Kupang – Lingkungan Gereja Katedral Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur dipenuhi pedagang takjil di bulan suci Ramadan. Suasana ini sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya.
Para pedagang takjil yang didominasi umat Muslim menjejerkan lapak-lapak mereka di sekitar Gereja Katolik Katedral Kristus Raja, Kota Kupang.
Mereka menawarkan berbagai menu berbuka puasa setiap sorenya di depan Gereja Katedral. Para pedagang juga berjualan di area sekitarnya seperti depan Bank Mandiri Kantor Cabang Kupang.
Para pedagang takjil yang kebanyakan warga Kelurahan Bonipoi dan Kelurahan Solor ini mulai berjualan sejak puasa hari pertama.
Baca juga: Awal Ramadan 23 Maret 2023, Ini Pesan Presiden, Wapres, dan Menag untuk Umat Islam
Rahma, seorang pedagang menuturkan setiap tahunnya membuka lapak di seberang Gereja dengan gule dan sate sebagai menu andalannya.
Pembelinya diketahui lebih banyak adalah non-Muslim sejak dulu ia membuka lapak di sana. Minat warga Kota Kupang untuk berburu takjil diakuinya selalu menyemarakkan momentum Ramadan. Tentunya menjadi berkah baginya setiap tahun.
Rahma memiliki warung makan yang berdampingan dengan Gereja Katedral. Saat Lebaran tiba ia akan membuat berbagai menu khas Lebaran. Misalnya kue lopis dibantu dengan para karyawannya. Kemudian ia memindahkan lapaknya ke area jualan takjil bersama pedagang lain menjelang sore.
Ia menjelaskanm bersama para pedagang menjual aneka jajanan mulai jam 15.00 WITA dari puasa hari pertama pada 23 Maret 2023. Mereka berjualan hingga malam hari atau sebelum salat tarawih. Para pedagang yang kebanyakan adalah wanita ini juga akan berbuka puasa di lokasi mereka berjualan bersama para pembeli yang berkunjung.
“Tiap tahun sudah seperti ini. Dari dulu pelanggan kita dari yang non-Muslim datang ke sini. Kita selalu jualan di depan Gereja Katedral ini,” ujar Rahma saat ditemui di lokasi 24 Maret 2023.
Baca juga: DMI NTT Minta Pengurus Masjid Kurangi Volume Pengeras Suara
Menurutnya, ini sudah menjadi tradisi di Kota Kupang setiap tahunnya saat Ramadan dimana seluruh umat beragama ikut memeriahkan bulan suci ini.
Koordinator penjualan takjil, Zainal Arifin, mengatakan kondisi ini telah menjadi tradisi setiap tahunnya di Kota Kupang. Ini menunjukkan toleransi antar umat beragama.
“Ini tradisi sejak lama,” ucapnya.
Pihaknya selalu berkoordinasi dengan para pedagang takjil untuk terus menjaga kebersihan sebelum dan setelah berjualan di sekitar area tersebut.
Para penjual juga difasilitasi dengan tenda-tenda oleh Bank Mandiri Kupang agar aman berjualan saat hujan atau panas terik.
Pantauan di lokasi area tersebut didatangi kalangan masyarakat dan yang paling banyak oleh kaum muda-mudi ataupun pekerja kantoran dari area sekitar.
Pembeli yang datang kebanyakan menggunakan kendaraan roda dua dan diatur lalu lintasnya oleh petugas kepolisian yang berjaga di sana.
Lalu lintas Jalan Urip Sumoharjo pada jam 16.00 – 17.00 WITA terpantau ramai lancar kendati adanya aktivitas jual-beli di sepanjang trotoar. (Putra Bali Mula)