Kupang – Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang menetapkan status kebakaran di TPA Alak dari ‘siaga’ menjadi ‘tanggap darurat’ setelah hampir sebulan mengalami kebakaran.
Kebakaran itu dimulai 13 Oktober 2023 sekitar pukul 14.20 WITA di lahan seluas 4,3 hektare. Kini 80 persen TPA Alak mengalami kebakaran yang menimbulkan asap setiap saat. Area Pelabuhan Tenau dan Bolok, juga wilayah Kabupaten Kupang ikut terdampak asap yang dibawa angin dari TPA Alak.
Baca juga : Warga Minta Aktivitas TPA Alak Berhenti Sampai Kebakaran Teratasi
Pada 23 sampai 28 Oktober 2023, warga yang geram dengan keadaan itu pun memblokade TPA Alak. Mobil-mobil pengangkut sampah tak diizinkan masuk bila kebakaran itu tak diselesaikan Pemkot Kupang.
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang menyebut 891 warga terdampak dan ada yang mengalami ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Kupang, Ricko Umar, menyebut dengan penetapan status tanggap darurat di 3 November 2023 ini maka TNI, Polri dan seluruh stakeholder dapat terlibat dalam penanganan bersama.
Baca juga : Riwayat Kebakaran di TPA Alak Yang Memuakkan
Status ini berlaku 14 hari ke depan dan bisa diperpanjang lagi bila penanganannya tak membuahkan hasil.
Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi NTT, Ayodhia Kalake, dan Pj Wali Kota Kupang, Fahrensy Funay, turut memantau TPA Alak 2 hari setelah status tersebut ditetapkan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Kupang, Orson Genes Nawa, menyebut Ayodhia ingin pemadaman terus dilanjutkan dan meminta surat keputusan (SK) soal penetapan status kebakaran TPA Alak.
Baca juga : Riset Bawaslu, Malaka Paling Rawan Konflik di Indonesia
“Untuk meminta bantuan pemerintah pusat terkait dengan penanganan kebakaran dan pengembangan pengelolaan sampah di TPA Alak,” jelas dia.
Sementara asap kebakaran TPA Alak yang dihirup warga secara terus-menerus bisa berdampak berkepanjangan pada kesehatan seperti terjadinya kanker.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, Retnowati, masalah ini berbahaya bila dibiarkan berlarut karena hal tak diinginkan itu mungkin terjadi.
Baca juga : Malaka Terbanyak Penjual Orang di NTT
“Tidak hanya ISPA saja, bisa berakibat penyakit lainnya seperti kanker. Namun itu jangka panjang bila terus dihirup masyarakat,” ujar Retnowati, Senin 6 November 2023.
Pihaknya sendiri sudah mengerahkan tenaga puskesmas selama seminggu sekali untuk patroli ke rumah warga. Ada posko yang juga dibuka di kantor kelurahan untuk mendapat pelayanan kesehatan. ****