• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Minggu, Oktober 19, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Kolaborasi Dekranasda Provinsi NTT

Nani Mesakh Seperempat Abad Fokus di Kacang Goyang, Raup Rp 5 Juta Sebulan

Tim Redaksi by Tim Redaksi
3 tahun ago
in Dekranasda Provinsi NTT
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Nani Mesakh, pelaku UMKM dengan produk Kacang Goyang dan Kacang Cookies merek Ibu Nani yang hasilkan hingga Rp5 juta per bulan. (Ruth - KatongNTT.com)

Nani Mesakh, pelaku UMKM dengan produk Kacang Goyang dan Kacang Cookies merek Ibu Nani yang hasilkan hingga Rp5 juta per bulan. (Ruth - KatongNTT.com)

0
SHARES
111
VIEWS

Kupang – Nani Mesakh berjualan kacang goyang sejak seperempat abad lalu. Dia mendapat resep dari ibunya beretnis Manado. Keinginannya untuk bisa memegang uang sendiri kala itu menggerakkan dia untuk berjualan kacang goyang.

“Jadi kebetulan dibekali oleh mama yang punya keterampilan yang cukup hebat. Mama bilang jikalau kamu mau berusaha, dicoba. Siapa tahu kamu berhasil,” kata perempuan dengan nama lengkap Sri Mulyani Mesakh ini.

BacaJuga

Produk 'Dosa', yang adalah cuka tradisional dari Rote, NTT (Ruth-KatongNTT)

Mengenal ‘Dosa’, Cuka Tradisional dari Rote, NTT

27 Mei 2023
Proses produksi garam di CV. Raja Baru milik Ferdinand Latuharu (Dok. CV. Raja Baru)

Pabrik Garam Ferdinand Latuheru Kesulitan Bahan Baku

21 Mei 2023

Dengan tekad, sokongan dari ibunya, Nani dengan modal Rp100 ribu mulai menjual kacang goyang. Tak disangka dia bertahan di usaha ini hingga sekarang.

Berbahan dasar kacang tanah yang diambil dari petani-petani di Kupang, Nani mulai membuat kacang goyang.

Baca juga: Yuk, Simak Kisah Inspiratif Weli Manafe Jalankan UMKM Sudah 13 Tahun

Kacang disangrai, kemudian dicampur dengan gula halus dengan takaran 1:1. Gulanya dibuat dalam tiga warna. Dua di antaranya diberi pewarna merah dan hijau.

Kacang kemudian dibalut gula, dengan cara digoyang. Itulah sebabnya diberi nama Kacang Goyang.

Selanjutnya, kacang siap dikemas. Awalnya, kemasan yang ia pakai hanya menggunakan plastik mika. Kemudian dijual di satu toko oleh-oleh di Kupang.

Namun di 2021 ketika Covid-19 menyerang manusia, penjualan kacang goyang pun terpaksa berhenti selama dua tahun. Barulah di 2022, Nani mulai kembali fokus dan memperbagus kemasan produknya. Dia pun membentuk UMKM NICANTRIDES. Nicantrides sendiri diambil dari nama keempat anaknya, Niki, Cantika, Trian, dan Desvor.

Produl Kacang Goyang dan Kacang Cookies Ibu Nani (Ruth - KatongNTT.com)
Produl Kacang Goyang dan Kacang Cookies Ibu Nani (Ruth – KatongNTT.com)

 

Nani membuat satu produk baru yang masih dengan berbahan dasar kacang tanah.

“Kacang cookies, jadi ada campuran cokelat. Karena saya lihat orang lebih suka makan yang ada kandungan cokelat, jadi saya buat kacang cookies ini,” jelas perempuan 43 tahun ini.

Prediksinya tidak meleset, kacang cookies buatannya disukai banyak masyarakat.

Kacang yang disangrai, kemudian dihancurkan dan dicampurkan dengan bubuk cokelat dan telur, baru kemudian dioven ini rasanya gurih. Maknyus dengan rasa manis dari gula.

“Pokoknya rasanya ingin tambah lagi,” kata Nani sambil tertawa.

Dengan hadirnya produk baru, Nani mulai mendaftarkan produknya untuk mendapat hak kepemilikan.

Baca juga: Kisah Octo Bertahan di Bisnis Camilan NTT Setelah Kehilangan Istri dan “Isabela”

“Awalnya ini namanya Kacang Goyang Kelimutu karena warna putih, merah, hijau. Produksinya kan di NTT walau ini makanan khas Manado. Tapi disarankan jangan pakai nama tempat, dan nama orang lain. Jadi saya pakai nama saya sendiri. Kacang Goyang Ibu Nani,” jelasnya.

Makanannya yang tanpa bahan kimia itu pun diterima oleh BPOM dan Halal.

Untuk kemasan, Nani memesannya dari luar.Bahan, desain, dan harga lebih murah didapat dari luar dibandingkan dari NTT sendiri.

“Karena di sini hanya print baru tempel stikernya di kemasan plastik begitu. Kalau ini tidak. Langsung. Terus bahannya lebih tebal, tapi lebih murah,”ujar ibu empat anak ini.

Meski perkembangan UMKM di NTT makin banyak, namun ketiadaan pabrik ataupun perusahaan yang bisa menyuplai kebutuhan pelaku UMKM membuat perkembangan UMKM tak pesat.

Nani menyebut, kemasan jadi satu aspek penting dalam pemasaran satu produk.

“Rasa itu kedua. Yang pertama orang lihat itu kemasan. Kalau kemasan keren, orang pasti tertarik mau beli,” ujarnya.

Inilah yang membuat pemasarannya sejak dulu hanya ada pada satu toko. Kini, produknya sudah masuk ke beberapa toko oleh-oleh. Pendapatannya bisa mencapai Rp 5 juta per bulan.

Untuk mengembangkan produknya, Nani beberapa kali mengikuti pelatihan di Dekranasda NTT. Walau sudah 25 tahun menjalani bisnis ini, dia memastikan akan tetap menekuni usaha ini.

“Ada anak-anak yang masih jadi tanggungan saya. Kebetulan Desember 2022 kemarin bapak sudah meninggal, jadi saya harus tetap bertahan dengan ini,” tandasnya. *****

Tags: #DekranasdaNTT#Kacanggoyang#NaniMesakh#UMKMNicantrides"#UMKMNTT
Tim Redaksi

Tim Redaksi

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Baca Juga

Produk 'Dosa', yang adalah cuka tradisional dari Rote, NTT (Ruth-KatongNTT)

Mengenal ‘Dosa’, Cuka Tradisional dari Rote, NTT

by Tim Redaksi
27 Mei 2023
0

Produknya ia beri nama Dosa, yang berasal dari bahasa Rote, yang artinya Cuka. “Tujuannya hanya untuk memperkenalkan saja kalau kami...

Proses produksi garam di CV. Raja Baru milik Ferdinand Latuharu (Dok. CV. Raja Baru)

Pabrik Garam Ferdinand Latuheru Kesulitan Bahan Baku

by Tim Redaksi
21 Mei 2023
0

“Sebelumnya itu bahan baku dari tahun lalu bisa bertahan sampai sekarang,” ujar laki-laki yang pernah mengikuti pendidikan di PT. Garam...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati