Tingkat vaksinasi di Provinsi NTT masih berada di bawah 30 persen. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, vaksinasi dosis pertama di NTT hingga Kamis, 2 September 2021 baru 20,44 persen.
Jumlah warga NTT penerima vaksin baru 782.960 orang dari target 3.831.439 orang
Adapun jumlah penerima vaksin kedua jauh lebih sedikit yakni 12,26 persen atau 469.576 orang.
Petugas publik mendapatkan vaksinasi melampaui target. Total sudah 535.265 petugas publik di NTT menerima vaksin pertama dari target 402.222 orang.
Presentasi pelayan publik yang menerima vaksin sebesar 133,08 persen. Sedangkan untuk dosis kedua sudah 74,79 persen atau 30.811 orang.
Untuk tenaga kesehatan (Nakes), dari target 32.221 orang yang harus divaksin, sudah 37.827 orang menerima vaksin dosis pertama dengan presentasi 117,4 persen.
Vaksin tahap kedua untuk nakes pun sudah mencapai 109,29 persen atau sebanyak 35.213 nakes.
Target vaksinasi untuk masyarakat umum dan rentan serta anak dan remaja paling rendah. Untuk kategori masyarakat umum dan rentan, dari target 2.408.586 orang, baru 146.544 orang yang diberi vaksin dosis pertama atau 6,12 persen.
Vaksinasi tahap kedua baru 3,86 persen atau 92.153 orang.
Selanjutnya, target untuk anak dan remaja sebanyak 582.844 orang, namun baru 2,74 persen atau 15.983 orang yang menerima vaksin dosis pertama.
Vaksinasi dosis kedua baru mencapai 1,69 persen. Artinya baru 9.836 orang yang menerima vaksin.
Presiden Jokowi pun mengingatkan agar Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam percepatan vaksinasi.
Pernyataan Presiden ini menjadi atensi anggota DPR asal NTT yang juga Ketua PKK Provinsi NTT, Julie Laiskodat.
Melalui kerja sama dengan banyak kalangan seperti gereja, masjid, sekolah, Dinas Pendidikan, dan Ikatan Bidan Indonesia, Julie mendorong percepatan vaksinasi di NTT. Sehingga herd immunity, kekebalan masyarakat bisa cepat terbentuk.
“Kita tahu bersama bahwa di NTT ini belum maksimal, sehingga Pak Gubernur mempunyai tugas utuk menyebarkan vaksin tersebut,” kata Julie saat meluncurkan gerakan “Ayo Vaksin” di Gereja Emau Liliba, Kota Kupang, Kamis, 2 September 2021.
“Juga mememohon kepada semua sector, semua lini, untuk membantu, gotong royong, kita keroyokan supaya vaksin lebih dipercepat lagi untuk mendapat herd immunity,” ujar Julie.
Menurut Julie, perlu ada pemerataan dalam pemberian vaksin untuk semua kategori, tidak hanya bagi tenaga kesehatan, petugas publik dan masyarakat umum.
Vaksinasi bagi Ibu hamil, penyandang disabilitas dan anak juga perlu didorong.
Vaksinasi bagi anak terus digalakan bersama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.
Program yang diberi nama Vaksin Goes to School itu dilaunching pada minggu lalu. Hingga minggu ini, tercatat sudah tiga sekolah yang dikunjungi untuk melaksanakan vaksinasi.
“Saya kepingin supaya di keluarga itu harus semua tervaksinasi. Jadi bukan hanya orang tua, bukan hanya lansia tapi semua sudah harus tervaksinasi,” tutur Julie.
Guna mencapai tergat tersebut, Julie meminta pihak gereja agar mendorong para orang tua mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah masing-masing.Sehingga anak dan remaja pun bisa dilayani vaksin.
Julie juga berinisiatif mendekatkan pelayanan vaksin melalui kerja sama yang sudah dibangun sehingga masyarakat tidak lagi bingung mencari tempat untuk mendapatkan pelayanan vaksinasi.
“ Kami menjemput bola,” ujarnya.
Tempat ibadah, kata Julie menjadi salah satu lokasi yang strategis. Gereja ataupun Masjid punya data terkait jemaat atau jamaah yang bisa dengan mudah didata dan menghindari terjadinya kerumunan.
Di jemaat Gereja Emaus Liliba, dari 300 orang yang akan dilayani vaksinasi, sebagian besar sudah mendapatkan vaksin dosis pertama.
“Ini hari saja di Jemaat Emaus, mayoritasnya adalah yang minta vaksin kedua. Mereka selama ini bingung (untuk mendapatkan vaksin kedua),” jelas Julie.
Ketua Majelis Jemaat Emaus Liliba, Pendeta Helda M. Sir-Seo, berterima kasih atas pelayanan vaksinasi bagi jemaaatnya.
Dengan vaksinasi tersebut, kebaktian di Gereja pada tanggal 5 September ini bisa dilaksanakan.
Pendeta Helda menjelaskan, untuk pelaksanaan vaksinasi kali ini dilakukan selama dua hari dengan kuota per hari sebanyak 150 orang. Jumlah tersebut kemudian dibagi lagi dalam empat sesi agar menghindari terjadinya kerumunan. (Joe)