• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Sabtu, Oktober 4, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Inspirator

Laasar Adu, 22 Tahun Berdonor Darah

Rita Hasugian by Rita Hasugian
4 tahun ago
in Inspirator
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Laasar Adu pendonor darah selama 22 tahun (Ra-Katongntt.com)

Laasar Adu. donor darah selama 22 tahun (Ra-Katongntt.com)

0
SHARES
111
VIEWS

Laasar Adu memegang teguh prinsip berbagi dengan sesama yang membutuhkan secara tulus tanpa pamrih.  Prinsip itu yang membawanya selama 22 tahun setia mendonorkan darah. Dia memiliki darah tipe AB.

Di luar sana, pikirnya, ada seseorang yang mungkin kritis dan sedang membutuhkan sekantong darah. Dengan darah yang dia berikan, semoga nyawa orang itu segera tertolong.

BacaJuga

Mariangle Hungria, warga Brasil meraih peraih Nobel Pangan dan Pertanian Dunia 2025 karena menemukan bakteri tanah dapat digunakan sebagai pupuk yang ramah lingkungan dan murah . (Luciano Pascoal)

Mariangela Hungria, llmuwan Brasil Buktikan Bakteri Bisa Selamatkan Bumi

15 Mei 2025
Disabilitas di Manggarai Bertahan Hidup di Tengah Minimnya Perhatian Pemerintah

Disabilitas di Manggarai Bertahan Hidup di Tengah Minimnya Perhatian Pemerintah

18 Oktober 2024

Seperti Senin lalu, 14 Juni 2021,  Laasar kembali mendonorkan darahnya. Di lengan kirinya ada bekas jarum suntik dibalut plester.  Dia mencicipi semangkuk bubur kacang hijau hangat. Laasar baru saja memberikan sekantung darah miliknya. Wajahnya tampak segar dan tersenyum lebar.

Aston Kupang  mengadakan kegiatan sosial berbagi darah hari itu. Tiap tahun hotel bintang empat ini rutin mengadakan kegiatan donor darah.  Laasar enggan melewatkan momen yang sudah dijalaninya selama 22 tahun.

Rambutnya disisir rapi. Terlihat klimis.  Sambil menikmati bubur kacang hijaunya, Laasar berbagi pengalaman setianya mendonorkan darahnya selama puluhan tahun kepada KatongNTT.com.

Menurut Laasar, darahnya tidak lagi miliknya seorang, tapi sudah juga menjadi milik orang lain. Donor perdana dilakukannya di Bali pada tahun 1999.

Saat itu Laasar sebagai mahasiswa yang ingin tahu pada awalnya. Laasar dengan pembawaan santai lantas mengikuti aksi donor darah di kampusnya, Universitas Udayana, tahun 1999. Sejak momen pertama kali itulah dia jatuh hati hingga akrab dengan jarum transfusi.

Selepas itu Laasar rutin memberi darahnya baik secara pribadi maupun terlibat dengan kegiatan terkait donor darah. Begitu pindah ke Kota Kupang di tahun 2014, dia tetap mendonorkan darahanya. Bertepatan ASTON Kupang beroperasi pertama kali di tahun yang sama , dia pun diajak mendonorkan darah. Laasar melakoninya hingga sekarang.

Sudah 41 tahun usianya, Laasar sehat bugar. Dia  yakin tubuhnya sehat sebagai dampak positif dari mendonorkan darah. Satu masalah kesehatan yang dialami, ungkapnya sembari tersenyum, hanyalah cedera syaraf karena mengangkat beban terlalu berat.

“Untuk sakit dalam tidak dan mudah-mudahan tidak pernah,” kata Laasar tersenyum.

Bagi dia donor darah tak ubahnya terapi. Ia pernah mengkonsultasikan hal ini ke dokter dan memang dianjurkan demikian baiknya. Saat tubuhnya terasa kurang nyaman, maka hal pertama terlintas di pikirannya  adalah mendonorkan darah.

“Tubuh melalui tulang akan memproduksi darah lagi, maka dianjurkan tiga sampai empat bulan sekali melakukan donor darah, saya tidak ragu dengan itu,” tutur Laasar.

Begitupun dia pernah diminta untuk istirahat sejenak karena hasil tensi tekanan darahnya kurang baik. Dia  diminta untuk tidur sebentar oleh petugas setelah minum segelas susu dan menyantap makanan. Usai istirahat cukup ia kemudian bisa mendonorkan darah karena tensinya mulai normal.

“Ya mungkin karena memang darah AB tidak banyak di umum dibanding O, A atau B, maka memang dibutuhkan seperti itu,” jelasnya.

Tidak saja baik bagi tubuh tetapi Laasar yakin cara ini menambah amalnya. Ia tidak dapat membayangkan apabila ada seorang ibu yang usai melahirkan lalu kekurangan darah akhirnya menunggu ditolong, atau saudara dari seseorang terlibat kecelakaan di luar sana dan butuh sumbangan darah supaya nyawa terselamatkan, mungkin juga ada pasien operasi yang harus segera mendapat transfusi darah supaya dapat kembali bersama keluarga. Donor darah baginya sama dengan tanggung jawab kemanusiaan yang akan ia sanggupi. Ia serius saat menyampaikan ini.

“Kasihan kalau sampai ada kekurangan darah,” ujar Laasar.

Untuk itu, ia seringkali mengundang Palang Merah Indonesia (PMI) untuk menggelar kegiatan donor darah di tempat ibadah dimana banyak umat berkumpul. Ia memang tidak asing lagi dengan petugas PMI.

Amalan yang berharga perlu dibagikan kepada sesama dan pengalamannya ini dapat membuat banyak pribadi sehat lainnya dapat menyumbang darah. Setetes darah memang bernilai bagi nyawa orang lain. Dengan istirahat dan makan yang cukup, kata dia, sudah dapat memberi darah kepada sesama.

“Hidup kita akhirnya bukan untuk kita lagi tapi juga berarti untuk orang lain,” ungkap pria asal Rote Ndao ini.

Laasar yang memilih menekuni bisnis konveksi di tempat tinggalnya di Batuplat, Kota Kupang ini juga telah menyelesaikan dua kali vaksin Covid-19. Biasanya dalam empat bulan sekali ia menyumbangkan darah. Ia mengikuti vaksin salah satu alasannya agar juga dapat dengan aman memberikan darahnya.

Leonora Agatha, Public Relations Officer ASTON Kupang, juga membenarkan keberadaan Laasar Adu di setiap acara donor darah yang digelar hotelnya.

“Selalu rajin Pak-nya, partisipasi terus kalau ada kegiatan begini,” ujar dia.  (Ra/Rita Hasugian)

Tags: Aston Kupangdonor darahlaasar adu
Rita Hasugian

Rita Hasugian

Baca Juga

Mariangle Hungria, warga Brasil meraih peraih Nobel Pangan dan Pertanian Dunia 2025 karena menemukan bakteri tanah dapat digunakan sebagai pupuk yang ramah lingkungan dan murah . (Luciano Pascoal)

Mariangela Hungria, llmuwan Brasil Buktikan Bakteri Bisa Selamatkan Bumi

by PriyaHusada
15 Mei 2025
0

Dari laboratorium sunyi di Brasil, Hungria memimpin revolusi pertanian yang tak hanya menyelamatkan petani, tapi juga membuka jalan bagi cara...

Disabilitas di Manggarai Bertahan Hidup di Tengah Minimnya Perhatian Pemerintah

Disabilitas di Manggarai Bertahan Hidup di Tengah Minimnya Perhatian Pemerintah

by KatongNTT
18 Oktober 2024
0

Ruteng – Berbagai suku cadang sepeda motor terpajang apik di rak kayu di bengkel yang terletak persis di sisi barat...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati