• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Minggu, Oktober 19, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Sorotan

Dampak Sekolah Subuh, Siswa Rentan Depresi dan Bunuh Diri

Rita Hasugian by Rita Hasugian
3 tahun ago
in Sorotan
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Guru dan para siswa saat akan memulai kegiatan belajar padai jam 5 pagi Wita pada Senin 27 Februari 2023 (Tangkapan layar Channel YouTube SMAN 6 Kupang)

Guru dan para siswa saat akan memulai kegiatan belajar padai jam 5 pagi Wita pada Senin 27 Februari 2023 (Tangkapan layar Channel YouTube SMAN 6 Kupang)

0
SHARES
92
VIEWS

Kupang – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT memberlakukan jam masuk sekolah lebih awal yaitu pukul 05.00 Wita. Kebijakan ini memicu protes orang tua murid tingkat SMAN/SMKN yang dijadikan model kebijakan sekolah subuh ini.

Terlebih imbauan dari dinas melalui sekolah-sekolah ini tanpa dasar hukum, tanpa kajian ilmiah yang jelas, maupun sosialisasi kepada para orang tua.

BacaJuga

Jalan rusak parah di Desa Natarmage, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, NTT (Yohanes Fandi/KatongNTT)

Antara Jalan Rusak, Gagal Panen, Obat Kosong dan Semarak Kemerdekaan

18 Agustus 2025
Kampung adat Ratenggaro di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT (Dok.Antara)

Bukan Hanya Soal Dipalak: Belajar dari Ribut-ribut Jajago di Sumba

23 Mei 2025

Memajukan jam sekolah dari jadwal biasanya ini akan berdampak pada kesehatan anak, baik fisik maupun psikologis. Waktu tidur remaja yang berkurang akan menyebabkan depresi, kesulitan berpikir akademis, hingga gangguan kolesterol.

Hal ini dibahas dalam laman hellosehat.com dengan artikel “Masuk Sekolah Jam 6:30 Pagi Ternyata Bisa Mengganggu Kesehatan Anak”

Artikel kesehatan ini memaparkan, penting diketahui waktu tidur remaja sangat berbeda dengan pelajar tingkat SD. Tubuh anak SMP dan SMA biasanya akan sulit tidur di bawah jam 11 malam. Ini disebabkan  gejolak hormon selama masa puber yang mempengaruhi jam internal tubuh atau irama sirkadian.

Baca juga: Aturan Bersekolah Subuh di Kota Kupang Tuai Protes Orang Tua Murid

Judith Owens, MD, MPH, direktur Pusat Gangguan Tidur Pediatric di Rumah Sakit Anak Boston, mengatakan hormon tidur atau melatonin pada remaja justru diproduksi pada larut malam.

Journal of Youth and Adolescence tahun 2015 sebagaimana dilansir dari Huffington Post juga menemukan remaja lebih mudah depresi karena tidur enam jam per malam. Buruknya, 58 persen remaja depresi ini menunjukkan risiko upaya bunuh diri.

Perilaku lalai, impulsif, hiperaktif dan membangkang pun seringkali ditunjukkan bila pelajar remaja kurang tidur. Tidak heran bila nilai akademis dan penilaian perilaku akan rendah karena anak bisa saja tertidur di kelas.

Sisi lainnya, anak-anak yang dikurangi jam tidur idealnya ini di masa depan akan lebih tinggi risiko kolesterolnya dan juga mengalami obesitas. Sementara efek jangka pendek adalah pilek, flu, dan gangguan pencernaan.

Tidur sendiri menjadi kebutuhan anak-anak dan remaja bagi perkembangan otak untuk menunjang proses belajar. Selain itu untuk mengawetkan memori dan mengatur emosi.

Siswa Kelas XII SMAN 6 Kupang mendengarkan arahan kepala sekolah di hari pertama penerapan sekolah subuh pada Senin 27 Februari 2023 (Putra Bali Mula - KatongNTT)
Siswa Kelas XII SMAN 6 Kupang mendengarkan arahan kepala sekolah di hari pertama penerapan sekolah subuh pada Senin 27 Februari 2023 (Putra Bali Mula – KatongNTT)

Baca juga: Siswa Mendadak Bersekolah Jam 5 Pagi, Dinas Pendidikan NTT Takut pada Gubernur?

Idealnya di Indonesia sekolah memang dimulai jam 07.00 hingga jam 13.00, termasuk waktu istirahat.

Studi juga menunjukkan jam pelajaran yang berlebihan dan nonstop justru membuat pelajar Indonesia semakin lemah mengasah kemampuan otak. Singapura misalnya hanya belajar 5 jam saja dan murid-murid di sana tidak harus bangun pagi-pagi benar.

Aturan bersekolah subuh di beberapa SMA dan SMK Negeri di Kota Kupang sepertinya tidak mempertimbangkan masalah kesehatan fisik dan mental siswa. SMAN 6 Kupang misalnya menerapkan siswa masuk sekolah jam 5 pagi.

Linus Lusi : Restorasi Pendidikan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Linus Lusi dalam keterangannya pun mengatakan jam sekolah dimulai subuh untuk membentuk habitus baru bagi anak-anak jenjang SMAN/SMKN. Ia menyebutnya restorasi pendidikan.

Linus mengklaim para murid senang dengan kebijakan ini. Dia akan menyampaikan aturan sekolah subuh itu kepada orang tua siswa. Dia juga akan berkoordinasi dengan Penjabat Wali Kota Kupang, George Hadjoh untuk menyiapkan kendaraan bagi para siswa.

Keputusan ini pun diambil, ujar Linus, karena seluruh kepala sekolah tingkat SMAN/SMKN di Kota Kupang telah menyetujuinya saat rapat bersama.

“Kebijakan ini hanya berlaku untuk peserta didik kelas XII, ke depan kami akan berlakukan untuk umum,” kata Linus yang pernah dinonaktifkan sementara dari jabatannya ini. (Putra Bali Mula)

Tags: #Depresi#Dinas[PendidikandanKebudayaanNTT#Kolesterol#Kotakupang#LinusLusi#SekolahSubuh
Rita Hasugian

Rita Hasugian

Baca Juga

Jalan rusak parah di Desa Natarmage, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, NTT (Yohanes Fandi/KatongNTT)

Antara Jalan Rusak, Gagal Panen, Obat Kosong dan Semarak Kemerdekaan

by Difan Fandi
18 Agustus 2025
0

Desa Natarmage - Pagi itu, saya berangkat dari Desa Pruda menuju Natarmage, Kecamatan Waiblama, untuk mengikuti perayaan HUT RI ke-80...

Kampung adat Ratenggaro di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT (Dok.Antara)

Bukan Hanya Soal Dipalak: Belajar dari Ribut-ribut Jajago di Sumba

by PriyaHusada
23 Mei 2025
0

Ketika video viral tentang wisatawan merasa dipalak di Ratenggaro bikin geger, NTT dihadapkan lagi pada pertanyaan lama: Apakah kita sudah...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati