Dr Clara Y. Francis sebagai Direktur RSUD TC Hillers Maumere menerima jurnalis KatongNTT pada 4 Maret 2025 di ruang kerjanya. Pertemuan ini untuk wawancara khusus tentang pengelolaan limbah B3 dan protes warga tentang asap hitam dari cerobong insinerator.
Clara mengawali pertemuan dengan menjelaskan bahwa pihaknya memilah tiga jenis sampah seperti ssmpah rumah tangga, sampah cair dan sampah B3 dalam proses pengelolaanya.
Baca juga: Pengelolaan Limbah B3 Rumah Sakit di NTT Amburadul
Sampah rumah tangga yang dihasilkan dari rumah sakit dibuang ke tempat sampah yang ada di dalam rumah sakit. Kemudian sampah diangkut oleh petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Maumere untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Wae Rii.
Biasanya pembuangan sampah dilakukan setiap hari. Namun karena mungkin Dinas Lingkungan Hidup Maumere kekurangan armada sehingga kadang-kadang sampah itu menumpuk.

Sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh rumah sakit ini kadang-kadang menumpuk karena kurangnya pengangkutan oleh Dinas Lingkungan Hidup. Clara memperkirakan penyebabnya adalah jumlah armada pengangkut yang kurang.
Sedangkan limbah cair RSUD TC Hillers Maumere dibuang dan diproses melalui IPAL dengan indikator ikan yang ada di kolam. Lokasi IPAL ada di belakang Rumah Sakit. IPAL sudah ada sejak RSUD ini didirikan.
RSUD TC Hillers Maumere sejak didirkan sudah memiliki insinerator. Insinerator pernah beberapa kali rusak dan diperbaiki. Selama insinerator dalam proses perbaikan, limbah B3 disimpan di gudang penampungan. Limbah berbahaya tersebut tidak dibuang ke TPA.
Baca juga: Direktur RSUD W.Z.Johannes: Insinerator Kami Memang Tidak Memenuhi Persyaratan
Namun pada 10 Januari 2025 pengelolaan limbah B3 melalui insinerator dihentikan setelah warga membuat pengaduan. Mereka keberatan dengan asap hitam yang keluar dari cerobong pembuangan insinerator.
Menurut Clara, pihak RSUD TC Hillers Maumere sudah berkoordinasi dengan Ombudsman dan pihak ketiga untuk melakukan uji asap insinerator. Selanjutnya, mereka memberikan penjelasan kepada warga bahwa asap hitam tidak menimbulkan masalah bagi kesehatan. Sehingga insinerator bisa digunakan kembali.
Selain solusi tersebut pihak rumah sakit juga sedang mencoba membangun kerjasama dengan pihak ketiga untuk proses pengangkutan limbah B3. Namun belum ada kepastian karena ada miskomunikasi antara keduanya. Proses pembahasan sempat terhenti karena kesepakatan harga yang berbeda dari kedua belah pihak.

Baca juga: Walhi Temukan Sampah B3 Dua Rumah Sakit di TPA Alak
Clara juga mengimbau pengunjung RSUD TC Hillers Maumere untuk wajib membawa kotak nasi dari rumah dan juga botol air mineral isi ulang. Sehingga dapat mengurangi produksi sampah rumah tangga di Rumah Sakit. Pengunjung supaya sadar akan kebersihan Rumah Sakit. [Difan]