Labuan Bajo – Rangkaian pertemuan menjelang G20 segera dimulai di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, dalam waktu dekat. Sekalipun Labuan Bajo bukan merupakan lokasi utama, berbagai persiapan dilakukan sejak dua tahun silam. Salah satu persoalan yang jadi pekerjaan rumah adalah sampah.
Catatan KatongNTT.com, Jumat (2/3/2022), menyebutkan dalam tiga bulan terakhir saja, tema seputar sampah itu menjadi pembahasan sejumlah kementerian terkait. Tidak hanya itu, pihak swasta dan badan usaha milik negara (BUMN) juga ikut mengatasi sampah atau limbah. Pertanyaannya, berbagai program tersebut sudah mengatasi sampah?
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat melihat langsung kawasan Pantai Marina, Bukit Pramuka, Labuan Bajo, pada akhir Desember lalu menyinggung ketersediaan tempat sampah. Selain menekankan pentingnya penghijauan, dia meminta kontraktor dan konsultan menambah prasarana kebersihan.
Baca : Sengkarut Penanganan Sampah di Kelurahan Kolhua
“Tolong juga ditambah jumlah tempat sampah, khususnya di setiap titik yang ada bangku tamannya,” ujarnya seperti ditulis laman resmi Kementerian PUPR.
Pekan kedua Januari lalu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) membahas isu pengolahan sampah dalam rapat koordinasi percepatan pengembangan Destinasi Super Prioritas Labuan Bajo.
“Kami (Kemenparekraf) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah menerapkan beberapa proyek percontohan (pilot project) pengolahan sampah, terutama sampah plastik,” kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI Vinsensius Jemadu di Labuan Bajo, Rabu, (19/1/2022).
Dalam penanganan sampah di daerah wisata, Kemenparekraf menggandeng beberapa perusahaan besar karena sumber daya pemerintah terbatas. Kolaborasi dilakukan dengan berbagai pihak, salah satunya PT Astra Internasional.
KLHK sebenarnya mempunyai program mendukung pengelolaan sampah terintegrasi di lima destinasi wisata super prioritas, yakni Danau Toba, Sumatera Utara; Borobudur, Jawa Tengah; Mandalika, NTB; Likupang, Sulawesi Utara; dan Labuan Bajo.
Pembahasan sampah paling terakhir saat Rakor Persiapan Penyelenggaraan Pertemuan ke-2 Sherpa G20, di Ayana Komodo Resort Labuan Bajo, Selasa (1/3/2022). Kegiatan dilakukan Kemenko Bidang Perekonomian melalui Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Internasional.
Baca : Sampah Picu Banjir di Kota Kupang
Rakor dipimpin Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian RI Susiwijono Moegiarso selaku Ketua Sekretariat Bidang Sherpa Track dan Finance Track di dampingi Pejabat dari Kementerian Luar Negeri Trian.
Susiwijono, seperti dilansir Infopublik.id, menjelaskan sekitar sepuluh kegiatan digelar di Labuan Bajo terkait dengan pelaksanaan G20.
Sedangkan Trian menyinggung isu lingkungan. Dirinya berharap agar pengelolaan sampah di Manggarai Barat harus dijalankan dengan baik, terutama sampah plastik.
“Sebab kalau sampah tidak dikelola dengan baik, maka isu ini juga menjadi perhatian penyelenggaraan G20,” tambahnya.
Hadir dalam Rakor ini, Asisten III Setda Manggarai Barat Ismail Surdi, Wakil Kapolres Manggarai Barat, Kadis Kesehatan Manggarai Barat, Sekretaris Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Manggarai Barat. Ada juga Kepala Otoritas Bandara Komodo, Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Labuan Bajo, Direksi PT. PLN, General Manajer PT. PLN Unit Induk Wilayah NTT.
Kemudian General Manajer Bandara Komodo PT. Angkasa Pura I, Direksi PT Indonesian Tourism Development Coorporation dan jajaran Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). [HS/K-02]