
Pertamina Tambah Kuota Pertalite, Solar, dan Minyak Tanah di NTT
Kupang – Pertamina telah menambahkan kuota bahan bakar minyak (BBM) untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2023 .
Kuota BBM jenis Pertalite dari 0,35 juta kiloliter (kl) kini bertambah menjadi 0,47 juga kl. Solar yang disalurkan untuk Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kuotanya bertambah dari 0,17 juta kl menjadi 0,18 juta kl.
Minyak tanah yang sebelumnya mengalami gejolak di akhir 2022 juga mendapat kuota tambahan.
Baca juga: Pembelian Solar di NTT Wajib Gunakan QR Code
“Sebelum ditambah itu kan kita cuman dapat 105 ribu kl ditambah waktu gejolak itu menjadi 108 ribu kl. Untuk 2023 itu menjadi 109 ribu kl,” kata Sales Area Manager Pertamina NTT, Ahmad Tauhir, Kamis 9 Maret 2023.
Pertumbuhan NTT juga dinilai tidak drastis secara ekonomi dari 2021 hingga 2022. Penyesuaian kuota BBM kali ini berdasarkan hal tersebut dan diproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Khusus solar telah diberlakukan pembelian menggunakan QR Code setelah pengendara mendaftar di subsidi tepat.mypertamina.id dengan syarat KTP, STNK dan juga foto mobilnya.
Konsumsi solar puncaknya biasa terjadi pada Agustus. Menurut data di tahun sebelumnya untuk solar bisa mencapai 511 kl per hari.
Biasanya di semester kedua dan puncaknya Agustus penyalurannya paling tinggi dalam satu tahun. Tapi selama ini kuota, baik Pertalite maupun Solar cukup.
Baca juga: Pasca Longsor di Takari, Pertamina Alihkan Distribusi BBM Melalui Atapupu
“Memang fluktuatif, mungkin tergantung dengan cuacanya atau efek longsor Takari lagi. Biasanya kondisi ini membuat konsumsi BBM juga ikut turun ya,” tambahnya.
Ia menjelaskan, sebelumnya yang mengalami kekurangan adalah minyak tanah sehingga kuotanya ditambah di akhir tahun.
“Jadi minyak tanah ini kita tambah meskipun tidak besar. Semoga ini cukup,” ujarnya.
Pada prinsipnya, kata dia, Pertamina akan mendukung Provinsi NTT yang mayoritas ekonominya didorong oleh sektor pertanian.
“Pertanian adalah sektor untuk penggunaan BBM dipermudah, bisa hanya lurah yang memberikan rekomendasi untuk mendapatkan BBM penugasan,” ungkap dia.
Dia menyarankan, bila terjadi kendala di lapangan terkait permintaan BBM bisa langsung dikoordinasikan dengan pihak Pertamina. (Putra Bali Mula)