Women’s Media Collbas yang diprakarsai Indonesian Institute of Journalism mengadakan workshop kolaborasi antar media perempuan di Indonesia. Workshop yang diadakan pada 15-16 Agustus 2024 didukung oleh UNDP (United Nations for Development Programme) Indonesia.
Sebanyak 9 media perempuan dari berbagai daerah mengikuti workshop yang mengangkat tema ‘Mendorong ruang digital yang aman dan setara untuk literasi perempuan”. Media perempuan itu adalah Bincangperempuan.com (Bengkulu), Dewiku.com (Jakarta), DigitalmamaID (Jawa Barat), Femini.ID (Aceh), KatongNTT.com (NTT), Kutub,co (Jawa Barat), Magdalene.co (Jakarta), Simburcahaya.com (Sumatera Selatan), dan Tentangpuan.com (Sulawesi Utara).
Baca juga: Hadirkan Ruang Digital Aman untuk Perempuan
Dalam diskusi bersama perwakilan UNDP Indonesia yang difasilitasi Eva Dayanti dari Indonesian Institute of Journalism, para pemimpin atau pengelola media perempuan berbagi cerita tentang tantangan yang mereka hadapi dalam mengangkat isu-isu kesetaraan gender, marginalisasi perempuan di isu industri ekstraktif, dan penggunaan ruang digital untuk literasi perempuan.
Puncak diskusi adalah usulan agar media perempuan ini berkolaborasi untuk membangun kesadaran masyarakat, melindungi jurnalis dan media perempuan yang bekerja dalam isu-isu sensitif, hingga mengefektifkan penyebaran isu-isu yang diliput media perempuan.
Devi Nugraha, Head of Communication UNDP Indonesia mengatakan UNDP menjajaki keinginan berkolaborasi dengan media perempuan. Kolaborasi ini, ujar Devi, memang hal baru bagi UNDP. Meski kerjasama dengan media-media selama ini terjalin.
“Kerja sama kami dengan media-media perempuan memang hal baru yang ingin kami terus dorong, Terutama untuk mencari akar permasalahan dalam isu kesetaraan gender dan inklusi sosial,” kata Devi dalam wawancara tertulis. Untuk lebih jelas, berikut wawancara tertulisnya.
Baca juga: Menteri PPPA: Wujudkan Jurnalistik Ramah Perempuan dan Anak
Mengapa UNDP menilai bermitra dengan media-media perempuan sebagai pilihan strategis, mengingat kemitraan semacam ini hal baru bagi UNDP?
Secara global, UNDP telah memainkan peran penting dalam relasinya bersama dengan media terutama dalam mempromosikan mandat UNDP untuk tata kelola yang baik, perdamaian dan pembangunan berkelanjutan. Terdapat lebih dari 200 program yang telah dilakukan secara global yang langsung melibatkan peran media baik sebagai implementing partner maupun beneficiary. Termasuk kemitraan dengan media Perempuan.
Pada tahun 2021, UNDP Somalia membantu pembentukan media perempuan pertama, Bernama Bilan, yang berhasil memberikan dampak terhadap hidupnya suara Perempuan dan Masyarakat marjinal yang sebelumnya tidak cukup tertangkap media arus utama. Beberapa waktu lalu, projek Bilan ini bahkan menerima penghargaan 2024 One World Media Press Freedom Award.
Di Indonesia, relasi kami dengan media dalam sebuah projek terjalin sejak 2019 melalui projek PROTECT, di mana kami mendukung pemerintah Indonesia dalam menyuarakan keberagaman dan toleransi untuk pencegahan violent extremism. Namun, kerja sama kami dengan media-media perempuan memang hal baru yang ingin kami terus dorong, terutama untuk mencari akar permasalahan dalam isu kesetaraan gender dan inklusi sosial.
Kami percaya bahwa media perempuan dapat memberikan pendekatan baru dalam mengabarkan isu gender. Platform-platform ini memberikan keseimbangan yang diperlukan terhadap lanskap media yang (harus diakui) saat ini masih didominasi budaya patriarki. Mereka menawarkan perspektif yang mungkin terpinggirkan atau diabaikan. Dengan memprioritaskan pelaporan yang sensitif terhadap gender, media yang dipimpin perempuan dapat membantu menggerus stereotip yang terus merasuki pemberitaan arus utama (dan kini media alternatif).
Baca juga: Saatnya Media Perempuan Berkolaborasi Menjawab Tantangan dan Hambatan
Mengapa kesetaraan gender menjadi tema yang diusung UNDP untuk menjalin kemitraan dengan media perempuan?
Kesetaraan gender merupakan tugas dan tanggung jawab Bersama. Laporan Kesenjangan Gender Global 2023 memproyeksikan bahwa akan membutuhkan waktu 131 tahun untuk menutup kesenjangan gender secara keseluruhan. Yang lebih menakutkan lagi adalah jadwal waktu spesifik: 169 tahun untuk kesetaraan ekonomi dan 162 tahun untuk kesetaraan politik.
Kami percaya ketika semua pihak mampu mengarus utamakan kesetaraan gender kita mampu mendobrak bias gender yang padahal adalah isu lama, yang terus bertransformasi, namun masih dilanggengkan budaya patriarki.
Ketika membahas bias gender di media, khususnya kita tidak hanya merujuk pada liputan tentang isu-isu perempuan maupun pemberitaan sosok perempuan. Sebaliknya, ini berkaitan dengan bagaimana keseluruhan sistem informasi dibentuk dan diperkuat oleh peran gender, yang memang merupakan konstruksi sosial.
Menurut UNDP, langkah strategis apa yang perlu lebih dikuatkan oleh media perempuan dalam menyuarakan berbagai masalah yang dihadapi perempuan dan masyarakat yang patriarki melalui ruang digital?
Saya rasa media-media perempuan harus mulai menjadi contoh bagi media arus utama dan media alternatif lain dalam memberitakan informasi yang sensitif gender. Pemberitaan yang sensitif terhadap gender tentu bukan upaya ‘lone-wolf’ dari media perempuan. Ini adalah pekerjaan rumah banyak pihak sehingga memerlukan upaya dari pihak-pihak yang terlibat dalam industri media. Tidak cukup hanya menghindari bahasa atau citra yang jelas-jelas seksis.Narasi yang kita buat perlu diperiksa dengan cermat terkait asumsi-asumsi yang berkaitan dengan peran gender.
Misalnya dalam berbagai topik pembahasan, ketika membahas masalah ekonomi, apakah kontribusi perempuan diakui dan dihargai? mKetika meliput acara politik, apakah perempuan diberikan perhatian dan keseriusan yang sama seperti rekan pria mereka?
Baca juga: Riset AJI-PR2Media Temukan 82,6 Persen Jurnalis Perempuan Alami Kekerasan Seksual
Adakah UNDP memiliki riset yang menguatkan alasan pentingnya perempuan memanfaatkan ruang digital sebagai sarana menyuarakan kesetaraan gender?Apa tantangan terbesarnya saat ini?
Riset yang secara spesifik belum ada. Justru kolaborasi dengan Womens Media Collabs adalah upaya awal kami dalam mengidentifikasi langkah-langkah selanjutnya untuk terus mendukung dan mempromosikan kesetaraan gender dan inklusi sosial. *****
“Artikel ini diproduksi sebagai bagian dari proyek Women Media Collabs (https://jurnalisme.id/womenmediacollabs) dan didukung oleh UNDP Indonesia”