• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Jumat, Mei 23, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Opini

Tentang Paus Fransiskus (4)

Oleh: Tonnio Irnawan, Pembaca Buku Sejarah

Tim Redaksi by Tim Redaksi
9 bulan ago
in Opini
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Tentang Paus Fransiskus (4)

Paus Fransiskus mengundang ratusan warga miskin di Roma makan malam bersama 29 Juni 2018 (Vatican News)

0
SHARES
28
VIEWS

Pengantar: Pemimpin umat Katolik sedunia (Holy See), Paus Fransiskus akan berkunjung ke Indonesia pada tangga 3-6 September 2024. Ini merupakan kunjungan kenegaraan Paus Fransiskus yang pertama ke Indonesia.  Dalam kunjungan Paus Fransiskus ke kawasan Asia Pasifik, Indonesia menjadi negara pertama dikunjungi untuk kemudian Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.

Paus yang dikenal dekat dengan orang-orang yang disingkirkan atau tidak dianggap keberadaannya akan mengadakan sejumlah pertemuan kenegaraan dan memimpin misa dengan ribuan umat Katolik di Jakarta. Menurut data Kementerian Agama, jumlah umat Katolik hingga akhir 2022 sebanyak 8,5 juta
jiwa atau sekitar 3,06 persen dari total populasi warga Indonesia yakni 277,75 juta jiwa. 

BacaJuga

Ilustrasi orang-orang berolahraga senam diiringi lagu NTT Ge Mu Famire

Mengapa Lagu-Lagu NTT Terlalu Riang untuk Realitas yang Pahit?

20 Mei 2025
Yunita Bauk, sebagai Sekretaris KSB, sedang berperan penting dalam proses simulasi bencana banjir di Desa Tasain untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat. (Dok. CRS Indonesia)

Tiga Perempuan NTT Ubah Perspektif Maskulinitas dalam Cegah Bencana

12 Mei 2025

 

Pastor Bergoglio ditunjuk sebagai Uskup Agung Buenos Aires pada 1998. Hidupnya tidak berubah tetap sederhana. Ia menolak tinggal di kediaman Uskup Agung di Olivos dan lebih memilih tinggal di apartemen. Kebiasaan memasak untuk diri sendiri dan tamu-tamunya tidak dihentikan sekalipun ia kini seorang uskup agung.

Baca juga: Tentang Paus Fransiskus (3)

Kebiasaannya bepergian dengan bus dan kereta bawah tanah tetap dilanjutkan. Dengan demikian ia masih tetap bisa berinteraksi dengan lingkungan. Karenanya warga kota Buenos Aires mengenalinya. Bepergian, uskup lebih suka berpenampilan sebagai seorang pastor.

Uskup Bergoglio dikenal sebagai seorang gembala yang sangat dekat dengan umatnya khususnya orang -orang miskin. Suatu ketika ia mengatakan,”Betapa saya berharap sebuah Gereja yang miskin dan untuk orang – orang miskin.”

Tiga tahun setelah penunjukkannya sebagai uskup agung, Paus Yohanes Paulus II memilihnya sebagai kardinal. Ia datang ke Roma untuk dilantik sebagai kardinal. Kedatangannya ke Italia sekalian untuk mengunjungi kampung halaman nenek moyangnya di Piemonte.

Baca juga: Tentang Paus Fransiskus (2)

Sekali sederhana, tetap sederhana. Kardinal Bergoglio konsisten dengan pilihan hidup sederhana. Bahkan sekalipun ia telah dipilih sebagai Kepala Negara Vatikan, pilihan hidupnya tidak berubah.

Andrea Tornielli dalam bukunya melukiskan kesahajaan Kardinal Bergoglio setelah terpilih sebagai Uskup Roma sekaligus Paus. Beliau tidak memakai mozzetta merah dengan pinggiran bulu cerpelai yang disiapkan untuknya. Di pundaknya juga tak tergantung stola. Paus tak mau memakai busana berkerah bulu yang nampak bagaikan busana kerajaan.

Salib di dada tetap sama yang sudah sejak lama dikenakannya. Salib yang dibuat dari logam bukan emas. Salib yang tak bertaburan permata. Mozzetta adalah salah satu kelengkapan jubah paus berupa jubah penutup bahu dan sebagian lengan dengan bagian terbuka di dada. (Bersambung)

Tags: #PausFransiskus#UskupAgungBuenosAires#wargamiskin
Tim Redaksi

Tim Redaksi

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Baca Juga

Ilustrasi orang-orang berolahraga senam diiringi lagu NTT Ge Mu Famire

Mengapa Lagu-Lagu NTT Terlalu Riang untuk Realitas yang Pahit?

by PriyaHusada
20 Mei 2025
0

Di seluruh Nusantara, lagu “Gemu Fa Mi Re” dan “Nona Pica Pica” menjadi pengiring wajib di acara-acara seremonial. Tapi di...

Yunita Bauk, sebagai Sekretaris KSB, sedang berperan penting dalam proses simulasi bencana banjir di Desa Tasain untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat. (Dok. CRS Indonesia)

Tiga Perempuan NTT Ubah Perspektif Maskulinitas dalam Cegah Bencana

by KatongNTT
12 Mei 2025
0

Deburan ombak yang biasanya menenangkan, gemuruh angin yang akrab di telinga, dan tanah yang menjadi tumpuan hidup, terkadang berubah menjadi...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati