• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Minggu, Juni 22, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Sorotan

9 Fakta Menarik tentang Paus Leo XIV: Tolak Masuk Harvard, Kuasai Bahasa Kuno Inca, Sandal Jepit

PriyaHusada by PriyaHusada
1 bulan ago
in Sorotan
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Paus Leo XIV melambaikan tangannya kepada ribuan umat dari balkon Basilika Santo Petrus setelah Vatikan mengumumkan terpilihnya pemimpin umat Katolik sedunia menggantikan Paus Fransiskus yang telah meninggal. Kardinal Robert Francis Prevost, warga AS terpilih sebagai Paus ke 267. (Vatican News)

Paus Leo XIV melambaikan tangannya kepada ribuan umat dari balkon Basilika Santo Petrus setelah Vatikan mengumumkan terpilihnya pemimpin umat Katolik sedunia menggantikan Paus Fransiskus yang telah meninggal. Kardinal Robert Francis Prevost, warga AS terpilih sebagai Paus ke 267. (Vatican News)

0
SHARES
82
VIEWS

Siapa sangka Paus Leo XIV dalam sejarah Gereja Katolik Roma bukan bangsawan, bukan professor tapi mantan guru matematika dari Chicago Selatan yang pernah bilang “tidak” ke Harvard Law. Ini kemungkinan demi melayani orang miskin di pelosok Peru.

Berikut ini 9 fun facts soal Paus Leo XIV yang bakal bikin kamu berkata, “Wow, ini Paus rasa indie-film!”

1. Paus XIV Tolak Harvard Law School Demi Jadi Misionaris di Peru .
Robert Francis Prevost (nama lahir Paus Leo XIV) tahun 1975 diterima di Harvard Law School. Tapi dia malah bilang “nggak, makasih” dan memilih tinggal di desa miskin pegunungan Andes, Peru. Bukan karena dia gagal tapi karena dia terpanggil. Siapa bilang panggilan hidup nggak bisa plot twist?

BacaJuga

Kampung adat Ratenggaro di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT (Dok.Antara)

Bukan Hanya Soal Dipalak: Belajar dari Ribut-ribut Jajago di Sumba

23 Mei 2025
Para perempuan berkumpul di Gereja Santa Maria Chiclayo, Peru saat Kardinal-Robert Francis Prevost terpilih sebagai Paus ke 267. (OSV News Photo/AmericaMagazine)

Paus Leo XIV Perluas Peran Perempuan Tanpa ‘Tabrak’ Tradisi Gereja

10 Mei 2025

2. Pindah ke Desa Tanpa Jalan, Air, atau Sinyal.
Nggak main-main, Prevost tinggal di desa yang bahkan nggak ada jalannya. Untuk bantu orang sakit, dia bawa mereka naik keledai berjam-jam demi cari pengobatan. Kadang dia tidur di lantai tanah dan ngajar anak-anak tanpa sepatu di bawah atap bolong. Ini bukan film dokumenter—ini kenyataan.

Baca juga: Konklaf Pilih Kardinal Warga AS Pimpin Umat Katolik Sedunia

3. Fasih bahasa Quechua, Bahasa Kuno Suku Inca.
Banyak orang Amerika Latin aja nggak bisa Quechua, tapi Paus Leo XIV lancar banget. Bahasa ini bukan cuma alat komunikasi, tapi juga simbol identitas masyarakat adat. Bayangin seorang bule Chicago pidato misa dalam Quechua… dan umatnya menangis.

4. Pernah Berjalan 8 Jam untuk Membawa Bantuan.
Ketika banjir besar melanda wilayah utara Peru, Prevost nggak tinggal diam. Dia berjalan kaki selama 8 jam melewati lumpur dan medan berat untuk membawa makanan dan obat-obatan ke desa-desa yang terisolasi. Warga setempat menjulukinya “Santo dari Utara” karena dedikasinya yang luar biasa.

