Kupang – Kota Kupang terpilih menjadi tempat pelatihan dasar pendampingan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan kekerasan seksual.
Pelatihan ini digelar Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPP GAMKI) dan berlangsung di Hotel Elmilya Kupang sejak 24 – 27 November 2023.
Kegiatan pelatihan ini diinisiasi dalam rangka kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan.
Baca juga : Anak Pekerja Migran Berisiko Besar Jadi Korban Kekerasan Seksual
Para pesertanya adalah 15 wanita dan 15 pria yang mana 60 persennya peserta lokal dan 40 persennya berasal dari luar daerah Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka berusia 22-40 tahun dan adalah anggota GAMKI yang diutus oleh DPD/DPC, juga pemuda gereja.
Dalam pelatihan ini peserta diberi pemahaman teologis dan pemahaman dasar tentang bentuk maupun penanganan kekerasan terhadap perempuan yang mencakup TPPO dan kekerasan berbasis gender.
Peserta dapat mengidentifikasi kasus-kasus ini di sekitar mereka dan melakukan pendampingan terhadap para korban. Para peserta juga mempraktikkan teknik merespon, mendengar dan berbicara dengan korban.
Baca juga : Rawat Toleransi, 28 Anak Muda NTT Ikut Tour Lintas 5 Rumah Ibadah
“Bagaimana mendengar korban, bagaimana seharusnya seorang pendamping berbicara atau merespon korban,” tukas Sekretaris fungsional Keperempuanan DPP GAMKI, Steffi Graf Gabi, dalam keterangannya Sabtu 25 November 2023.
Menurut GAMKI persoalan kemiskinan yang tidak kunjung selesai membuat masyarakat tidak punya banyak pilihan untuk menyambung hidupnya.
Dalam situasi yang serba sulit inilah perempuan menjadi pihak yang dirugikan. Persentase tenaga kerja wanita yang berangkat ke luar negeri pun selalu lebih besar daripada tenaga kerja laki-laki.
Baca juga : Anak Kota Kupang Rentan Jadi Korban Kekerasan Online
NTT pun merupakan daerah penyumbang terbanyak korban TPPO yang meninggal dunia dan cukup tinggi diikuti dengan kasus kekerasan berbasis gender.
“Untuk mencegah maraknya perdagangan manusia dan kekerasan berbasis gender maka perlu memperkuat jejaring, meningkatkan kapasitas lembaga kepemudaan seperti GAMKI,” lanjut dia.
GAMKI sebagai bagian integral dari gereja dan bangsa, kata Steffi, akan mengedukasi serta mengupayakan pemulihan bangsa dari kasus TPPO serta berbagai kekerasan yang dialami perempuan dan anak. ***