Kupang – Seorang biarawati Ordo SSpS di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur tewas terkena batu terjangan akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pada Minggu, 3 November 2024 dini hari.
Dalam satu pesan yang dikirimkan di grup Whatsapp ISKA Network disebutkan, biarawati tersebut bernama Suster Nikolin Padjo SSpS. Suster Nikolin sedang tidur di kamar ketika batu besar menghantam kamar tidurnya.
Baca juga: Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Menewaskan 9 Orang, Ribuan Orang Dievakuasi
Gunung yang erupsi pada jam 23.57 Wita juga membakar bangunan biara. Para suster kemudian mengungsi ke Biara di Kewapante, Kabupaten Maumere.
“Letusan terjadi semalam, sekitar jam 12. Diawali dengan gempa dan gempa. Setelah itu letusan lahar panas. Ada 9 orang meninggal termasuk suster. Sekitar 10.000-an organisasi mengungsi,” kata Romo FX Hurint selaku Ketua Komisi PSE dan CARITAS Keuskupan Larantuka, Kabupaten Flores Timur kepada KatongNTT.
Menurut Romo Hurint, para warga yang terdampak saat ini mengungsi di beberapa tempat pengungsian di Desa Konga, Gerong, Lewolaga dan Gerong di wilayah Keuskupan Larantuka. Lokasi pengungsian juga disediakan di Desa Hikong dan Boganatar di wilayah Keuskupan Maumere.
Dalam konferensi pers, Kepala Badan Geologi Pusat, Muhammad Taufik menjelaskan, aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki secara intens terjadi sejak 1 – 2 November 2024. Kemudian aktivitas erupsi berkurang pada 3 November . Sehingga timnya menduga terjadi sumbatan sehingga erupsi berkurang.
Timnya lalu membuat kajian dan menyimpulkan terjadinya sumbatan. Taufik selanjutnya memerintahkan stafnya untuk terus menjaga perkembangan serta berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Flores Timur untuk bersiap mengevakuasi masyarakat.
Saat Gunung Lewotobi Laki-laki erupsi, hujan deras disertai aliran listrik PLN padam, sehingga Taufik memperkirakan kemungkinan masyarakat panik sehingga menyulitkan evakuasi.
Baca juga: 38 Gunung Api Timbulkan 150 Erupsi dalam Dua Dekade
Beberapa hari sebelumnya, ujar Taufik, pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini kepada kepala desa di sekitar lokasi Gunung Lewotobi Laki-laki tentang kemungkinan erupsi
Badan Geologi dan Vulkanologi pada Minggu, 3 November 2024 jam 24.00 WITA mengubah status siaga menjadi awas. Sehingga masyarakat dan wisatawan diminta tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 kilometer dari pusat letusan.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki telah menewaskan 9 orang. Selain itu, lebih dari 10 ribu orang dievakuasi ke tempat lebih aman. Ratusan bangunan rumah di tiga kecamatan yang berada di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki rusak terbakar dan tertimpa batu serta terjangan lahar panas. [*]