Kupang – Paulus Lanik, Ketua RT 01 RW 01 Desa Fatoin, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara mengatakan, dirinya telah mendengar rekaman suara ancaman Nikolas Mesi akan membunuh istrinya, Medi Kol Kapitan.
Medi atau disapa Mama Medi memperdengarkan rekaman tersebut dalam pertemuan antara Ketua RT dan pihak keluarga pada Rabu malam, 2 Oktober 2024. Pertemuan berlangsung di rumah orang tua angkat Mama Medi.
Paulus bermaksud mendamaikan pasangan suami istri ini. Namun setelah mendengarkan ancaman pembunuhan dalam rekaman telepon seluler milik Mama Medi, dia batalkan tawaran berdamai.
Baca juga: Mama Medi, Pejuang Lingkungan di TTU Ketakutan atas Ancaman akan Dibunuh Suami
Ketua RT 01 tersebut menyerahkan keputusan pada Mama Medi untuk mengadukan suaminya ke polisi. Dia beralasan ancaman membunuh sudah tindakan pidana.
“Kami tidak memaksa Medi. Medi sudah rekam ancaman pakai parang. Benar sekali Niko (suami Mama Medi-red) ancam istri,” kata Paulus kepada KatongNTT, Kamis, 3 Oktober 2024.
Dia juga khawatir saat Mama Medi pulang ke rumah, suaminya akan membunuhnya.
“Karena ini pidana murni, kami takut. Begini, sebentar kami mendamaikan mereka, kami pulang, suami potong mati, kami jadi sasaran,” ujar Paulus yang sudah 40 tahun sebagai Ketua RT 01.
Paulus masih ingat atas peristiwa kekerasan yang dilakukan Nikolas Mesi terhadap Mama Medi delapan tahun lalu. Seperti diceritakan Mama Medi kepada KatongNTT, suaminya memukuli dirinya dipicu rasa cemburu.
Dengan kepala berlumuran darah Mama Medi mengadu ke polisi. Suaminya ditangkap dan ditahan selama 2 hari untuk kemudian dilepas setelah Mama Media setuju saran keluarga untuk berdamai.
“Iya, tahun 2015. Berulang lagi,” kata Paulus.
Dalam pernyataan damai tahun 2015, Mama Medi tidak diperbolehkan suaminya bekerja di luar rumah. Suaminya yang bertanggung jawab untuk bekerja.
Baca juga: Kasus Petani Bunuh dan Mutilasi Istri di Malaka Nyaris Tak Terdengar, Apa Kabarnya?
Pekerjaan sehari-hari Nikolas sebagai pemetik kelapa untuk dijual di pasar tradisional di Atambua, Kabupaten Belu.
Pada Minggu, 29 September 2024 sepulang dari menjual kelapa di pasar Atambua, Nikolas memaksa istrinya untuk menjual tanah untuk membayar utangnya. Mama Medi baru dua hari pulang ke rumah setelah menjalani perawatan selama dua malam di rumah sakit karena tensi darah yang rendah, 75/60 dan sakit lambung. Adu mulut pun terjadi hingga suaminya mengeluarkan ancaman untuk membunuhnya dengan parang jika keinginannya tidak dipenuhi. Tanah tersebut milik Mama Medi.
Mama Medi mengatakan dia putuskan untuk melaporkan suaminya ke polisi dengan harapan terjadi pertobatan.
“Saya mau proses hukum, supaya ke depan betul-betul tobat,” ujarnya
Namun hingga berita ini diturunkan Mama Medi belum membuat pengaduan resmi ke polisi. Melalui telepon, Mama Media mengatakan, suaminya menemui orang tua angkatnya dan dirinya kemarin malam, 3 Oktober 2024 untuk meminta maaf.
Baca juga: Dilema Korban KDRT, Melaporkan atau Patuhi Perintah Agama
“Suami ada datang tadi malam. Dia minta maaf. Tapi saya tidak jawab,” ujarnya. Mama Meti belum bisa lupa atas kejahatan yang dilakukan suaminya berulang kali.
Anak perempuannya yang datang bersama bapaknya, meminta Mama Medi untuk tidak melapor ke polisi. Dia beralasan jika bapaknya dipenjara, tidak ada lagi yang mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. [*]