Kupang – Dua hari menjelang tahun 2023 berakhir, tiga pekerja migran asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (PMI NTT) pulang dalam peti jenazah. Para keluarga dan perwakilan Balai Pelayanan dan Perlindungan Pekerja Migran (BP3MI) NTT memenuhi halaman terminal kargo Bandara Eltari Kupang untuk menunggu peti jenazah diturunkan dari pesawat.
Pesawat Garuda Indonesia yang membawa dua peti mati PMI NTT berangkat dari Kuala Lumpur, Malaysia dan mendarat di Bandara Eltari pada Sabtu siang. 30 Desember 2023. Kedua jenazah itu masing-masing bernama Lenisius Soba, 44 tahun, asal desa Zozozea, Kecamatan Nangapnda, Kabupaten Ende. Jenazah kedua bernama Petrus Doni Betan, 64 tahun, asal Kelurahan Lewolere, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Baca juga: Lima Kabupaten di NTT Terbanyak Kirim PMI di 2023, Mayoritas Perempuan
Anggota keluarga yang menunggu kedatangan dua jenazah itu sejak pagi mendadak menangis bersama sambil menyaksikan kedua peti jenazah dimasukkan ke dalam dua mobil ambulans. Kedua jenazah dibawa pulang ke kampung halamananya.
Muhammad Geo Amang, staf BP3MI NTT mengatakan, satu jenazah PMI NTT akan tiba pada Minggu, 31 Desember 2023. Jenazah langsung diterbangkan dari Denpasar, Bali ke Maumere, ibukota Kabupaten Sikka di Pulau Flores.
Geo Amang menjelaskan, ketiga jenazah PMI NTT ini meninggal karena menderita sakit. Ketiganya merupakan PMI tak berdokumen.
Berdasarkan data BP3MI NTT, total PMI NTT yang meninggal dalam tahun 2023 berjumlah 151 orang termasuk tiga jenazah tersebut. Semua yang meninggal merupakan PMI yang berangkat kerja secara nonprosedural.
Baca juga: Keluarga Pembunuh Transpuan Desy Diingatkan Tak Halangi Proses Hukum
“Semuanya tercatat berangkat dan bekerja secara non prosedural. Hal ini yang perlu kita perhatikan bersama. Sangat disayangkan semuanya berangkat dan bekerja secara nonprosedural,” ujar Geo Amang .
Ketua Dewan Pembina Padma Indonesia, Gabriel Goa dalam pernyataan persnya mendesak Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintahan Kabupaten se- NTT berkolaborasi untuk membangun Balai Latihan Kerja(BLK) dan Layanan Terpadu Satu Atap(LTSA). BLK dan LTSA ini untukPMI dan sebagai rumah aman untuk korban perdagangan orang.
Baca juga: ATSEA Gagas Program Kakap Merah di Laut Arafura dan Laut Timor
Dia juga mendorong aparat desa, keluarga dan PMI untuk melakukan sensus untuk mendata situasi PMI. Hasil sensus ini bermanfaat untuk memberikan perlindungan dan pemenuhan hak mereka jika terjadi masalah. (Ayunda)