Kupang – Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, diperkirakan anak usia dini di Indonesia mencapai 30,73 juta jiwa pada 2022.
Jumlah ini setara dengan 11,21% dari total penduduk Indonesia pada tahun ini, yaitu 275.773,8 jiwa.
58,78% anak usia dini ada di rentang usia 1-4 tahun. 29,11% berada di umur 5-6 tahun. Sementara, 12,11% berumur kurang dari satu tahun.
Baca Juga: Mitos dan Tafsir Kitab Suci Picu Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan di NTT
Tercatat, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi provinsi dengan jumlah anak usia dini tertinggi di Indonesia, yakni 13,96%.
Dari data tersebut, BPS merekap sekitar 12,67% anak usia dini di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan pada 2022. NTT, berada pada urutan kedua dengan proporsi anak usia dini di bawah garis kemiskinan sebesar 25,75%.
Tak hanya itu, anak-anak di NTT hingga penghujung tahun ini masih memegang rekor dengan tingginya stunting di provinsi yang genap berusia 64 tahun hari ini, 20 Desember 2022.
Baca Juga: Wapres Sebut Masih Ditemukan Masalah Penanganan Stunting di 12 Provinsi Prioritas
Dante Saksono Harbuwono, Wakil menteri kesehatan Republik Indonesia menyebut, NTT menjadi provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi, yaitu 37,8%.
Ia mengatakan, perlu adanya akselerasi dalam menurunkan kasus stunting di Indonesia agar mampu mencapai target 14% kasus di akhir tahun 2022.
“Perlu difokuskan untuk percepatan penurunan stunting. Dengan dibutuhkan intervensi spesifik. Mulai dari intervensi yang dilakukan sebelum bayi lahir, melalui remaja putri mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), ibu hamil mengkonsumsi tablet TTD selama kehamilan, ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat tambahan asupan gizi,” kata Dante dalam Forum Nasional Stunting 2022 di Jakarta, dikutip dari Antara.*****