Jakarta -Perkembangan teknologi dan solusi kesehatan di era informasi digital telah mampu menghadirkan perawatan dan pelayanan kesehatan berbasis digital.
Dua tahun belakangan ini Kementerian Kesehatan telah menggulirkan Cetak Biru Strategi Transformasi Kesehatan Indonesia 2024 dengan sejumlah kebijakan dan peraturan pemerintah. Cetak Biru ini untuk memanfaatkan teknologi dan solusi kesehatan untuk mengelola dan menganalisa data kesehatan. Salah satu contohnya Rekam Medik Elektronik beserta interoperabilitas ke platform Satu Sehat.
Perawatan dan Pelayanan berbasis digital telah memanfaatkan alat dan sistem kesehatan digital secara jarak jauh untuk dapat memeriksa seseorang yang berada di manapun.
Baca juga: UU Kesehatan Untuk Masyarakat dan SDM Kesehatan
Peralatan digital mengumpulkan serta menganalisa data kesehatan seseorang pasien secara kontinu dan tanpa invasif. Kemudian informasi yang penuh makna dan dapat dipahami disajikan kepada dia mengenai kondisi kesehatan dan kebugarannya.
Dengan dukungan dari tim medisnya di fasilitas kesehatan-fasilitas kesehatan cerdas yang menguasai dan memanfaatkan teknologi dan informasi akan memberikan penerapan praktis apa, mengapa dan bagaimana yang perlu dilakukan. Penerapan praktis ini untuk menghindari penyakit yang dapat dicegah atau untuk meningkatkan stamina dan kebugarannya berdasarkan rencana medik yang dibutuhkan secara personal.
Kesehatan berbasis digital menghubungkan dan memberdayakan individu dan masyarakat untuk mengelola kesehatan dan kesejahteraan, didukung oleh tim pelayanan yang suportif dan mudah diakses. Tim ini bekerja dalam lingkungan perawatan yang fleksibel, terintegrasi, memiliki interoperabilitas. Dan, berdaya secara digital menggunakan perangkat, teknologi, dan pelayanan digital untuk mengubah wujud perawatan kesehatan.
HIMSS dan Transformasi Digital
Saya ingin memperkenalkan kepada masyarakat NTT tentang Perhimpunan Sistem Informasi dan Manajemen Kesehatan (Healthcare Information and Management Systems Society/HIMSS) yang didirikan pada 1961. Organisasi ini merupakan perkumpulan individu yang bersifat independen, tidak terikat dengan perusahaan, nirlaba, sukarela untuk menggalakkan perbaikan sistem pengelolaan rumah sakit secara berkesinambungan. Perbaikan ini dilaksanakan melalui program penelitian, pendidikan, dan praktik profesional yang tertata.
HIMSS merupakan organisasi masyarakat profesional nirlaba dan bersikap vendor netral. HIMSS telah mendukung transformasi digital di lebih dari 67 ribu fasilitas pelayanan kesehatan di lebih dari 50 negara di 6 kawasan dunia: Amerika Utara, Amerika Latin, Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia Pasifik termasuk Indonesia. Kerja HIMS telah membawa dampak kepada lebih dari 870 juta insan di seluruh dunia.
Baca juga: Edisi Perempuan NTT: Potret Buram Kemiskinan, Para Perempuan Kehilangan Anaknya
HIMSS merupakan organisasi yang berbasis keanggotaan sekitar 120 ribu individu. HIMSS juga beranggotakan lebih dari 1.200 organisasi perusahaan teknologi, asosiasi fasilitas kesehatan organisasi profesional kesehatan, konsultan dan ahli kesehatan. Juga badan pemerintah dan organisasi nonprofit dari 6 kawasan dunia.
HIMSS memiliki kantor riset ilmiah yang bersama organisasi mitra HIMSS terpercaya melakukan riset-riset dan survei di berbagai institusi kesehatan. Ini bertujuan supaya dapat menampilkan tren, praktek terbaik, dan pengetahuan berbasis bukti dalam transformasi kesehatan digital dan berbagai keilmuan dalam Healthcare Informatics. Hal ini untuk memperkuat kompetensi dan keahlian tenaga kerja kesehatan serta Teknologi Informasi dalam klinis dan manajemen fasilitas pelayanan kesehatan serta organisasi profesional masing-masing.
Pada 8 Juni 2023, HIMSS mengumumkan kantor barunya di Rotterdam, Belanda untuk dapat bekerjasama dengan negara-negara anggota Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Eropa. Hal ini untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas sistem kesehatan digital dan tenaga kerja kesehatan di masing-masing negara Eropa.*****