Kupang – Perilaku menyimpang Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Lembata mencapai 321 orang termasuk dilakukan anak-anak. Mereka berbuat demikian karena terpengaruh faktor pergaulan.
Nefri Eken Pemerhati HIV/AIDS di Kabupaten Lembata menyebut perilaku LSL di Lembata ini tergolong tinggi.
“Ada anak yang orientasinya itu heteroseksual tetapi karena dibentuk oleh biseksual ini dia bisa putus dengan ceweknya itu dengan alasan pacaran dengan cewek itu rugi,” ungkap Nefri saat dihubungi Kamis 7 Desember 2023.
Baca juga : Muncul Ratusan Pekerja Seks Anak di Lembata, Keluarga Jadi Faktor Penyebab
321 LSL ini, kata dia, terdiri dari kalangan anak-anak sekolah maupun gay dan biseksual. Biseksual sendiri secara massif memiliki pelanggan anak-anak lelaki.
Sedangkan ada anak-anak lelaki di Lembata yang bersedia dipelihara oleh oknum gay dan biseksual karena lebih menguntungkan secara ekonomi. Mereka sampai diberikan motor gratis.
“Jadi LSL di Lembata termasuk tinggi,” kata dia.
Baca juga : 218 Pekerja Seks Anak di Lembata, Punya Grup Online Sampai Dijual Pacar Sendiri
Memang setiap orang mempunyai orientasi seksualnya masing-masing, sebut Nefri, akan tetapi tidaklah perlu mengorbankan anak-anak dengan cara demikian.
“Karena diiming-imingi uang, janji ada sesuatu yang dikasih, akhirnya tidak tahu mereka bisa mengidap HIV,” tukasnya.
Ia menceritakan ada anak yang tamat SMP dengan positif HIV stadium 4. Kondisinya itu mengakibatkan anak itu sempat pingsan di saat menerima pengumuman kelulusan.
Baca juga : Ratusan Anak NTT Alami Kekerasan Seksual, UU TPKS Dinilai Tak Efektif
“Dia dipelihara oleh gay. Satunya sudah meninggal karena HIV dan sekarang dia dengan biseksual yang mana juga positif HIV,” tambah dia.
Menurut dia, beberapa anak-anak dan remaja kadang dibayar dengan rokok atau uang Rp 20 ribu, kadang pula ia diberi minuman keras.
Faktor lingkungan atau pergaulan dan keuntungan secara ekonomi ini akhirnya membuat anak-anak ini terbiasa dan tidak lagi tertarik dengan lawan jenis.
Baca juga : Indeks Ketimpangan Gender di NTT Turun
“Dia heteroseksual yang sudah tidak tertarik lagi sama cewek dan berubah perilaku karena lingkungannya itu,” lanjutnya.
Ia juga sebagai psikolog seksual memberi konseling terhadap anak tersebut karena mempunyai pengalaman seperti itu.
Selain LSL, kata Nefri, di kabupaten Lembata juga diketahui ada 9 orang yang berperilaku Perempuan Seks Perempuan atau (PSP). ***