Pengantar: Pemimpin umat Katolik sedunia (Holy See), Paus Fransiskus akan berkunjung ke Indonesia pada tangga 3-6 September 2024. Ini merupakan kunjungan kenegaraan Paus Fransiskus yang pertama ke Indonesia. Dalam kunjungan Paus Fransiskus ke kawasan Asia Pasifik, Indonesia menjadi negara pertama dikunjungi untuk kemudian Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
Paus yang dikenal dekat dengan orang-orang yang disingkirkan atau tidak dianggap keberadaannya akan mengadakan sejumlah pertemuan kenegaraan dan memimpin misa dengan ribuan umat Katolik di Jakarta. Menurut data Kementerian Agama, jumlah umat Katolik hingga akhir 2022 sebanyak 8,5 juta
jiwa atau sekitar 3,06 persen dari total populasi warga Indonesia yakni 277,75 juta jiwa.
Harian Kompas (28/3/2013) memberitakan dua pekan setelah terpilih, Paus Fransiskus masih tetap melakukan kegiatan sehari – hari seperti biasanya. Dia turun dari lantai atas tempat tinggalnya untuk mengambil makanan sesuai menu pilihan. Paus bahkan menelepon sendiri seorang loper koran di Buenos Aires yang setiap pagi mengantar koran. Paus minta agar jangan lagi mengantar koran ke apartemennya di Buenos Aires karena ia kini sudah pindah ke Roma.
Baca juga: Tentang Paus Fransiskus (4)
Kehidupannya yang sederhana dan dekat dengan orang – orang papa menggerakkan hatinya memakai nama Fransiskus, sehingga ia disebut Paus Fransiskus. Rupanya ia sangat terinspirasi dengan teladan Santo Fransiskus Asisi (1181-1226) yang menjalankan hidup layaknya orang miskin meskipun Asisi berasal dari keluarga kaya raya. Menurutnya, Fransiskus Asisi adalah seorang yang dekat dengan kemiskinan, seorang yang cinta perdamaian, seorang yang mencintai dan merawat ciptaan. Betapa ia berharap sebuah Gereja yang miskin dan untuk orang-orang miskin.
Bagi Fransiskus Asisi, kepemilikan harta membuat jiwa seseorang bisa terbelenggu dan terus sibuk memikirkan harta benda.
“Yesus mengajarkan kita cara hidup yang lain. Pergilah! Pergilah, sebarkanlah kabar gembira. Pergilah dan berinteraksilah dengan para saudara…Jadilah pribadi yang menyatu,” kata Kardinal Bergoglio di hadapan para pastor di Argentina seperti dimuat Harian Kompas (15/3/2013).
Baca juga: Tentang Paus Fransiskus (3)
Tentu Paus memaknai yang dimaksudkan Yesus sebagai cara hidup yang lain adalah hidup untuk mencintai orang-orang papa.
Kamis sore (14/3/2013) Paus Fransiskus mempersembahkan misa konselebrasi di Kapel Sistina bersama para kardinal yang baru saja mengikuti konklaf. Ia memberikan homili. Andrea Tornielli mencatat homilinya. Paus bicara tentang bangunan Gereja yang berdiri di atas ‘batu-batu yang kokoh’ di atas ‘batu-batu yang hidup, batu yang terurapi Roh Kudus.’ Paus mengingatkan perlunya membangun Gereja, mempelai Kristus yang dilandasi batu penjuru yang adalah Tuhan sendiri.
Baca juga: Tentang Paus Fransiskus (2)
Paus menyampaikan permenungan mengenai pengakuan iman. Katanya, kita bisa berjalan seperti yang kita inginkan, kita dapat membangun banyak hal, tapi jika kita tidak percaya pada Yesus Kristus, maka hal-hal tersebut tidak akan terjadi dan kita hanya sekadar menjadi lembaga swadaya masyarakat bukan Gereja mempelai Tuhan.
Tornielli mengomentari homili ini merupakan suatu petunjuk akan adanya risiko bagi Gereja untuk menjadi sekadar organisasi yang melayani tanpa semangat dan spiritualitas yang jelas.(bersambung)