Kupang – Ribuan pekerja migran Indonesia (PMI) asal Provinsi Nusa Tenggara Timur telah turut menggerakkan roda perekonomian di negara ini. Mungkin tidak banyak orang di pemerintahan maupun di masyarakat yang peduli dengan partisipasi mereka dalam bentuk remitansi.
Remitansi atau pengiriman uang PMI NTT dari luar negeri untuk keluarga mereka dalam 12 tahun terakhir (2011-2022) jumlahnya fantastis: lebih dari Rp 1 triliun! Remitansi sebesar ini dikirimkan oleh 13.898 PMI.
KatongNTT.com mengolah data remitansi PMI NTT yang diperoleh dari Balai Pelayanan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia NTT atau BP3MI NTT.
Baca juga: Tahun 2023 Sebulan Berjalan, Sudah 8 Jenazah PMI Dipulangkan ke NTT
Kepala BP3MI NTT, Siwa menjelaskan, data remitansi ini diperoleh dari beberapa bank pemerintah dan PT Pos Indonesia yang memiliki layanan remitansi.
“Saya telah lama menyurati bank dan PT Pos Indonesia agar mengirimkan secara teratur data remitansi PMI NTT. Tapi ada yang meresponsnya dengan mengirimkan secara teratur, tapi ada yang tidak berlanjut,” kata Siwa dalam diskusi dengan tim KatongNTT.com, Kamis, 4 Mei 2023.
“Bank BNI yang paling teratur mengirimkan laporan remitansi PMI NTT setiap bulan hingga saat ini,” kata Siwa tersenyum.
Pada awal tahun 2023, BNI dari cabang Kupang dan Mamumere bahkan telah mengirimkan laporan remintasi PMI NTT dari periode Januari sampai April. Jumlah remitansi kuartal pertama 2023 itu sebesar Rp 14, 071 miliar yang dikirim oleh 4.914 PMI NTT.
Sedangkan BRI, berdasarkan data BP3MI NTT terakhir kali mengirimkan akumulasi remitansi PMI tahun 2014 sebesar Rp 286, 196 miliar dari 4.792 PMI.
Baca juga: PMI NTT Nonprosedural Terbanyak Meninggal di Malaysia
Siwa berencana untuk menyurati kembali perbankan dan PT Pos Indonesia yang memiliki layanan remitansi PMI NTT. Sehingga BP3MI memiliki laporan remitansi PMI NTT secara teratur.
Siwa membenarkan bahwa selama ini tidak banyak yang peduli dengan remitansi PMI NTT dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
“Soal remitansi PMI ini kurang mendapat perhatian,” ujar Siwa.
Ironisnya, remitansi yang fantastis ini tetap memunculkan cerita pilu para PMI NTT. Masih banyak PMI yang mengalami masalah di negara penempatan terutama disebabkan mereka berangkat tanpa dokumen. Bahkan mereka menjadi korban jaringan tindak perdagangan orang.
BP3MI NTT juga masih menerima data pekerja migran yang dipulangkan dalam peti mati. Sepekan ini saja sudah dua jenazah yang diterima BP3MI NTT untuk diserahkan ke keluarga almarhum. (Rita Hasugian)