Kupang – Balon putih dan kuning dilepaskan bersama empat ekor merpati tepat pukul 20.41 WITA. Tepukan tangan dan suara petasan bergemuruh malam itu di Stadion Oepoi. Menandakan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) Nasional II yang dihelat di Kupang, NTT resmi dibuka.
Misa Ekaristi diselenggarakan sebelum acara seremonial pembukaan Pesparani Nasional 2022.
Acara dilanjutkan dengan tarian kolosal Patanjanggung asal Sumba Timur. Dibawakan oleh 10.000 penari dengan kostum biru. Para penari adalah siswa SMA/SMK, guru, serta pegawai dari berbagai sekolah negeri dan swasta di Kupang.
Baca Juga: Menembus Sekat Beragama pada Pesparani di NTT
Dilanjutkan dengan tarian dengan formasi burung. Yang disebut melambangkan Roh Kudus. Para penari adalah murid SMPK St. Yoseph Kupang dan Mahasiswa dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang.
Acara kemudian dilanjutkan dengan parade kontingen dari 34 Provinsi di Indonesia.
Tiap perwakilan provinsi muncul dengan pakaian adatnya, diiringi lagu daerahnya masing-masing. Mengumpan teriakan dan mengajak para penonton yang hadir untuk bergoyang bersama.
Kontingen dari Papua Barat hadir dengan peserta terbanyak, yaitu 254 peserta. Sedangkan dengan perwakilan paling sedikit adalah dari Aceh, yaitu enam orang.

Pada kegiatan Lomba Paduan Suara ini pun, tak hanya melibatkan umat Katolik di Indonesia, namun ada keterlibatan organisasi dari berbagai lintas agama dalam kepanitiaan.
Kiai Haji Jamal Ahmad yang ditunjuk pada 24 April 2019 lalu untuk menjadi Ketua Umum Pesparani II di Kupang mengatakan, ia sempat ragu ketika diberi tugas ini. Karena ia yang adalah seorang Muslim ditunjuk memimpin kegiatan umat Katolik bertaraf nasional ini.
“Akan tetapi, respons yang sangat bersahabat dan penuh hormat dari seluruh rombongan umat Katolik membuat saya dikuatkan untuk menerima tanggung jawab ini,” ujar mantan Ketua Nahdlatul Ulama (NU) NTT ini.
Baca Juga: Kontingen Kota Kupang Juara Umum Pesparani NTT 2022
Untuk itu ia menyebut, Pesparani Nasional II bukan sekadar ajang menyanyi, namun menjadi sarana untuk memperkuat dan membangun kebersamaan umat. Menjadi inspirasi nilai-nilai kebangsaan dan nilai kebhinekaan bagi Indonesia.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dalam sambutannya secara daring menyebut, melalui Pesparani, kiranya mampu merayakan makna toleransi dan moderasi beragama untuk terus mewujudkan toleransi, kesetaraan, dan kerja sama. Sebagai tiga dimensi yang membentuk kerukunan umat beragama.
“Perhelatan Pesparani II menjadi media kolaborasi antar berbagai agama, tokoh agama, tokoh masyarakat sehingga menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa di tengah terus meningkatnya berbagai kelompok intoleran.” ujar Yaqut. *****