Rumit Membuat Tenun Ikat NTT, Jadi Sonde Tawar Murah... - Katong NTT    
Sabtu, 28 Januari , 2023
  • Login
NEWSLETTER
Katong NTT
No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Ekonomi dan Bisnis Dekranasda NTT

Rumit Membuat Tenun Ikat NTT, Jadi Sonde Tawar Murah…

Editor: KatongNTT
30 April 2022
in Dekranasda NTT
0
Katarina Kedo Pa, pengrajin tenun ikat NTT sedang memulai proses pembuatan motif tenun di rumahnya di Kelurahan Belo, Kota Kupang, Sabtu, 23 April 2022, (KatongNTT.com)
Katarina Kedo Pa, pengrajin tenun ikat NTT sedang memulai proses pembuatan motif tenun di rumahnya di Kelurahan Belo, Kota Kupang, Sabtu, 23 April 2022, (KatongNTT.com)

Katarina Kedo Pa, pengrajin tenun ikat NTT sedang memulai proses pembuatan motif tenun di rumahnya di Kelurahan Belo, Kota Kupang, Sabtu, 23 April 2022, (KatongNTT.com)

0
SHARES
118
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Kupang– Setiap kali melihat tenun ikat NTT, yang hadir rasa kagum atas keindahan tenunan hasil karya tangan perempuan-perempuan NTT. Terpikir bagaimana mereka membuat desain, motif, dan pewarnaan yang pastilah rumit.  

KatongNTT.com mendapat undangan dari Katarina Kedo Pa, pengrajin tenun ikat Nusa Tenggara Timur untuk mengikuti proses pembuatan kain tenun di rumahnya di Kelurahan Belo, Kota Kupang pekan lalu.  Berikut prosesnya:

RekomendasiUntukmu

Lurah Nefonaek, Kota Kupang, Provinsi NTT, Josephina Neltji Ungirwalu, (kiri) memamerkan produk Mimo bersama Nyi Raden Citra Masniary Bratawidjaja selaku pemilik usaha Mimo pada Rabu, 25 Januari 2023. ( Putra Bali Mula-KatongNTT.com)

Mimo, Susu Kelor Produksi Warga Kota Kupang Jadi Asupan Mengatasi Stunting

25 Januari 2023
Nita Liwulangi, pemilik UMKM Ensikei yang membuat aksesoris tenun NTT (KatongNTT-Ruth)

Tekun Jalankan UMKM Aksesoris NTT, Nita Liwulangi Diundang ke Seoul

21 Januari 2023

Pertama-tama, benang dibentang kemudian diberi tanda. Proses ini disebut Lolo, yang mana memakan waktu tujuh sampai delapan jam. Proses ini harus melibatkan dua orang. Dia dibantu keponakannya.

 Selanjutnya, bagian yang telah ditandai, diikat menggunakan tali plastik mengikuti motif yang diinginkan. Terlahir dari keluarga penenun membuat Katarina telah belajar merangkai benang menjadi kain tenun ini sejak duduk di kelas 5 sekolah dasar. Sehingga dia dengan mudah mengikat benang mengikuti motif yang diinginkan pelanggan, tanpa harus melihat contoh gambar yang ada.

Setelah diikat, benang lalu dimasak dengan deterjen. Tujuannya agar ketika proses pewarnaan, warna tidak merembes ke ikatan motif. Setelah air deterjen mendidih, benang dicelupkan dan dimasak sekitar 10 menit. Kemudian benang dikeluarkan dan didiamkan.

Setelah itu, campur bahan pewarna yang akan dimasak dengan benang tadi. Bahan pewarna utama untuk warna hitam ialah belerang ½ kg dan SN ½ kg dicampur dengan 6 liter air mendidih. Semuanya dimasak sekitar 10 menit di periuk yang lebar dengan api menyala besar agar warna meresap sempurna ke benang.

Setelah itu, angkat dan dinginkan. Bila sudah dingin, angkat dan bilas. Proses ini biasanya melewati enam hingga tujuh kali bilasan sampai air bilasannya benar-benar bersih. Kemudian, buka ikatan motif yang akan diberi warna merah. Setelah itu, campurkan dua sendok makan pewarna merah dengan satu gelas air. Aduk sebentar, lalu celupkan bagian yang ingin diberi warna merah satu per satu. Setelah itu, lanjutkan di tungku api. Tuang sisa pewarna merah tadi dengan SN ½ kg.  Masak hingga mendidih, lalu angkat dan bilas lagi hinggga bersih.

Tidak berhenti sampai situ, benang kemudian dicelupkan pada campuran air mendidih dan tepung tapioka. Penggunaan tepung tapioka di sini tujuannya agar benang licin dan tidak kusut saat proses penenunan nanti. Pada proses ini, benang hanya dicelup sebentar tanpa harus dimasak.  Setelah itu angkat, dan benang siap dijemur di bawah terik matahari.

Proses pengeringan bisa memakan waktu satu sampai dua hari. Benang harus benar-benar kering sebelum disimpan. Bila benangnya masih lembab, benang akan saling menempel satu sama lain, menyebabkan warna motifnya akan tidak beraturan lagi. Untuk itu, panasnya mataharI Kota Kupang, menjadi sukacita tersendiri bagi Katarina Kedo Pa, karena pekerjaannya bisa lebih cepat selesai.

Bila benangnya sudah kering, lanjut ke tahap pewarnaan akhir. Kali ini, pelanggan Katarina Kedo Pa meminta 3 warna dalam tenunnya. Hitam, merah, dan kuning. Untuk itu, pewarnaan terakhir ini dilakukan ketika dua warna sebelumnya telah benar-benar menyatu dengan benang lewat penjemuran, sehingga tidak akan tercampur lagi dengan warna terakhir. Takarannya masih sama, dua sendok makan pewarna kuning dengan seember air dicampur, lalu celup benang yang akan diberi warna kuning. Kemudian angkat dan jemur hingga kering.

Setelah proses pewarnaan dan pengeringan, benang kemudian dipisah satu persatu dan kemudian mulai ditenun. Proses menenun ini memakan waktu tiga sampai empat hari, dengan hampir 13 jam pengerjaan tiap harinya. Sehingga, menurut perhitungan, dari proses lolo hingga selesai menenun membutuhkan waktu 10 hari.

Dilihat juga dari cuaca, berapa banyak warna yang diminta, serta seberapa sulit motif yang diminta pelanggan, berpengaruh juga pada waktu pengerjaan. Belum lagi dia harus menjalankan tanggung jawabnya sebagai ibu, sehingga proses pengerjaannya bisa lebih dari 10 hari.

Mencermati proses pembuatannya yang panjang dan berhari-hari, harga per lembar kain tenun ikat yang dipatok Katarina Kedo Pa berkisar Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu, termasuk murah.  Dia mengambil keuntungan dari setiap lembar kain berkisar Rp 25 ribu hingga Ro 100 ribu. Nah para pembeli, sonde tawar terlalu jauh ya setelah tahu informasi ini.  *****

SendShareTweetShare
Previous Post

Kisah Buah Ketekunan Katarina Kedo Pa, Pengrajin Tenun Ikat NTT

Next Post

Cegah PMI Ilegal, Indonesia Perlu Ikuti Vietnam Soal Visa Pertanian Australia

KatongNTT

KatongNTT

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Rekomendasi Untukmu

Dekranasda NTT

Mimo, Susu Kelor Produksi Warga Kota Kupang Jadi Asupan Mengatasi Stunting

25 Januari 2023
Lurah Nefonaek, Kota Kupang, Provinsi NTT, Josephina Neltji Ungirwalu, (kiri) memamerkan produk Mimo bersama Nyi Raden Citra Masniary Bratawidjaja selaku pemilik usaha Mimo pada Rabu, 25 Januari 2023. ( Putra Bali Mula-KatongNTT.com)

Sebanyak 23 anak yang mendapatkan asupan Mimo terdiri dari 13 anak stunting dan 10 anak yang berpotensi stunting. Hal ini...

Read more
by Rita Hasugian
0 Comments
Dekranasda NTT

Tekun Jalankan UMKM Aksesoris NTT, Nita Liwulangi Diundang ke Seoul

21 Januari 2023
Nita Liwulangi, pemilik UMKM Ensikei yang membuat aksesoris tenun NTT (KatongNTT-Ruth)

Namun oleh karena tenun, Nita dapat menginjakkan kakinya di Melbourne, Australia dan di Seoul, Korea Selatan. Ia kemudian membangun UMKM...

Read more
by Ruth Botha
0 Comments
Dekranasda NTT

Strategi Unik Evi Novesa Jual Pisang Goreng Madu, Enam Bulan Modal Kembali

14 Januari 2023
Evi Novesa Rinni pemilik UMKM Pisang Goreng Madu Dimadu di Kota Kupang (Rita Hasugian-KatongNTT.com)

Strategi pemasaran unik lainnya, Evi dan Tymmi mengirimkan proposal penjualan pisang goreng madu ke perusahaan dan instansi di Kota Kupang.

Read more
by Rita Hasugian
0 Comments
Dekranasda NTT

Merry Pongkapadang Awalnya Produksi Abon Ikan, Kini Merambah ke Keripik Abon, Laris Manis

7 Januari 2023
Merry Pongkapadang, pemilik UMKM I’ak Malole yang memproduksi Abon san Keripik Abon di NTT (Ruth-KatongNTT)

Merry yang awalnya adalah ibu rumah tangga ini memperbanyak varian produknya. Dari abon rasa original dan pedas gurih, berlanjut dengan...

Read more
by Ruth Botha
0 Comments
Dekranasda NTT

Angky Fiah Raup Rp 10 Juta Per Bulan dari Aksesoris Antik NTT

31 Desember 2022
Angky Fiah, sedang membuat aksesoris antik NTT (Ruth-KatongNTT)

Menjadi pekerjaan turun temurun dari leluhurnya, membuat Angky, pria asal Rote Ndao Nusa Tenggara Timur (NTT) ini memilih menjadi pengrajin...

Read more
by Ruth Botha
0 Comments
Dekranasda NTT

Kisah Penenun Yakoba Dedo Dijanjikan Modal Hingga Tolak Berjualan Online

24 Desember 2022
Yakoba Tanggu Dedo, penenun asal Sumba Timur yang kini menetap di Lasiana, Kupang (Ruth Botha-KatongNTT)

Kupang – Menjadi penenun sudah terbesit dalam benaknya sejak di bangku sekolah. Bukan karena paksaan, tetapi ia sadar benar jika...

Read more
by Ruth Botha
0 Comments
Next Post
Pekerja memanen pisang di Australia (dfat.gov.au)

Cegah PMI Ilegal, Indonesia Perlu Ikuti Vietnam Soal Visa Pertanian Australia

Warga Kolhua memasang tulisan penolakan pembangunan bendungan Kolhua (Rita-KatongNTT)

Saling Cuci Tangan Hadapi Penolakan Bendungan Kolhua

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular News

  • Yosef Lejap, korban dugaan penganiayaan oleh aparat kepolisian di Lembata (Dok. Andreas Lejap)

    Penganiayaan ODGJ, Satu Polisi Disebut Minta Maaf atas Ulah Rekannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aparat Polisi Diduga Aniaya ODGJ di Lembata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komnas Disabilitas: Penganiaya ODGJ di Lembata Rendahkan Martabat Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potret Kesederhanaan Nono, Juara Matematika Dunia dan Kagumi Elon Musk

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Budaya Politik Baru Berkearifan Lamaholot untuk Memajukan Peradaban (Bagian Pertama)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Silahkan klik tombol di bawah untuk berlangganan berita KatongNTT.
SUBSCRIBE

Anggota dari :

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2022 KatongNTT

No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024

© 2022 KatongNTT

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
Sign Up with Linked In
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist