Kupang – Akademisi Hukum UNWIRA, Mikael Feka, menilai politik uang terjadi karena pendidikan politik dari partai politik (parpol) terhadap para calegnya nyaris tidak ada. Kader tanpa ide, gagasan atau program yang bisa ditawarkan akan meracuni rakyatnya sendiri dengan politik uang.
“Mungkin hanya satu dua partai saja yang menjalankan pendidikan politik terhadap kader sehingga ketika dia maju sebagai caleg yang dipikirkan adalah bagaimana caranya untuk menang selain itu si calon miskin ide dan gagasan,” jelasnya.
Mikael Feka yang dihubungi Senin 12 Februari ini menyebut politik uang juga rentan terjadi sejak pencalonan, bukan saja pada saat kampanye, masa tenang dan saat pungut hitung.
Baca juga : Pemilu 2024, Politik Uang: Harga Suara Lebih Murah dari Bibit Babi (2)
“Politik uang tidak saja soal memberi uang atau materi lainnya tetapi juga janji misalnya janji untuk memberikan jabatan, proyek dan lain-lain,” jawabnya.
Saat ini pun ada satu kasus money politics yang sudah diputus pengadilan. Namun ia menduga ada dark number atau angka gelap politik uang yang tak menjadi laporan atau tak terendus pengawas pemilu.
Politik uang memang merusak moral bangsa dan demokrasi juga membuat biaya politik dipandang sangat mahal.
Baca juga : Pemilu 2024, Oma Nabaga Hingga Usia 105 Tahun Tak Tergoda Politik Uang (3)
“Sehingga orang-orang yang memiliki kemampuan tetapi tidak didukung dengan finansial akan sulit mendapat dukungan dari pemilih karena format politik yang tadi,” ujarnya.
Saat ini yang patut diwaspadai yaitu pelaku politik uang yang akan bermain saat pungut-hitung dengan berbagai cara termasuk jual beli suara dan manipulasi.
“Ini merupakan embrio lahirnya korupsi. Sekarang saja kita berada pada masa tenang dan sering kita dengar istilah serangan fajar dan lain-lain,” ungkapnya.
Baca juga : Bawaslu NTT Minta Warga Melapor Begitu Dapat Serangan Fajar
Oleh karena itu, kata dia, peserta pemilu maupun masyarakat perlu mengantisipasi hal ini karena justru di masa tenang inilah para calon tidak tenang.
“Dan menghalalkan berbagai cara untuk memengaruhi pilihan rakyat,” tukasnya. ***