Pengantar: Pemimpin umat Katolik sedunia (Holy See), Paus Fransiskus akan berkunjung ke Indonesia pada tangga 3-6 September 2024. Ini merupakan kunjungan kenegaraan Paus Fransiskus yang pertama ke Indonesia. Dalam kunjungan Paus Fransiskus ke kawasan Asia Pasifik, Indonesia menjadi negara pertama dikunjungi untuk kemudian Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
Paus yang dikenal dekat dengan orang-orang yang disingkirkan atau tidak dianggap keberadaannya akan mengadakan sejumlah pertemuan kenegaraan dan memimpin misa dengan ribuan umat Katolik di Jakarta. Menurut data Kementerian Agama, jumlah umat Katolik hingga akhir 2022 sebanyak 8,5 juta
jiwa atau sekitar 3,06 persen dari total populasi warga Indonesia yakni 277,75 juta jiwa.
Pastor Bergoglio ditunjuk sebagai Uskup Agung Buenos Aires pada 1998. Hidupnya tidak berubah tetap sederhana. Ia menolak tinggal di kediaman Uskup Agung di Olivos dan lebih memilih tinggal di apartemen. Kebiasaan memasak untuk diri sendiri dan tamu-tamunya tidak dihentikan sekalipun ia kini seorang uskup agung.
Baca juga: Tentang Paus Fransiskus (3)
Kebiasaannya bepergian dengan bus dan kereta bawah tanah tetap dilanjutkan. Dengan demikian ia masih tetap bisa berinteraksi dengan lingkungan. Karenanya warga kota Buenos Aires mengenalinya. Bepergian, uskup lebih suka berpenampilan sebagai seorang pastor.
Uskup Bergoglio dikenal sebagai seorang gembala yang sangat dekat dengan umatnya khususnya orang -orang miskin. Suatu ketika ia mengatakan,”Betapa saya berharap sebuah Gereja yang miskin dan untuk orang – orang miskin.”
Tiga tahun setelah penunjukkannya sebagai uskup agung, Paus Yohanes Paulus II memilihnya sebagai kardinal. Ia datang ke Roma untuk dilantik sebagai kardinal. Kedatangannya ke Italia sekalian untuk mengunjungi kampung halaman nenek moyangnya di Piemonte.
Baca juga: Tentang Paus Fransiskus (2)
Sekali sederhana, tetap sederhana. Kardinal Bergoglio konsisten dengan pilihan hidup sederhana. Bahkan sekalipun ia telah dipilih sebagai Kepala Negara Vatikan, pilihan hidupnya tidak berubah.
Andrea Tornielli dalam bukunya melukiskan kesahajaan Kardinal Bergoglio setelah terpilih sebagai Uskup Roma sekaligus Paus. Beliau tidak memakai mozzetta merah dengan pinggiran bulu cerpelai yang disiapkan untuknya. Di pundaknya juga tak tergantung stola. Paus tak mau memakai busana berkerah bulu yang nampak bagaikan busana kerajaan.
Salib di dada tetap sama yang sudah sejak lama dikenakannya. Salib yang dibuat dari logam bukan emas. Salib yang tak bertaburan permata. Mozzetta adalah salah satu kelengkapan jubah paus berupa jubah penutup bahu dan sebagian lengan dengan bagian terbuka di dada. (Bersambung)