Kupang – Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia wilayah Kabupaten Kupang, Zakarias Doroh meminta pemerintah mengungkap asal dari limbah berbentuk lempengan hitam pekat di perairan Tablolong.
Dia meminta pemerintah mengungkap sebab-akibat kemunculan limbah itu pada musim Barat di akhir Desember 2024.
Pemerintah, kata Zakarias, juga perlu melakukan investigasi untuk mengungkap siapa pelaku dan dampak dari benda itu terhadap biota laut dan rumput laut yang dibudidayakan nelayan-nelayan Tablolong.
Baca juga: Nelayan Temukan Limbah Aspal di Laut hingga Pantai Tablolong
“Limbah ini dalam minggu ini tiba di pinggir laut, dari mana dan akibat dari apa, sebab akibatnya, tenggelam kapal atau apa? Kita minta pemerintah bagian lingkungan hidup ini turut ambil alih, jangan tidak disikapi pemerintah,” kata Zakarias kepada KatongNTT, Sabtu, 28 Desember 2024.
Hingga sepekan benda hitam pekat ini ditemukan, nelayan budidaya rumput laut yang terkena dampaknya. Botol-botol kemasan untuk budidaya rumput laut berubah menjadi hitam dan rumput laut di dalamnya juga berubah hitam. Sedangkan dampaknya terhadap ikan-ikan dan terumbu karang, belum terlihat.
Sejumlah lembaga di bidang lingkungan hidup di NTT belum dapat memberikan informasi tentang temuan benda hitam pekat oleh nelayan di Desa Tablolomg Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang pada Kamis 26 Desember 2024.
Lembaga-lembaga ini masih berkoordinasi untuk mencari tahu benda hitam pekat ini berasal dari mana, siapa pelakunya, dan dampaknya bagi kualitas air laut.
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Kupang, Yeanry M. Olang menjelaskan, pihaknya masih berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup NTT.

Baca juga: KKP Janji Tangkap Penyampah di Laut NTT Pakai Nano Satelit
“Menunggu info dari DLHK (Dinas LIngkungan Hidup NTT),” kata Yeanry kepada KatongNNT.com, 8 Januari 2024.
Sebelumnya, Yeanry menjelaskan, Bakamla sudah melakukan analisa terhadap benda ini namun belum bisa diinformasikan karena memerlukan diskusi dengan Dinas Lingkungan Hidup NTT.
Yeanry juga mengatakan tidak ada aktivitas kapal tanker mencurigakan di laut NTT selama Desember 2024 berdasarkan pemantauan Bakamla Kupang.
Kepala Bidang Pengendalian dan Perlindungan Dinas Lingkungan Hidup NTT, Sherley S. Wila Huky mengatakan, sejumlah instasi akan diundang rapat gabungan pada Senin depan, 12 Januari, untuk membahas temuan benda hitam pekan tersebut.
Benda yang mirip aspal atau endapan minyak mentah berwarna hitam ditemukan nelayan Desa Tablolong di pasir pantai, di botol kemasan air mineral untuk budidaya rumput lalu, tumpukan sampah di pantai, dan badan kapal milik nelayan.
Beberapa nelayan mencoba membersihkan benda itu dari telapak tangan dan kaki mereka serta botol budidaya rumput lalu dengan menggunakan minyak tanah. Hasilnya, telapak tangan dan kaki mereka bersih dari benda tersebut.
Johnny Anabuni, Pengendali dampak lingkungan Dinas lingkungan hidup NTT menjelaskan, limbah ini dipastikan aspal setelah dia membakarnya dan mencium baunya. Hal ini diperkuat dengan pengalaman nelayan yang membersihkan limbah hitam ini dari tubuhnya dengan menggunakan minyak tanah.

Baca juga: Kisah Masyarakat Adat NTT Atasi Perubahan Iklim, Di Mana Pemerintah?
“Ini aspal, sudah pasti aspal,”kata Johnny kepada KatongNTT, Senin, 30 Desember 2024.
Johnny menduga ada kapal yang melintas di perairan NTT lalu membuang limbah aspal di perairan laut NTT. Kemungkinan kapal membawa minyak mentah. Membuang limbah ke laut untuk menekan biaya pengolahan limbah yang mahal.
Kasus limbah aspal ini belum pernah ada yang laporkan sebelumnya. Sehingga pihaknya segera menindaklanjuti temuan aspal ini ke Desa Tablolong. Meski menurutnya, sulit untuk mendeteksi pelaku pembuangan aspal di perairan NTT mengingat luasnya perairan laut dan lalu lintas kapal yang sulit dideteksi aktivitasnya di laut.
Begitupun pihaknya segera berkoordinasi dengan Bakamla Kupang, Kepolisian Daerah NTT, serta Dinas Kelautan dan Perikanan NTT untuk menangani masalah limbah aspal ini. [*]