5. Bantu Beli Pabrik Oksigen Saat Pandemi COVID-19.
Selama pandemi, banyak rumah sakit di Peru kekurangan oksigen. Sebagai Uskup Chiclayo, Prevost memimpin inisiatif untuk membeli pabrik oksigen guna menyelamatkan nyawa pasien. Aksinya ini menunjukkan kepemimpinan yang responsif dan penuh empati.

6. Paus XIV Tetap Menyimpan Janji pada Peru
Walau sekarang beliau adalah seorang Paus bagi 1,4 miliar pemeluk Katolik tapi dalam wawancara terakhir sebelum konklaf, Paus XIV berjanji: “Saya tak akan melupakan mereka.” Banyak yang percaya, bila waktunya tiba, ia akan kembali bukan sebagai pemimpin dunia, tapi sebagai saudara tua yang berjalan kaki membawa kabar baik, seperti dulu.

 

Uskup Robert Francis Prevost (kini sebagai Paus Leo XIV) berkunjung ke desa Chulucanas, Peru tahun2024. (Dok.Philstar.com)
Uskup Robert Francis Prevost (kini sebagai Paus Leo XIV) berkunjung ke desa Chulucanas, Peru tahun2024. (Dok.Philstar.com)

 

Baca juga: Paus, Roh Kudus, dan Akal Sehat yang Disandera

7. Belajar Cinta Kasih dari Ibunya—sejak Umur 8 Tahun
Saat kecil di Chicago, Robert kecil sering terlihat berjalan cepat ke gereja sebelum matahari terbit, mengenakan jubah misdinar yang sedikit kebesaran. Prevost tak pernah mengeluh soal bangun pagi—karena yang mengantarnya setiap minggu adalah ibunya sendiri, seorang relawan aktif di paroki yang dikenal ramah tapi tegas. Suatu hari, saat seorang tunawisma duduk di luar gereja, ibunya berhenti, menyerahkan sarung tangannya, dan berkata, “Gereja itu rumah semua orang.” Sejak saat itu, Prevost tahu: kasih itu bukan wacana, tapi tindakan nyata—bahkan dalam hal sekecil sarung tangan di musim dingin.

8. Hobi Main Tenis dan Dukung Klub Sepak Bola Peru
Di waktu luangnya, Paus Leo XIV suka main tenis dan mengikuti pertandingan sepak bola. Selama tinggal di Peru, dia menjadi pendukung setia klub Alianza Lima. Hobi-hobinya ini menunjukkan sisi manusiawi dan kedekatannya dengan budaya lokal.

9. Paus XIV Pakai Sandal Lama dan Tolak Kemewahan
Meskipun kini menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Leo XIV tetap hidup sederhana. Dia masih memakai sandal lamanya dan menolak fasilitas mewah. Sikapnya ini mencerminkan komitmennya terhadap kesederhanaan dan pelayanan. [*]

Tags: #GerejaKatolik#HarvardLawSchool#PausLeoXIV#Peru#Vatikan
PriyaHusada

PriyaHusada

Baca Juga

Kampung adat Ratenggaro di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT (Dok.Antara)

Bukan Hanya Soal Dipalak: Belajar dari Ribut-ribut Jajago di Sumba

by PriyaHusada
23 Mei 2025
0

Ketika video viral tentang wisatawan merasa dipalak di Ratenggaro bikin geger, NTT dihadapkan lagi pada pertanyaan lama: Apakah kita sudah...

Para perempuan berkumpul di Gereja Santa Maria Chiclayo, Peru saat Kardinal-Robert Francis Prevost terpilih sebagai Paus ke 267. (OSV News Photo/AmericaMagazine)

Paus Leo XIV Perluas Peran Perempuan Tanpa ‘Tabrak’ Tradisi Gereja

by PriyaHusada
10 Mei 2025
0

Banyak yang terkejut ketika Paus Leo XIV, dengan latar belakangnya yang berasal dari Amerika Serikat, terpilih menjadi pemimpin tertinggi Gereja...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati