdagangan Orang NTT ke Malaysia

27 Januari 2023
Penampungan air kotor dari parit di desa Wolowea Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT (Dok.Dobo Deu )

Krisis Air Bersih, Warga Desa Wolowea di Nagekeo Sudah 2 Tahun Konsumsi Air Kotor dari Parit

26 Januari 2023

Sehari-hari pria beranak satu ini sebelum pandemi berjualan berbagai jenis buah-buahan tentu saja sesuai musimnya. Saat ini Eliasar hanya menjual jeruk yang dipesannya dari Kabupaten TTS.

“Jadi kalau musim mangga saya jual mangga,” kata Eliasar saat dijumpai pintu masuk pasar pada Sabtu, 28 Agustus 2021.

COVID-19 adalah masalah baru baginya selain masalah lain sehubungan dengan kedua kakinya yang tidak dapat berfungsi baik sejak usia remaja.

Pandemi Covid-19, ujar Eliasar telah mengurangi penghasilannya . Saat ini dia hanya membawa pulang penghasilan Rp 400 ribu per bulan setelah dipotong kebutuhan makan minum sehari-hari.. Sedangkan saat tidak terjadi pandemi keuntungan yang ia peroleh per bulannya bisa lebih dari Rp. 500 ribu.

Sejak 2021 ini, Eliasar melanjutkan, harga 14 kilogram atau per dus jeruk meningkat sekitar Rp. 600 ribu hingga Rp. 700 ribu. Sedangkan tahun sebelumnya berkisar Rp. 300 ribu per dus.

Dengan situasi ini ia terpaksa Eliasar menjual jeruknya seharga Rp. 55 ribu per kilogram. Parahnya lagi, dua dus jeruk baru habis terjual sepekan lamanya.

“Satu hari itu paling tinggi laku 2 kilo, kalau ramai laku 4 kilo,” ujarnya.

Peningkatan kasus COVID-19 di Kota Kupang bahkan hingga dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV sangat terasa baginya.

“Corona semakin meningkat kita semakin susah,”kata Eliasar mengeluhkan.

Setelah berjualan Eliasar biasanya membeli kebutuhan sehari-hari dengan uang hasil jualan hari itu. Istri dan anaknya lebih banyak mengkonsumsi sayuran yang dia beli dari pasar sebelum pulang.

Pria berusia 46 tahun ini mengaku mau tidak mau ia harus bertahan dan tak ingin banyak mengeluarkan. Istrinya bekerja sebagai ibu rumah tangga. .

Dari pagi hingga matahari terbenam, Eliasar bertahan. Lapaknya berada di tepi jalan, berhimpitan dengan pagar toko.

Eliasar mengenang masa remaja ketika bersekolah sambil berdagang. Pada umur 15 tahun, dia mengambil hasil bumi di tempat asalnya di TTS untuk memasoknya kepada pedagang pasar di Kota Kupang. Dia lakukan itu sambil bersekolah.

Dengan kedua kakiknya lumpuh dan tanpa tongkat penopang tubuh, Eliasar memasok tomat, lombok, ayam dan lainnya termasuk ubi kayu. Hasil bumi bawaannya ia gantungkan ke leher dan menggendongnya di punggung. Dia memasoknya ke penjual-penjual di pasar dengan transportasi umum dari TTS.

“Saya sambil merayap pakai tangan saja. Saya sakit itu mulai umur 10 tahun,” ujarnya.

Ayah Eliasar sudah meninggal saat dia berumur 3 tahun. Tidak ada pengobatan ke rumah sakit saat dia diserang sakit hingga akhirnya lumpuh. Sepanjang hidupnya hanya dukun kampung yang memeriksa kondisi kakinya. Ini semata-mata karena situasi perekonomian ibunya yang tak mampu ke dokter.

Eliasar berusia 15 tahun saat ibunya meninggal.

“Ibu tidak sanggup karena kebutuhan dalam rumah tidak mencukupi apalagi anak delapan orang, jadi ibu hanya berusaha kasih makan, kasih sekolah,” ceritanya.

Untuk itulah ia terus berjualan meskipun dalam kondisi serba sulit agar dapat makan, bisa sekolah, mampu bertahan hidup. Hingga dengan kondisi Pandemi Covid-19 saat ini, Eliasar, penyandang disabilitas ini harus berjualan bermodalkan masker kain untuk mencegah tertular virus. (Ra)

SendShareTweetShare
Previous Post

Budaya Tutu Unu Wolokoli Terancam Punah

Next Post

Pejabat NTT Berjoget di Semau Tuai Kritik, Ini Cerita 2 Bupati

KatongNTT

KatongNTT

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Rekomendasi Untukmu

Pekerja Migran

Kisah Elisabet Ninef Lepas dari Jeratan Jejaring Perdagangan Orang NTT ke Malaysia

27 Januari 2023
Elisabet Ninef, warga Kabupaten TTS, korban perdagangan orang dari NTT ke Malaysia (Rita Hasugian - KatongNTT.com)

Rista yang hadir dalam pesta pernikahan kakaknya pada Juni tahun 2022, meminta bantuan Elisabet Ninef menyebarkan informasi ada lowongan kerja...

Read more
by Rita Hasugian
0 Comments
Lingkungan

Krisis Air Bersih, Warga Desa Wolowea di Nagekeo Sudah 2 Tahun Konsumsi Air Kotor dari Parit

26 Januari 2023
Penampungan air kotor dari parit di desa Wolowea Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT (Dok.Dobo Deu )

"Demi bertahan hidup warga desa Wolowea mau tidak mau terpaksa mengonsumsi air yang tidak layak itu,” kata Ludgardis Azi Deze,...

Read more
by Rita Hasugian
0 Comments
Peristiwa

Semua Puskesmas dan Posyandu di NTT Terima Alat USG dan Antropometri Tahun 2023

26 Januari 2023
Presiden Jokowi berkunjung ke rumah keluarga yang memiliki anak stunting, di Desa Kesetnana, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten TTS (Twitter Jokowi)

Menteri Muhadjir menargetkan pada 2023 semua puskesmas dan posyandu di Provinsi NTT sudah menerima alat USG dan antropometri.

Read more
by Rita Hasugian
0 Comments
Peristiwa

Penduduk Miskin NTT Bertambah Jadi 1,15 Juta Orang, Dipicu Harga BBM Naik

26 Januari 2023
Pemulung dan sapi mengais sampah di TPA Alak, Kota Kupang demi bertahan hidup. (Putra Bali Mula - KatongNTT.com)

Selain karena BBM, bertambahnya penduduk miskin di NTT juga disebabkan inflasi sebesar 3,88 persen periode Maret sampai September 2022.

Read more
by Rita Hasugian
0 Comments
Kekerasan Berbasis Gender

Satu Polisi Jadi Tersangka Kasus Pengeroyokan ODGJ di Lembata

23 Januari 2023
Yosef Lejap, korban dugaan penganiayaan oleh aparat kepolisian di Lembata (Dok. Andreas Lejap)

Lembata - Polres Lembata telah menetapkan satu tersangka kasus pengeroyokan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Polisi bernama Stefanus Lia Bayo...

Read more
by Ruth Botha
0 Comments
Peristiwa

Perayaan Imlek di Gedung Tua Warisan Marga Lay di Kota Kupang

22 Januari 2023
Nuansa Imlek yang nampak di gedung tua Rumah Abu milik keluarga Lay di Kupang (Ruth-KatongNTT)

Suasana perayaan Imlek pada Sabtu kemarin terasa di dalam ruangan Rumah Abu Siang (keluarga) Lay, di Kupang, NTT

Read more
by Ruth Botha
0 Comments
Next Post
Berjoget-di-acara-Pengukuhan-Tim-Percepatan-Akses-Keuangan-Daerah-di-Desa-Otan-Pulau-Semau-Kabupaten-Kupang-Jumat-27-Agustus-2021.(Foto tangkapan layar video yang beredar di media sosial)

Pejabat NTT Berjoget di Semau Tuai Kritik, Ini Cerita 2 Bupati

Seorang-difabel-mendapat-vaksin-pada-Sabtu-28-Agustus-2021-di-Kota-Kupang-NTT.(Ra-KatongNTT.com)

Pelayanan Publik di Kota Kupang Abaikan Difabel

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular News

  • Yosef Lejap, korban dugaan penganiayaan oleh aparat kepolisian di Lembata (Dok. Andreas Lejap)

    Penganiayaan ODGJ, Satu Polisi Disebut Minta Maaf atas Ulah Rekannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aparat Polisi Diduga Aniaya ODGJ di Lembata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komnas Disabilitas: Penganiaya ODGJ di Lembata Rendahkan Martabat Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potret Kesederhanaan Nono, Juara Matematika Dunia dan Kagumi Elon Musk

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Budaya Politik Baru Berkearifan Lamaholot untuk Memajukan Peradaban (Bagian Pertama)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Silahkan klik tombol di bawah untuk berlangganan berita KatongNTT.
SUBSCRIBE

Anggota dari :

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2022 KatongNTT

No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024

© 2022 KatongNTT

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
Sign Up with Linked In
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist