Kupang – Warga Besipae murka ketika melihat mobil yang diduga milik Gubernur NTT keluar dari Kantor Gubernur tanpa mengindahkan warga Besipae yang berunjuk rasa.
Beberapa utusan warga sedang dibawa Kapolres Kota Kupang bertemu Asisten II Gubernur NTT. Pertemuan ini untuk mendiskusikan kelanjutan permasalahan tanah adat Pubabu yang diklaim milik pemerintah. Sehingga rumah-rumah warga digusur.
Sedang beberapa warga yang menunggu di depan pintu masuk Kantor Gubernur terus berorasi.
Baca Juga: Warga Besipae Berkemah Di Depan Kantor Gubernur, Tuntut Bertemu Viktor Laiskodat
Gubernur NTT dikabarkan tak berada di kantor sehingga warga hanya bisa dipertemukan dengan Asisten II.
Namun, sekitar pukul 16.00 WITA, warga dikejutkan dengan keluarnya mobil dengan nomor polisi 1 yang dikawal oleh Satpol PP dan Satlantas lewat pintu keluar.
Warga yang saat itu berkumpul di depan pintu masuk berlari menuju mobil yang diduga kuat membawa Viktor Laiskodat.

Namun, warga tak dapat menghadang karena mobil melaju cepat. Bahkan menerobos lampu merah El Tari.
Baca Juga: Komnas HAM: Pemprov NTT Buka Ruang Dialog Setara dengan Warga Pubabu-Besipae
Melihat itu, warga tersulut emosi dan makin berteriak keras meminta pertanggungjawaban Gubernur atas rumah-rumah warga yang digusur rata pemerintah pada 20 Oktober 2022 lalu.
“Mereka omong kosong. Bilang ketemu dengan Asisten II supaya dia (gubernur) bisa lari. Jangan lari dari kami masyarakat kecil!” teriak warga.
Warga merasa telah dibohongi dan tak dihargai keberadaan mereka.
“Sa su liat ko, sa su liat ko, Laiskodat ko jangan lari dari kenyataan,” nyanyi warga Besipae menanggapi tingkah Gubernur NTT sore itu.*****