Kupang – Kontingen Provinsi Maluku meraih juara umum dalam Pesparani Nasional II tahun 2022. Maluku berhasil memboyong lima emas dari 13 kategori lomba.
Pagelaran pesta akbar umat Katolik se-Indonesia itu berlangsung di Kota Kupang pada 28-31 Oktober 2022.
Sebanyak 13 kategori lomba dilakukan secara hybrid. Lima kategori dilombakan secara daring, dan selebihnya secara luring.
Kontingen Maluku meraih emas pada kategori Gregorian Pria, CCR Anak, CCR Remaja. Kemudian pada kategori Mazmur Orang Muda Katolik dan terakhir jenis lomba Bertutur Kitab Suci.
Selanjutnya, kontingen Jawa Tengah meraih tiga emas. Sementara kontingen DKI Jakarta, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT) masing-masing meraih 1 emas.
Baca Juga: Menteri Agama Sebut Pesparani Nasional Rayakan Moderasi Agama
Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Saadi menutup pesta umat Katolik yang diikuti 2.100 peserta secara luring itu.
Ketua Umum Panitia Pesparani Nasional 2022, Djamaluddin Ahmad pada acara penutupan itu mengatakan, Pesparani menjadi contoh untuk merajut keberagaman. Sebagai tokoh NU di NTT, ia dipercaya mengomandoi panitia pelaksana.
Menurutnya, cerita baik dari Pesparani Nasional II di bumi Flobamorata tak berhenti. Ia berharap ketua panitia Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Provinsi NTT berasal dari sahabat umat Kristen.
“Saya berharap ketua panitia Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) nanti berasal dari sahabat saya nasrani sehingga semakin mempererat persaudaraan dan perdamaian di Nusa Tenggara Timur,” ujar Djamaluddin.
Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi menyampaikan, dalam pelaksanaan Pesparani Nasional II di bumi Flobamorata, tentu masih terdapat kekurangan. Ia meminta agar semua kontingen meninggalkan segala hal yang tidak berkenan di Kota Kupang, NTT.
“Saya mau sampaikan kepada para peserta kontingen bahwa sebelum kita upacara penutupan tadi hujan turun dengan deras, tapi sekarang cerah, walaupun tidak ada bintang. Ini tanda-tanda alam mengatakan, hai peserta Pesparani pulanglah jangan membawa hal-hal yang pahit, tetapi kuburlah di Nusa Tenggara Timur beserta hujan yang turun tadi sore,” ungkap Josef.
Nae Soi berpesan agar para kontingen kembali dengan membawa cerita baik, tentang Nusa Tenggara Timur dan indahnya toleransi beragama. (Difan)