• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Selasa, November 18, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Opini

Mafia Minyak Bebas Beraksi, Ribuan Triliun Proyek Raksasa Pertamina Harus Dibidik

Oleh: Maret Samuel Sueken, Ketua Umum Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan, Profesional di Perusahaan EPC Lebih dari 20 Tahun

Tim Redaksi by Tim Redaksi
8 bulan ago
in Opini
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Mafia Minyak Bebas Beraksi,  Ribuan Triliun Proyek Raksasa Pertamina Harus Dibidik

Maret Samuel Sueken, Ketua Umum Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan dan profesional di perusahaan EPC lebih dari 20 tahun. (Dok.MaretSamuelSueken)

0
SHARES
216
VIEWS

Sebelumnya Pemerintahan Jokowi sudah berhasil  menutup Pertamina Trading Energy Ltd. (Petral) pada tahun 2015. Penutupan Petral dilakukan sebagai bagian dari upaya reformasi di sektor energi dan untuk meningkatkan transparansi dalam impor minyak.

Petral sebelumnya merupakan anak usaha Pertamina yang berbasis di Singapura dan sering dikaitkan dengan praktik perantara dalam impor minyak. Banyak pihak menilai bahwa peran Petral membuka peluang bagi praktik percaloan dan korupsi dalam pengadaan minyak untuk Indonesia.

Setelah Petral dibubarkan, pengadaan minyak mentah dan BBM dialihkan langsung ke Pertamina melalui anak usahanya, Integrated Supply Chain (ISC), yang bertugas menangani impor minyak secara lebih transparan dan efisien.

Baca juga: NTT Jadi Provinsi Dengan Penindakan Korupsi Terbanyak Ketiga di Indonesia

Sayangnya, di Pemerintahan Prabowo ini – Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina kembali diuji dengan perilaku dugaan kejahatan mafia perminyakan, ISC sedang menjadi sorotan dalam kasus dugaan mafia minyak yang sedang ditangani oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Kasus ini berkaitan dengan dugaan korupsi dalam pengadaan minyak mentah dan BBM di Pertamina.

Beberapa laporan menyebutkan bahwa keluarga Riza Chalid, seorang pengusaha yang dulu juga dikaitkan dengan praktik percaloan di Petral, kembali disebut-sebut dalam kasus ini. Riza Chalid sebelumnya dikenal sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar dalam bisnis impor minyak di Indonesia, terutama di era Petral sebelum dibubarkan oleh Presiden Jokowi pada 2015.

BacaJuga

Tim Badan Gizi Nasional didampingi Kepala SMP Negeri 8 Kota Kupang, Maria Theresia Rosalina Sadinah Lana memberikan penjelasan resmi tentang keracunan massal siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang setelah mengkonsumsi makanan bergizi gratis pada 23 Juli 2025. (dok. katongntt).

Membaca Krisis MBG (Negara) dari Pinggir

16 Oktober 2025
Beberapa contoh UMKM di NTT yang disebut Kadis Kemenparekraf sebagai salah satu hal yang bisa menarik wisatawan ke NTT (KatongNTT-Ruth)

Program Dukungan UMKM di Daerah Masih Sebatas Jargon

13 Oktober 2025

Saya menilai kejadian ini terus berulang dan melibatkan jejaring mafia yang sama karena rusaknya management di internal tubuh Pertamina, dengan mudahnya orang-orang dan jejaring yang dulunya sudah dinyatakan bagian dari masalah tetap saja melanjutkan aksinya. Bahkan semakin menjadi-jadi dan menggurita. Ibarat kata, Petral dan mafia minyak ini hanyalah ganti kulit. Bahkan lebih bebas melakukan aksi kejahatan dengan tentu saja melibatkan orang dalam yang kuat.

Bukan hanya mafia migas yang mengemuka. Saat  ini Pertamina juga sedang menjalankan beberapa proyek strategis berskala besar di sektor energi, terutama di kilang minyak, petrokimia, dan energi hijau yang sangat sarat dengan penyimpangan dan potensi korupsi yang bisa mengakibatkan kerugian Negara.

