• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Selasa, November 18, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Sorotan

Menko PMK Soal Darurat Rabies di NTT: 1.823 Kasus, 11 Meninggal Dunia

Tim Redaksi by Tim Redaksi
2 tahun ago
in Sorotan
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Sudah 10 Warga NTT Tewas Akibat Rabies

Ilustrasi anjing menjadi hewan penular rabies di NTT. (Pixabay)

0
SHARES
70
VIEWS

Jakarta – Penularan rabies di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 1.823 kasus yang tersebar di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Rabies yang sudah lama terjadi ini menewaskan 11 orang dan baru disorot Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

“Penanganan rabies di Provinsi NTT situasi terkini sampai dengan tanggal 15 November 2023 Dinas Kesehatan NTT telah melaporkan ke Kemenkes terjadi 1.823 kasus gigitan hewan penularan rabies yang menyebabkan 11 orang korban jiwa,” ujarnya dalam konferensi pers di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (21/11/2023).

BacaJuga

Jalan rusak parah di Desa Natarmage, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, NTT (Yohanes Fandi/KatongNTT)

Antara Jalan Rusak, Gagal Panen, Obat Kosong dan Semarak Kemerdekaan

18 Agustus 2025
Kampung adat Ratenggaro di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT (Dok.Antara)

Bukan Hanya Soal Dipalak: Belajar dari Ribut-ribut Jajago di Sumba

23 Mei 2025

Muhadjir mengatakan hasil rapat tingkat menteri menyepakati Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera membentuk satuan tugas (satgas) terpadu penanganan darurat rabies di NTT atas permohonan Gubernur NTT.

Baca : Warga TTS Tak Peduli Imbauan Cegah Penularan Rabies

“BNPB segera menetapkan status penanggulangan bencana dalam bagian tertentu sebagai dasar penanganan kejadian luar biasa dan darurat rabies di provinsi NTT,” ujarnya.

Kemudian, BNPB menggunakan dana siap pakai untuk mendukung operasional satgas penanganan rabies, termasuk untuk penambahan dan peralatan vaksinasi rabies.

Menurut dia, vaksinasi rabies di NTT baru bisa direalisasikan sekitar 17 persen. Sebab, jumlah vaksin sangat terbatas dan pemerintah terkendala biaya operasional.

Muhadjir meminta pemerintah daerah setempat melakukan pendataan terkait hewan yang berpotensi menularkan rabies. Dia mengatakan vaksinasi rabies harus dilakukan secara masif demi menuntaskan penularan.

“Kita minta supaya pemerintah daerah melakukan pendataan binatang yang potensi membawa penyakit rabies terutama anjing,” jelasnya.

Seperti diberitakan, Pemerintah Kabupaten TTS menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus rabies pada 30 Mei 2023. Pasca penetapan itu, belum ada anggaran yang dikucurkan dari APBD untuk penanganan maupun pencegahan penularan rabies di daerah itu.

Informasi yang dihimpun KatongNTT, dinas teknis belum menggunakan sepeser pun anggaran dari APBD. Dana Belanja Tidak Terduga (BTT) pun sampai saat ini belum digunakan.

Juru bicara satgas rabies, Adi Tallo menjelaskan, untuk anggaran saat digunakan dari dana BTT. “Dana itu diberikan kepada teman-teman di dinas teknis. Kami di sini tidak mengelola dana itu,” ujar Tallo.

Tallo mengatakan, untuk vaksin yang digunakan saat ini merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian dan juga Dinas Peternakan Provinsi NTT.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan TTS, Daniar Ati mengatakan, pihaknya belum mendapatkan alokasi dana dalam penanganan kasus rabies. Saat ini pihaknya masih melakukan perencanaan anggaran tahun 2024. Dalam rencana anggaran tersebut, pihaknya merencakan pengadaan 6.000 dosis vaksin. [Anto]

Tags: #Menko PMK#RabiesTTS
Tim Redaksi

Tim Redaksi

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Baca Juga

Jalan rusak parah di Desa Natarmage, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, NTT (Yohanes Fandi/KatongNTT)

Antara Jalan Rusak, Gagal Panen, Obat Kosong dan Semarak Kemerdekaan

by Difan Fandi
18 Agustus 2025
0

Desa Natarmage - Pagi itu, saya berangkat dari Desa Pruda menuju Natarmage, Kecamatan Waiblama, untuk mengikuti perayaan HUT RI ke-80...

Kampung adat Ratenggaro di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT (Dok.Antara)

Bukan Hanya Soal Dipalak: Belajar dari Ribut-ribut Jajago di Sumba

by PriyaHusada
23 Mei 2025
0

Ketika video viral tentang wisatawan merasa dipalak di Ratenggaro bikin geger, NTT dihadapkan lagi pada pertanyaan lama: Apakah kita sudah...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati