• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Minggu, Oktober 19, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Perempuan dan Anak

Dari Luka ke Aksi, Mencegah Tingginya Angka Remaja Hamil di Sikka

Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka mencatat sebanyak 173 kasus kehamilan pada remaja di bawah usia 20 tahun pada tahun 2025.

Difan Fandi by Difan Fandi
3 bulan ago
in Perempuan dan Anak
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Puskemas Kopeta di Kabupaten Sikka mencatat jumlah kasus hamil di bawah usia 20 tahun pada 2025 sebanyak 19 kasus dari 173 kasus kehamilan yang ditemukan di 25 Puskesmas di Kabupaten Sikka, NTT. Jumlah tertinggi tercatat di Puskesmas Kopeta. (Difan/KatongNTT)

Puskemas Kopeta di Kabupaten Sikka mencatat jumlah kasus hamil di bawah usia 20 tahun pada 2025 sebanyak 19 kasus dari 173 kasus kehamilan yang ditemukan di 25 Puskesmas di Kabupaten Sikka, NTT. Jumlah tertinggi tercatat di Puskesmas Kopeta. (Difan/KatongNTT)

0
SHARES
371
VIEWS

Maumere – Satu pagi pada Januari lalu, Mama Ketrin (bukan nama sebenarnya) menyeduh kopi sambil melipat pakaian. Perempuan paruh baya ini mendengar suara dari kamar anak gadisnya memanggil dirinya .

“Ma, saya hamil…”

Mama Ketrin limbung mendengarkan ucapan anaknya. Anak perempuannya dengan mengenakan seragam SMA  berdiri di hadapannya menatap bingung dan ketakutan.

Sejak itu putrinya menjadi pendiam, murung, bahkan beberapa kali mencoba menyakiti diri sendiri.

BacaJuga

data hiv/aids di kabupaten sikka, ntt.

Kisah Penyintas HIV/AIDS di Sikka Takut Anaknya Didiskriminasi Masyarakat

19 September 2025
Polres Malaka menetapkan 12 tersangka pelaku kekerasan seksual terhadap anak SMP di Kabupaten Malaka pada Juli - Agustus 2025. (Dok.TribaratanewsPoldaNTT)

Belasan Pria Lakukan Kekerasan Seksual Terhadap 2 Anak di Malaka dalam Sebulan Ini

27 Agustus 2025

“Dia takut ke sekolah, takut dihina. Dia menangis setiap malam. Saya tidak tahu harus apa,” kata Mama Ketrin kepada KatongNTT di rumahnya di Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Sikka.

Baca juga: 218 Pekerja Seks Anak di Lembata Punya Grup Online Sampai Dijual Pacar Sendiri

Keluarga Mama Ketrin pun terkena imbas. Warung kecil miliknya jadi sepi pembeli. Tetangga bergosip memberi label pada dirinya sebagai “orangtua gagal mendidik anak”.

“Saya sempat berhenti jualan. Rasanya malu, tapi lebih sakit lihat anak saya kehilangan masa depannya,” ujarnya mengenang peristiwa pahit itu.

Anaknya bersama bayinya kini tinggal di luar kota. Mama Ketrin  tetap menjalin komunikasi dengan putrinya itu untuk memberikan dukungan.

“Saya tidak bisa ubah masa lalu, tapi saya bisa bantu anak lain agar tidak alami hal yang sama,” kata Mama Ketrin.

Kisah anak perempuan Mama Ketrin hamil merupakan satu dari lebih seratus kasus kehamilan remaja di Sikka.  Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka mencatat sebanyak 173 kasus kehamilan pada remaja di bawah usia 20 tahun pada tahun 2025. Jumlah terbanyak tercatat di wilayah Puskesmas Kopeta, Kecamatan Alok yakni 19 kasus.

Setahun lalu, sebanyak 385 kasus kehamilan pada usia di bawah 20 tahun atau dua kali lebih banyak dibandingkan data 2025.  Jumlah terbanyak ditemukan di wilayah Puskesmas Wolomarang yakni 41 kasus kehamilan. Sedangkan di wilayah Puskesmas Kopeta ada sebanyak 22 kasus kehamilan di bawah usia 20 tahun.

Baca juga: Jumlah Anak Usia Dini Hidup Miskin di NTT, Tertinggi Kedua di Indonesia

 

Kolaborasi untuk Edukasi Seksual yang Lebih Inklusif

Plt Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, menjelaskan bahwa faktor utama penyebab kehamilan remaja adalah pergaulan bebas dan kemajuan teknologi. Kedua hal ini diperparah dengan minimnya pengawasan dari orang tua terhadap anak-anak mereka.

“Dari data di atas, faktor pemicu yang sering kami temui adalah pergaulan bebas dan juga kemajuan teknologi tanpa ada pengawasan orang tua,” jelas Petrus, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sikka, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis, 3 Juli 2025.

 

Plt Kepala Dinas Kesehatan Sikka, Petrus Herlemus. (Difan/KatongNTT)
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sikka, Petrus Herlemus. (Difan/KatongNTT)

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sikka telah melakukan berbagai upaya dalam mendampingi remaja, khususnya remaja putri. Dinas Kesehatan secara rutin memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi. Sosialisasi ini dilakukan dengan menggandeng sekolah-sekolah, tokoh masyarakat, dan tokoh pendidikan.

“Kami sudah melakukan secara optimal, dengan menjalin kerja sama lintas sektor dalam mensosialisasikan kesehatan remaja,” ujar Petrus.

Contohnya, di sekolah menengah pertama, Dinas Kesehatan aktif membagikan tablet tambah darah disertai dengan sosialisasi mengenai kesehatan reproduksi.

Baca juga: Guru, Teman, dan Keluarga Terbanyak Jadi Pelaku Kekerasan Seksual Anak di NTT

Meski berbagai upaya telah dilakukan, masih terdapat kendala besar, terutama dalam menjangkau siswa SMA/SMK. Menurut Petrus, regulasi kewenangan antara pemerintah kabupaten dan provinsi menjadi hambatan utama.

“Sebenarnya ada program dari dinas untuk sosialisasi kesehatan reproduksi remaja, namun kami sering mengalami penolakan dari sekolah karena dianggap mengganggu pelajaran. Sekolah juga beralasan bahwa belum ada perintah dari Dinas Pendidikan Provinsi,” ungkap Petrus..

Ironisnya, berdasarkan data Dinas Kesehatan Sikka, sebagian besar kasus kehamilan justru terjadi di kalangan siswa SMA.

Menanam Benih Harapan di Sekolah dan Rumah

Fransiskus Edwart Taping, guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 1 Maumere, menyebutkan bahwa sekolahnya telah menyediakan pelajaran khusus mengenai kesehatan reproduksi. Namun, ia menyoroti kurangnya dukungan dari orang tua siswa dalam pendidikan seksual.

Guru Bimbingan dan Konseling SMAN 1 Maumere , Fransiskus Edward Taping (Difan/KatongNTT)
Guru Bimbingan dan Konseling SMAN 1 Maumere , Fransiskus Edward Taping (Difan/KatongNTT)

“Kami bagian kesiswaan, khususnya bimbingan konseling, menyediakan pelajaran khusus terkait kesehatan reproduksi remaja. Terkait keterlibatan orangtua sangat minim. Beberapa kali kami memanggil orangtua siswa terkait kenakalan di sekolah saja sudah sulit,” ujar Edward.

Meski program edukasi terus digencarkan, hingga kini belum ada penelitian lokal yang mendalam tentang bagaimana remaja di Sikka mendapatkan informasi seksual pertama mereka—apakah dari teman, media sosial, atau orangtua.

Menurut Elisabet Bestiana dari organisasi Truk-F, pendidikan seksual sejak dini sangat penting untuk membantu anak memahami tubuhnya, menghargai perbedaan, dan mencegah pelecehan seksual. Pendidikan ini juga membangun kepercayaan antara anak dan orangtua.

Baca juga: Anak Merokok Aktif Marak di Maumere, Bisakah Kita Peduli dan Bertindak?

“Pendidikan ini membangun kepercayaan antara orangtua dan anak, serta membekali anak dengan pengetahuan tentang konsekuensi dari tindakan seksual dan perilaku yang bertanggung jawab,” papar Elisabet. JumaT, 4 Juli 2025.

Pengurus Truk-F, Elisabet Bestiana. (Difan/KatongNTT)
Pengurus Truk-F, Elisabet Bestiana. (Difan/KatongNTT)

Truk-F mencatat bahwa sepanjang tahun ini telah terjadi 14 kasus kekerasan seksual terhadap anak dan remaja. Pelaku terbanyak adalah orang terdekat korban seperti anggota keluarga dan pacar. Tiga dari 14 kasus itu berujung pada kehamilan.

Truk-F mendorong agar sosialisasi tentang pencegahan kehamilan pada remaja dilakukan secara masif tidak hanya melalui sekolah, tapi juga lewat komunitas-komunitas lokal. Upaya ini untuk menjangkau remaja-remaja di Sikka [*]

 

Tags: #DinasKesehatanSikka#Kabupatensikka#Kesehatanreproduksi#NTT#PuskesmasSikka#RemajahamildiSikka#SMAN1Maumere
Difan Fandi

Difan Fandi

Baca Juga

data hiv/aids di kabupaten sikka, ntt.

Kisah Penyintas HIV/AIDS di Sikka Takut Anaknya Didiskriminasi Masyarakat

by Difan Fandi
19 September 2025
0

Sikka– Angka kasus HIV/AIDS di Kabupaten Sikka terus meningkat. Berdasarkan data Komite Penanggulangan HIV/AIDS, hingga Februari 2025 tercatat 1.195 kasus...

Polres Malaka menetapkan 12 tersangka pelaku kekerasan seksual terhadap anak SMP di Kabupaten Malaka pada Juli - Agustus 2025. (Dok.TribaratanewsPoldaNTT)

Belasan Pria Lakukan Kekerasan Seksual Terhadap 2 Anak di Malaka dalam Sebulan Ini

by Rita Hasugian
27 Agustus 2025
0

Kupang -  Dalam kurun waktu sebulan kasus kekerasan seksual terhadap anak kembali terjadi di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur....

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati