Australia Latih Petani Sayur di Kota Kupang Membuat Pupuk - Katong NTT    
No Result
View All Result
Kamis, Juli 7, 2022
  • Login
Katong NTT
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi
Home Peristiwa Lingkungan

Australia Latih Petani Sayur di Kota Kupang Membuat Pupuk

KatongNTT Editor: KatongNTT
24 Mei 2022
A A
Konsulat Australia Bali, Anthea Griffin bersama Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore meninjau pembuatan pupuk di Naioni (pkp)

Konsulat Australia Bali, Anthea Griffin bersama Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore meninjau pembuatan pupuk di Naioni (pkp)

1
SHARES
Share on FacebookShare on TwitterWhatsapp

Kupang – Pemerintah Australia membantu pemberdayaan petani sayur lokal di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui pelatihan pembuatan pupuk organik. Konsulat Australia Bali, Anthea Griffin meninjau langsung perkembangan program tersebut di rumah kebun kelompok tani Naioni, Rabu (18/5/2022).

Pembuatan pupuk organik tersebut memanfaatkan sampah pertanian dan sampah rumah tangga yang diproduksi selama masa pandemi Covid-19. Project tersebut berperan dalam upaya mengurangi sampah. Selain itu, ada transfer pengetahuan teknologi pengolahan pupuk bokhasi dan peptisida organik kepada petani.

BacaJuga:

Banyak rumah warga yang rusak akibat badai Seroja (ANTARA/Aditya Pradana Putra)

Kepemilikan Lahan Hambat Pencairan Dana Korban Badai Seroja di Kupang

9 Juni 2022
Mulyono, tukang sol sepatu dan sandal di pinggir Jalan Soeharto, Naikoten 1, Kupang, Provinsi NTT, 9 Mei 2022. (Ruth-KatongNTT)

Kisah Tukang Sol Sepatu Memaknai Cinta dari Pahitnya Hidup

10 Mei 2022

Dalam siaran pers Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Kupang disebutkan, produk yang dihasilkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pupuk para petani. Pupuk itu juga bisa dijadikan lahan bisinis dengan produksi yang banyak.

Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore yang menyambut kunjungan Konsulat Australia menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Australia atas dukungan dan bantuan kepada Pemerintah dan masyarakat Kota Kupang selama ini. Terima kasih juga disampaikannya kepada project leader program tersebut bersama rekan-rekan alumni Australia yang sudah menggagas program ini.

Jeriko berharap proyek ini bisa terus berlanjut karena dinilai sangat membantu masyarakat Kota Kupang yang kurang mampu. Kepada para petani peserta program tersebut Wali Kota mengimbau untuk bertanggung jawab atas bantuan yang telah diberikan.

“Jangan lihat berapa jumlah bantuannya, tapi lihat ini sebagai bentuk perhatian Australia untuk kita. Kalau ini berhasil bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi, pendidikan dan kesehatan juga,” tambahnya.

Konsulat Jenderal Australia Bali, Anthea Griffin mengakui kerja sama antara Australia dan Indonesia sudah terjalin selama beberapa dekade, melingkupi bidang ekonomi, perdagangan, pertanian, olahraga, budaya dan pendidikan. Menurutnya Pemerintah Australia melihat pentingnya pendidikan mempersiapkan generasi muda untuk memimpin negara serta membangun dan membentuk hubungan internasional di masa depan.

Dia menjelaskan proyek leader program pemberdayaan petani sayur lokal, Irma Nenobais merupakan alumni Australia yang berhasil mendapatkan dana awal dari Alumni Grant Scheme (AGS) atau Skema Hibah Alumni yang diadministrasikan oleh Australia Awards in Indonesia untuk mendukung proyek inspiratif pengelolaan sampah organik bagi petani di desa Naioni. Program Alumni Grant Scheme (AGS) dimaksudkan untuk menjaga hubungan dengan alumni Australia yang ada di Indonesia yang berjumlah sekitar 200 ribu orang.

Konjen Australia Bali mengaku bangga dengan proyek inisiatif yang digagas Irma Nenobais dan kawan-kawan. Pihaknya akan ikut mempromosikan program ini lewat akun resmi media sosial milik Pemerintah Australia.

“Program ini merupakan bukti nyata kontribusi Alumni Australia untuk membangun Indonesia. Semoga program ini berjalan lancar,” ungkapnya.

Baca juga: Dilema Penjual Sayur Tradisional Hadapi Pandemi di TTS

Soleman Nenosaban, perwakilan Kelompok Tani Ingat Aku Naioni menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Australia yang telah membuktikan kepeduliannya melalui program ini. Selama ini dia bersama rekan-rekan petani lainnya sering mengeluh kekurangan pupuk untuk bercocok tanam.

Soleman mewakili para petani mereka juga minta dukungan Pemkot Kupang melalui dinas teknis untuk memberikan pendampingan kepada mereka sehingga bisa menghasilkan lebih banyak pupuk untuk memenuhi permintaan petani lainnya. Soleman juga meminta dukungan Pemkot Kupang untuk membantu mereka dalam memasarkan produk-produk pertanian organik.

Project leader program pemberdayaan petani sayur lokal, Irma Nenobais memaparkan peserta program ini berjumlah 29 orang petani hortikultura, yang berasal dari beberapa kelompok tani yang berada dalam pengawasan dan binaan Balai Penyuluhan Pertanian Naioni, Alak, Kota Kupang (antara lain: Kelurahan Batuplat, Manulai II, Nunbaun Sabu, Manutapen, Penkase Oeleta, dan Kelurahan Naioni).

Dalam kegiatan ini mereka juga melibatkan tim ahli dari Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Undana, Pusat Inkubator Bisnis Dan Layanan Masyarakat Fakultas Pertanian Undana dan Laboratorium Penyuluhan Pertanian Fakultas Pertanian Undana.

Baca juga: Ayo Bertani dan Buru Dollar di Australia

Dia berharap melalui kegiatan ini diharapkan kelompok petani sayur binaan Balai 6 Penyuluhan Pertanian Naioni, Alak, Kota Kupang, dapat mengadopsi inovasi pembuatan pupuk organik dan pestisida organik untuk kebutuhan usaha tani sayuran, dan juga dapat menjual ke warga masyarakat di Kota Kupang demi peningkatan pendapatan rumah tangga petani sayur.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Kupang dan Konjen Australia Bali juga menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama antara kelompok tani Naioni dengan Fakultas Pertanian Undana tentang pengelolaan pupuk organik.[Joe/pkp]

ShareTweetSend
Previous Post

Menyusuri Sejarah Cokelat Ghaura Hadir di NTT

Next Post

7 Fakta Menarik tentang Cokelat Ghaura

KatongNTT

KatongNTT

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

RelatedPosts

Banyak rumah warga yang rusak akibat badai Seroja (ANTARA/Aditya Pradana Putra)
Lingkungan

Kepemilikan Lahan Hambat Pencairan Dana Korban Badai Seroja di Kupang

9 Juni 2022
Mulyono, tukang sol sepatu dan sandal di pinggir Jalan Soeharto, Naikoten 1, Kupang, Provinsi NTT, 9 Mei 2022. (Ruth-KatongNTT)
Inspirasi

Kisah Tukang Sol Sepatu Memaknai Cinta dari Pahitnya Hidup

10 Mei 2022
Sampah kepung Kota Kupang. Warga membuat papan larangan namun namun larangan itu tidak dihiraukan (Joe-KatongNTT)
Lingkungan

Kota Kupang di Kepung Sampah, Perda Tak Bernyali

31 Mei 2022
Jalan Frans Lebu Raya di Kota Kupang menggantikan Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Bundaran PU di Kota Kupang, 25 April 2022. (Ruth-KatongNTT.com)
Peristiwa

Yang Terlupakan dari Pemberian Nama Jalan Frans Lebu Raya di Kota Kupang

31 Mei 2022
Next Post
Karyawan sedang membungkus Cokelat Ghaura di pabrik yang berlokasi di Oepura, Kota Kupang, NTT , Kamis, 19 Mei 2022. (Ruth-KatongNTT.com)

7 Fakta Menarik tentang Cokelat Ghaura

Discussion about this post

Iklan KatongNTT

Kerupuk Gendhar Jawi Kerupuk2A oke lagi

Video

KatongNTT com

KatongNTT com
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjl3TDVlXzhULVFF Berawal dari tugas kuliah, Epi dan Siska kemudian memutuskan untuk fokus berjualan camilan Ublin. Keduanya merupakan mahasiswa pertanian Universitas Nusa Cendana yang pada tahun 2015 ditugaskan untuk membuat makanan dari pangan lokal dan memasarkannya.

Ublin ini adalah camilan tempo dulu. “Anak muda sekarang tidak tahu ini makanan apa. Yang tahu hanya orang-orang tua saja, jadi yang pesan itu kebanyakan orang tua. Jadi mereka seperti mengenang kembali masa lalu dengan Ublin ini," kata Epi.. Yuk, simak tayangan videonya. *****
Berawal dari tugas kuliah, Epi dan Siska kemudian memutuskan untuk fokus berjualan camilan Ublin. Keduanya merupakan mahasiswa pertanian Universitas Nusa Cendana yang pada tahun 2015 ditugaskan untuk membuat makanan dari pangan lokal dan memasarkannya.

Ublin ini adalah camilan tempo dulu. “Anak muda sekarang tidak tahu ini makanan apa. Yang tahu hanya orang-orang tua saja, jadi yang pesan itu kebanyakan orang tua. Jadi mereka seperti mengenang kembali masa lalu dengan Ublin ini," kata Epi.. Yuk, simak tayangan videonya. *****
Kisah Orang Muda NTT Bisnis Camilan Jadul Ublin
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjl3TDVlXzhULVFF
Aisha Djawas atau disapa Icha Djawas sejak kecil memimpikan bekerja sebagai konsultan teknik.  Dia fokus untuk mewujudkan impiannya dengan mengambil studi teknik sipil. Namun dengan kehadiran ketiga putrinya, Icha memutuskan bekerja dari rumah sambil mendampingi sepenuhnya masa tumbuh kembang mereka. Hobi lamanya meracik dan memasak sambal menjadi sumber mata pencarian baru. Icha kini menjadi pengusaha UMKM di NTT yang dikenal dengan sambal se'i sapi dan aneka sambal lainnya. Setiap bulan dia meraup penghasilan antara Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. *****
Tinggalkan Konsultan Teknik, Aisyah Djawas Fokus Berbisnis Aneka Sambal
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjhrb1ZFTzNNblJZ
Jublina Juliana Kule, 67 tahun memanfaatkan daun dan serat pohon lontar untuk membuat anyaman. Meski awalnya ragu tentang minat pembelinya dan pasar, Julia, sapaan akrabnya, boleh tersenyum karena anyamannya diminati banyak orang. Dekranasda NTT membuka jalan bagi Julia untuk mendapat pembeli dan pasar. Yuk... silakan menontonnya. *****
Julia Manfaatkan Daun & Serat Pohon Lontar Membuat Anyaman Unik
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjBCZnB4VTk2YXNR
Pandemi Covid-19 membuat dunia bisnis terpuruk. Begitupun Meli Kurniawan, penjualan produk abon sapi, abon ikan dan bumbu siap saji sempat anjlok. Namun Meli tak menyerah, dia beralih dengan memanfaatkan media sosial atau medsos. Alhasil produk UMKM buatan Meli banjir pesanan. Yuk tonton bagaimana Meli mengelola bisnis ini. *****
Manfaatkan Medsos, Abon Sapi & Ikan Buatan Meli Banjir Pesanan
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLldON3hhUHQ3bkpF
Duta Besar Republik Indonesia untuk Rumania & Republik Moldova, M. Amhar Azeth dan istrinya Martiyas Indriastuti berkunjung ke gedung Dekranasda NTT pada 6 Juni 2022. Dubes Amhar mengatakan, produk NTT berpeluang untuk diekspor ke Rumania.  
"Ada beberapa komunitas di Eropa yang menyukai produk-produk yang bersifat budaya. Nah itu yang jadi pasar kita,” kata Amhar. Silakan menontonnya...
Dubes RI Jajaki Peluang Ekspor Produk NTT di Rumania
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLnVHRjRsSFVKRF9F
Epa Lomi Ga, 43 tahun, pengusaha UMKM produk hasil laut kota Kupang terinsiprasi dengan kekayaan laut Provinsi NTT. Dia pun memproduksi se'i ikan sebagai oleh-oleh khas NTT. Jika selama ini kuliner terkenal NTT berupa se'i babi dan se'i sapi, maka Epa mencoba memperkenalkan se'i ikan yang bahan bakunya adalah ikan Marlin. Tak disangka produk se'i ikan buatan pria asal Amarasi ini mendapat sambutan dari masyarakat. Mencermati potensi pasar yang besar, Epa ingin mengembangkan sayap bisnisnya. Hanya saja dia terkendala modal dan akses pasar di luar NTT. Yuk, simak videonya untuk mendapatkan informasi lebih rinci dan lengkap. (Kerjasama KatongNTT.com-Dekranasda NTT)
Terinspirasi Kekayaan Laut NTT, Epa Gagas Se’i Ikan
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLi1jY0w1LWdzNUdB
Tak disangka di tangan Gladys Matthew,  resep kecap manis tanpa kedelai warisan mertuanya mulai mendapat tempat di hati masyarakat NTT bahkan hingga di luar NTT. Kecap yang bahan bakunya berupa nira pohon lontar dan rempah-rempah dikemas dalam dua wadah berbeda, botol dan standing pouch. Harganya terjangkau semua kalangan.  
Gladys menuturkan, kecap manis Letodae cap Malada berbahan organik sehingga ini menambah nilai jual dari produknya itu. Pemasaran kecap pertama kali di Surabaya. Dia kemudian memasarkannya ke beberapa toko penjual produk kecap di Kota Kupang. Di Dekranasda NTT, kecap tanpa kedelai ini  laris manis. Dan dalam waktu dekat, Gladys akan memasarkannya ke Labuan Bajo dan mengekspornya ke Timor Leste. *****
Kecap Tanpa Kedelai dari Nira Lontar Jadi Icon NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLm54NHpJcHZSbU9F
Boleh jadi banyak masyarakat Indonesia belum tahu bahwa NTT punya cokelat yang bahan bakunya yakni kakao yang terbaik di dunia. Cokelat Ghaura, begitu nama yang diberikan pemiliknya. Cokelat ini diproduksi pertama kali tahun 2019 dan dalam tempo tiga tahun sudah dipasarkan ke beberapa kota termasuk ke luar negeri seperti Australia, Amerika, Inggris, Prancis, dan Belanda. Yuk simak tayangan KatongNTT.com menyusuri sejarah lahirnya cokelat Ghaura yang dkilaim berkualitas premium.
Menyusuri Sejarah Cokelat Ghaura Hadir di NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLlY3YjBleXlpVy04
Ketua Dekranasda NTT: SLB Fokus ke Talenta dan Kebutuhan Pasar
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLi1uNXpBUlotLU0w
Load More... Subscribe

Podcast

Poling

Recent News

Abdul Aziz Ismail, consultan LSM Tanaganita Malaysia (kiri) bersama Kristo Kolimo (tengah) di rumah orang tua Adelina Sau (Joe-KatongNTT)

Tangis Haru Pecah di Rumah Orang Tua Adelina Sau

6 Juli 2022
Ilustrasi Komodo (Ist)

Tarif Masuk Pulau Komodo Rp 3,75 Juta Mulai 1 Agustus 2022

5 Juli 2022

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
Sign Up with Linked In
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In