Jakarta – Pemenang tender pembangunan fisik untuk budidaya udang terintegrasi (integrated shrimp farming) di Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah ditetapkan. Produksi dalam tiga tahun ke depan ditargetkan mencapai 52.500 ton udang per tahun atau dengan nilai sekitar Rp 4,16 triliun per tahun.
Informasi yang diperoleh KatongNTT.com, Rabu (03/01/2024), menyebutkan pemenang tender untuk pembangunan fisik itu akan disusul dengan proses tender lembaga keuangan. Adapun proses tender atas program di Desa Palakahembi, Kecamatan Pandawai ini, sudah cukup lama dan beberapa kali gagal karena tidak memenuhi sejumlah syarat.
Seperti diketahui, awal Desember 2023, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) antara Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi Daya Karawang yang merupakan unit pelaksana teknis Ditjen Perikanan Budi Daya KKP dengan Evergreen Group di kantor pusat Evergreen Zhanjiang, China.
Baca : Proyek Udang Sumba Timur Mulai Ditender, Investor Korea Selatan Lirik Bengkulu
Dalam rancangannya, investasi proyek udang bisa mencapai Rp 7,5 trilyun. Kemudian, akan diinvestasikan pada tambak udang yang direncanakan terdiri dari 2100 petak itu
Sementara itu, sehubungan dengan kelanjutan dan nasib dari proyek yang nilainya cukup fantastis, Pemkab Sumba Timur menyatakan terus berkoordinasi dengan KKP.
Markus Windi yang juga Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumba Timur mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan KKP. Sosialisasi kepada masyarakat juga terus dilakukan beberapa kali bahwa ada pihak yang akan membangun program udang skala internasioal.
Baca : Buron Penganiaya Transpuan Hingga Meninggal Tertangkap di TTU
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan rendahnya produksi nasional udang lantaran pembudidayaan masih menggunakan metode tradisional.
“Cara budidaya kita masih sangat tradisional. Budidaya terbaik dalam satu hektare itu produktivitas bisa mencapai 40 ton, di Indonesia dengan luas 247 hektare cuma 0,6 ton per hektare, artinya 1 ton hektare pun tidak tercapai. Karena apa? karena caranya terlalu tradisional,” kata Menteri Trenggono belum lama ini.
Baca : Kekeringan, Stunting, dan Opor Singkong
Menteri Trenggono menyampaikan budidaya udang modern telah diterapkan di sejumlah negara seperti China. Perusahaan bernama Evergreen tersebut mampu menghasilkan udang hingga 220 ribu ton dengan omzet mencapai 4 miliar dolar AS atau setara Rp 60 triliun per tahun. Hal yang sama juga dilakukan petambak udang di Vietnam yang produktivitasnya mencapai 80-100 ton per hektare berkat penggunaan teknologi modern. [Anto]