24 March 2023
BI Sebut Indeks Ekspektasi Konsumen di NTT Alami Perlambatan
Ekonomi dan Bisnis

BI Sebut Indeks Ekspektasi Konsumen di NTT Alami Perlambatan

Feb 1, 2023

Kupang – Bank Indonesia (BI) menyebut ekspektasi konsumen Provinsi NTT terhadap kondisi ekonomi ke depan terpantau termoderasi, termasuk komponen Ekspetasi Ketersediaan Lapangan Kerja.

Turunnya komponen ini ditemukan pada Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Provinsi NTT yang diterima Rabu, 1 Februari 2023.

BI menyebut IEK NTT ini mengalami perlambatan dari 131,3 pada Desember 2022 menjadi 124,3 poin di Januari 2023.

Kepala Perwakilan BI NTT Provinsi NTT, S. Donny H. Heatubun, menyebut IEK NTT ini dipengaruhi oleh termoderasinya seluruh komponen pembentuknya.

Baca juga: Antisipasi Perlambatan Ekonomi, KPPU Perkuat Pengawasan Kemitraan UMKM

Komponen pembentuk IEK ini sendiri ialah Indeks Ekspektasi Penghasilan, Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja, dan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha. Indeks ini dalam 6 bulan mendatang masing-masing melambat sebesar 5 poin, 12 poin dan 4 poin menjadi 119, 122 dan 132 poin.

Namun begitu Donny menyebut IEK ini terpantau tetap pada level optimis meskipun tidak setinggi bulan sebelumnya.

“Walaupun termoderasinya seluruh komponen pembentuk IEK tapi tetap pada level optimis,” kata Donny.

Ia menjelaskan IEK adalah bagian dari Survei Konsumen Bank Indonesia yang dilakukan di Kota Kupang pada Januari 2023.

“Survei ini mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi di Provinsi NTT yang tetap terjaga,” sebutnya.

Sedangkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Provinsi NTT di Januari 2023 tercatat pada area optimis atau lebih dari indeks 100 atau sebesar 125,50 poin.

“Meskipun tidak setinggi dibandingkan dengan indeks pada bulan sebelumnya sebesar 129,50,” ungkap dia.

Baca juga: HUT RI ke 77, Presiden Jokowi Sebut Indonesia di Puncak Kepemimpinan Global

Berdasarkan komponen pembentuknya, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) juga tetap pada level optimis meskipun melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 127,67 menjadi 126,67 poin.

Komponen pembentuk IKE Provinsi NTT yang termoderasi adalah indeks penghasilan saat ini dan indeks pengeluaran untuk konsumsi barang-barang tahan lama saat ini.

“Dibandingkan 6 bulan yang lalu masing-masing sebesar 4 poin dan 7 poin menjadi 131 dan 122,” sebutnya.

Sebaliknya, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu mengalami peningkatan sebesar 8 poin menjadi 127.

“Terutama didukung oleh peningkatan ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu,” kata dia.

Sebelumnya ia juga menyebut pada triwulan I 2023, kondisi kegiatan usaha diperkirakan melambat dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 15,59 persen.

“Hal ini sejalan dengan siklus tahunan pasca berakhirnya HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) Natal dan Tahun Baru dan periode masa tanaman pangan,” ungkap dia.

Kondisi kegiatan usaha ini dirangkum dalam hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) di Provinsi NTT. (Putra Bali Mula)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *