Kupang – Penjabat Bupati Lembata Matheos Tan telah mengumumkan rencana pemeriksaan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di sana terkait penyakit AIDS, tuberkulosis dan malaria (ATM).
Pemeriksaan bagi ASN ini direncanakan berlangsung Januari 2024. Tesnya berlaku bagi ASN di Organisasi Perangkat Daerah (OPD), kecamatan, hingga para kepala desa.
Baca juga: 174 Penderita HIV di Lembata Meninggal Selama 15 Tahun Terakhir
“ASN yang memberikan pelayanan kepada masyarakat harus bersih dari segala penyakit menular. Kita tidak boleh menjadi pembawa virus bagi masyarakat,” tegasnya dalam rapat lintas sektor di Aula Hotel Olimpic akhir November lalu.
Targetnya pada 2030 nanti semua penyakit itu berakhir sehingga diperlukan perhatian serius dari segi fasilitas kesehatan, alokasi anggaran, dan pola pencegahan.
Kendati demikian sampai dengan saat ini belum ada aturan resmi yang mewajibkan seluruh ASN mengikuti tes khusus HIV-AIDS.
Baca juga: Muncul Ratusan Pekerja Seks Anak di Lembata, Keluarga Jadi Faktor Penyebab
Imbauan yang berlaku resmi selama ini adalah tes bagi para pekerja migran yang pulang ke Lembata. Wajib tes HIV-AIDS juga umumnya berlaku bagi populasi kunci setiap bulannya.
“Kita belum ada aturannya akan tetapi kita ada imbauan dari bupati untuk pemeriksaan HIV bagi pekerja migran yang kembali,” jawab Antonius Ola dari Seksi Pemberantasan Penyakit Menular Bidang Penanganan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Lembata.
Untuk pekerja seks baik di pub atau pekerja seks jalanan, transpuan, hingga lelaki sex lelaki (LSL) ini yang disebut sebagai populasi kunci dan wajib dites setiap bulannya.
Baca juga: 218 Pekerja Seks Anak di Lembata, Punya Grup Online Sampai Dijual Pacar Sendiri
“Populasi kunci ini yang diperiksa setiap bulan sementara kalau kelompok atau institusi lain tergantung dari permintaan mereka sendiri,” tambah dia saat dihubungi Senin 11 Desember 2023.
Untuk instansi pemerintah di Lembata yang seluruh stafnya telah diperiksa atau rutin dites HIV-AIDS selama ini baru tiga puskemas.
Ia mengungkapkan baru-baru ini juga dilakukan tes secara acak di sejumlah sekolah dengan 50 hingga 75 sampel.
Baca juga: Ratusan Anak NTT Alami Kekerasan Seksual, UU TPKS Dinilai Tak Efektif
“Kemarin kita ke sekolah karena masih ada stok untuk dimanfaatkan pemeriksaan ke sekolah,” tukasnya.
Berdasarkan tes yang dilakukan di sekolah-sekolah itu diketahui ada yang mengidap sifilis. Untuk kasus HIV sendiri tidak ditemukan.
Data Dinkes Lembata dari tahun 2008 hingga dengan Juni 2023 menyebut ada 546 orang dengan HIV (ODHIV) di kabupaten tersebut. Jumlah ini tersebar di 9 kecamatan di sana dengan yang tertinggi di Kecamatan Nubatukan, menyusul Ile Ape Timur, Omesuri dan Ile Ape.
Baca juga: Baru 6 dari 21 Kabupaten di NTT Selesaikan Penyaluran Dana Desa
Ia merinci ada 140 orang yang sedang berobat, 39 kasus lost to follow up, 4 orang belum mau minum obat, 12 kasus rujuk keluar daerah, 34 kasus lost contact dan 174 orang meninggal dunia. Ada pula 143 kasus yang tidak diketahui atau tidak jelas statusnya. ***