Baca juga: KPK Ingatkan Banyak Indikasi Korupsi di NTT

Berikut adalah beberapa proyek raksasa Pertamina beserta perkiraan nilainya:

  1. Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP)
    RDMP bertujuan meningkatkan kapasitas dan kualitas produk di kilang-kilang Pertamina. Nilai proyeknya mencapai USD 48 miliar. Proyek ini mencakup: RDMP Balikpapan (USD 7,2 miliar)
  • RDMP Cilacap (dalam tahap kajian)
  • RDMP Balongan (USD 3,8 miliar)
  • RDMP Dumai (dalam perencanaan)
  • RDMP Plaju (dalam kajian)
  1. Proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban
    GRR Tuban adalah pembangunan kilang baru untuk meningkatkan produksi bahan bakar dan petrokimia. Nilainya sekitar USD 14 miliar.
  2. Proyek LNG & Gasifikasi Batu Bara (DME Project)
    Proyek ini bertujuan mengembangkan pemanfaatan gas alam dan batu bara menjadi produk turunan seperti DME (dimethyl ether) sebagai pengganti LPG. Nilainya sekitar USD 2,1 miliar.
  1. Proyek Pengembangan Energi Hijau & Biofuel
    Pertamina juga mengembangkan energi hijau, seperti:
    Green Refinery Cilacap dan Plaju (biodiesel dan bioavtur), nilai investasi USD 500 juta – 1 miliar.
    Pembangunan PLTS di berbagai lokasi.
    Pengembangan Hydrogen & Carbon Capture Storage (CCS).
  2. Proyek Petrokimia (Pertamina Rosneft & Chandra Asri)
    Kiln Petrokimia Tuban (kerja sama dengan Rosneft), investasi sekitar USD 3,5 miliar. Kemitraan dengan Chandra Asri dalam pengembangan petrokimia

Total nilai proyek-proyek strategis Pertamina saat ini diperkirakan mencapai lebih dari USD 70 miliar atau sekitar Rp 1.100 triliun.

Baca juga: Nelayan Minta Pemerintah Ungkap Limbah Hitam di Pantai Tablolong

Meskipun ISC dibentuk untuk menggantikan peran Petral dengan tujuan meningkatkan transparansi, kasus yang sedang diselidiki Kejagung menimbulkan pertanyaan apakah praktik mafia minyak masih terjadi di lingkungan Pertamina.

Saat ini, Kejagung mendalami bukti-bukti dan pihak-pihak yang terlibat dalam kasus ini. Saya berharap Kejaksaan Agung juga sudah mulai membidik potensi dugaan penyimpangan keuangan Negara dalam proyek-proyek raksasa Pertamina tersebut. Hal ini mengingat rakyat sangat menaruh harapan satu-satunya ke Kejaksaan karena aparat penegak hukum lain seperti Kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi diam seribu bahasa terkait kasus ini.

Pertamina memang harus berubah, harus diisi oleh orang yang profesional dan berani. Selama ini penegak hukum hanya mengejar mafia di tingkat pimpinan dan kepalanya saja. Padahal pelaku utamanya ada di tingkat eksekutor yaitu di anak perusahan bahkan cucu perusahan termasuk pimpinan proyek (project manager).

Anak dan cucu perusahan serta semua project manager ini harus diperiksa,  termasuk mengejar siapa komisaris dan direksinya, ganti semua yang tidak profesional apalagi disinyalir terlibat praktek korupsi dan mafia, ganti dengan orang-orang yang profesional dan punya reputasi bagus bekerja di perusahan minyak dan gas bumi di luar Pertamina misalnya dari perusahan EPC swasta,  baik asing maupun dalam negeri. Kalau itu tidak dilakukan, maka Pemerintahan Prabowo akan mengalami kegagalan yang sama dan kalah dari mafia minyak ini. Prabowo juga harus hati-hati mendengar para pembisik yang bisa saja informasinya salah atau bahkan pesanan para Mafia. [*]

Tags: #KejaksaanAgung#KorupsidiPertamina#MafiaMigas#MuhammadRizaChalid#OpiniKatongNTT#Pertamina#Petral#PresidenPrabowo
Tim Redaksi

Tim Redaksi

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Baca Juga

Tim Badan Gizi Nasional didampingi Kepala SMP Negeri 8 Kota Kupang, Maria Theresia Rosalina Sadinah Lana memberikan penjelasan resmi tentang keracunan massal siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang setelah mengkonsumsi makanan bergizi gratis pada 23 Juli 2025. (dok. katongntt).

Membaca Krisis MBG (Negara) dari Pinggir

by KatongNTT
16 Oktober 2025
0

MBG (Makanan Bergizi Gratis) adalah program unggulan Presiden Prabowo yang terlalu rapuh. Dengan dana begitu besar, desain program MBG bermasalah...

Beberapa contoh UMKM di NTT yang disebut Kadis Kemenparekraf sebagai salah satu hal yang bisa menarik wisatawan ke NTT (KatongNTT-Ruth)

Program Dukungan UMKM di Daerah Masih Sebatas Jargon

by KatongNTT
13 Oktober 2025
0

Laurensius Bagus, mahasiswa di Universitas Cokroaminoto, Yogyakarta. (KatongNTT) Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah terus menempatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati