Kupang – Pemerintah Kabupaten Lembata resmi mewajibkan pemeriksaan HIV/AIDS terhadap seluruh pegawai atau ASN mulai 14 Mei 2024.
Nefri Eken, pemerhati kesehatan dan inisiator tes HIV/AIDS ini mengatakan pemeriksaan tersebut bermula di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lembata.
Awalnya ia membahas ini dengan Dinkes Lembata kemudian mendapat respon dari Penjabat Bupati Lembata, Matheos Tan, di 30 November 2023. Matheos pun mewajibkan pemeriksaan ini melalui surat yang diteken oleh Sekda Lembata, Paskalis Ola Tapo Bali.
Baca juga : Warga Kota Kupang Lipat Sejuta Surat Suara Diupah Rp 250 per Lembar
“Saya minta nakes yang pertama kali menjadi contoh karena bicara mengenai kesehatan maka Dinkes Lembata bisa jadi contoh bagi OPD lain dan masyarakat,” tutur Nefri melalui sambungan telepon, Senin 13 Mei 2024.
Pemeriksaan ini meliputi deteksi penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS), sifilis dan HIV/AIDS yang sumber anggarannya dari Bidang P2P Dinkes Lembata.
Pemeriksaan ke masyarakat memang seringkali dilakukan, kata Nefri, namun masih minim terhadap ASN. Misalnya saat peringatan Hari AIDS Sedunia banyak pegawai yang enggan untuk memeriksakan diri.
“Sudah ada perintah dinas untuk hadir pun kadang tidak ada. Mobile VCT untuk kalangan ASN, di hajatan besar, tapi yang tes hanya yang kami saja kan sama saja,” tukasnya.
Baca juga : NTT Bakal Tambah Dokter Spesialis Pasca Sahnya UU Kesehatan
Untuk itu kegiatan ini dilakukan langsung ke tiap-tiap OPD agar mencapai target 2030 Zero AIDS serta jadi perangsang atau teladan bagi masyarakat Lembata agar mau memeriksakan diri.
“Semua diwajibkan. Bulan Mei ini kita periksa 10 OPD, Juni 10 OPD dan Juli dituntaskan untuk OPD sisanya. Setelahnya akan berlanjut ke kecamatan, kelurahan, desa dan RT/RW, kemudian masyarakat umum,” tambahnya.
Ia dan Dinkes Lembata juga akan bertemu dengan tokoh-tokoh agama pada Mei ini. Mereka akan membahas pemeriksaan HIV/AIDS terhadap pasangan pra nikah.

“Supaya bisa diobati bila sifilis supaya anaknya juga tidak sakit. Bila HIV maka bisa terapi ARV,” tukas Nefri.
Baca juga : Vaksinasi Pelayan Publik NTT Lebihi Target , Warga Rentan Baru 6 Persen
Selain pemeriksaan, ada pula materi terkait HIV/AIDS, potretnya di lapangan maupun dampaknya.
Tes ini sebagai deteksi dini dengan harapan masyarakat tidak takut untuk periksakan diri ke depannya dan dapat mengurangi stigma maupun diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Ia ingin Pemkab Lembata, Dinkes Lembata, dan KPAD terus bersinergi untuk menuntaskan kasus ini sehingga tidak ada lagi penambahan HIV/AIDS di Lembata.
“Harapannya juga gerakan ini dapat menjadi contoh bagi kabupaten lainnya bahkan sampai tingkat provinsi. Kita harus jemput bola karena kalau tidak seperti itu maka kita tidak bisa zero di tahun 2030,” ungkap dia lagi. ***